Advertisement
Tak Lagi Jadi Menteri, Susi Jadi Pembicara Forum Kelautan di Jepang

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Setelah tak menjabat Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti aktif dalam kegiatan terkait dengan sektor yang pernah dipimpinnya tersebut.
Sebagai Founder Pandu Laut Nusantara, komunitas pencinta dan penjaga laut nusantara, Susi diundang menjadi salah satu pembicara dalam forum global Leading Women for the Ocean yang digelar di Yokohama, Jepang, 5–6 November 2019.
Advertisement
Selama rangkaian acara Leading Women for the Ocean, Susi rencananya akan berbicara dalam dua sesi acara. Menteri Kelautan dan Perikanan RI periode 2014–2019 itu akan membagi gagasan dan pengalamannya menjaga dan melestarikan sumber daya laut dan perikanan Indonesia dan global.
Leading Women for the Ocean merupakan platform yang didirikan oleh Akie Abe, istri Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe dan Maria Damanaki, terdiri dari pimpinan perempuan di seluruh dunia yang memiliki perhatian khusus terhadap kesehatan dan keberlanjutan laut. Leading Women for the Ocean bertujuan mengumpulkan pemimpin perempuan dari seluruh dunia untuk mendorong aksi yang konkret untuk menyehatkan laut.
“Saya diundang Akie Abe untuk berbicara dalam forum Leading Women for the Ocean. Saya juga diminta untuk bergabung sebagai anggota Leading Women for the Ocean tersebut,” kata Susi, mengutip keterangan resmi, Selasa (5/11/2019).
Susi dinilai sebagai tokoh kelas dunia yang aktif memperjuangkan kelestarian laut dan tata kelola yang baik di sektor perikanan nasional dan global. Saat menjadi menteri, Susi banyak melakukan terobosan dengan mengeluarkan kebijakan-kebijakan kunci berbasis tiga pilar yang menjadi trademark-nya, yakni kedaulatan, keberlanjutan, dan kesejahteraan.
Salah satu kebijakan Susi yang paling terkenal adalah memberantas penangkapan ikan ilegal (illegal, unreported, unregulated/IUU fishing) diiringi penenggelaman kapal pelaku kejahatan. Selama periode 2014 – 2019, tercatat 556 kapal ikan ilegal, baik domestik maupun asing ditenggelamkan. Catatan tersebut menjadi yang terbanyak sepanjang sejarah Indonesia untuk satu periode rezim kepemimpinan.
Kebijakan tersebut dianggap mampu menyuburkan kembali perairan Indonesia yang sebelumnya mengalami overfishing akibat maraknya pencurian ikan. Melonjaknya stok ikan di perairan Indonesia akan berdampak langsung pada meningkatnya konsumsi ikan masyarakat serta kesejahteraan nelayan dan masyarakat pesisir.
Selama ini, Susi aktif berbicara di forum-forum internasional untuk menginisiasi dan mengkampanyekan secara konsisten hak asasi manusia yang bekerja di laut, hak laut untuk tidak dieksploitasi berlebihan, transparansi penangkapan ikan melalui platform global fishing watch, dan menjaga laut dari sampah plastik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Ulang Tahun ke-90, Dalai Lama Ingin Hidup hingga 130 Tahun
- Kementerian HAM Menjadi Penjamin Pelaku Persekusi Retret, DPR Bertanya Alasannya
- Kementerian Sosial Pastikan Pembangunan 100 Sekolah Rakyat Dimulai September 2025
- KPK akan Pelajari Dokumen Terkait Kunjungan Istri Menteri UMKM ke Eropa
- Donald Trump Ingin Gelar UFC di Gedung Putih
Advertisement

Kasus Mas-mas Pelayaran: Polisi Tegaskan Driver Ojol Pengantar Makanan Hanya Telat 5 Menit
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Tim SAR Gabungan Temukan 1 Jenazah KMP Tunu Pratama Jaya
- Terjerat Dobel Kasus Korupsi, Kadinkes Karanganyar Nonaktif Purwati Kembali Jadi Tersangka
- Tujuh Hari Belum Ditemukan, Operasi Pencarian Nelayan Tenggelam di Pantai pangandaran Dihentikan
- Ulang Tahun ke-90, Dalai Lama Ingin Hidup hingga 130 Tahun
- Banjir Terjang Mataram, Ratusan Rumah Terendam
- Banjir di Kawasan Puncak Bogor, Satu Orang Meninggal Dunia dan 2 Masih Hilang
- Menlu Inggris David Lammy Janjikan Dukungan untuk Suriah
Advertisement
Advertisement