Advertisement
Prabowo Masuk Kabinet, AJI: Prabowo Tidak Bersahabat dengan Media
Presiden Joko Widodo melakukan pertemuan dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto usai di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (11/10/2019). - ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Pengangkatan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menjadi menteri pertahanan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam kabinet pemerintahan periode 2019-2024 mendapat tanggapan dari Ketua Aliansi Jurnalis Indonesia (AJI) Indonesia Abdul Manan.
Manan menilai, sikap anti terhadap media yang selama ini ditunjukkan Prabowo dikhawatirkan akan disalurkan menjadi sebuah kebijakan ketika sudah memiliki otoritas sebagai menteri.
Advertisement
Dia juga mengungkapkan, masuknya Prabowo ke dalam kabinet pemerintahan Jokowi bukan menjadi angin segar bagi dunia pers. Manan masih mengingat sikap Prabowo yang begitu anti terhadap media saat berkampanye pada pemilihan presiden (Pilpres) 2019 sebagai calon presiden.
"Dia kan sering melontarkan pernyataan-pernyataan yang sebenarnya tidak bersahabat. Dia melarang beberapa media itu tidak mau diwawancarai beberapa media seperti Jakarta Post, Metro TV," ungkap Manan dalam sebuah diskusi di Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Jakarta pada Selasa (22/10/2019).
BACA JUGA
"Dia juga mempersoalkan mendorong masyarakat jangan mempercayai media. Karena gara-gara media massa pada waktu itu menulis jumlah yang ikut reuni 212 itu tidak sesuai harapan dia," sambungnya.
Manan menilai apabila sikap Prabowo seperti itu tidak hilang, meskipun telah menjadi Menhan, dikhawatirkan akan mempersempit kebebasan pers. Dia melanjutkan, jika pada proses kampanye Prabowo tidak memiliki kekuatan untuk menggerakan aparat hukum, justru ketika sudah menjadi menteri akan mudah mempersempit ruang gerak media melalui kebijakan.
"Tapi begitu dia jadi menteri, apalagi menteri pertahanan akan berbahaya kalau dia misalnya kemarahannya itu tidak hanya disampaikan dengan lisan tapi disampaikan melalui kebijakan," katanya.
"Meminta aparat penegak hukum misalnya. Bertindak secara represif terhadap media," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : suara.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Soal Ritel Besar, Kemenko PM Susun Pemerataan Rantai Bisnis yang Adil
- Rumah Tua di Kawasan Pecinan Semarang Kubur 5 Panghuninya, 1 Orang MD
- Wabah Flu Burung Jerman Berpotensi Menyebar ke Negara Tetangga Eropa
- Diguyur Hujan Deras, Semarang Kembali Banjir
- Tokoh hingga Sultan dari Berbagai Daerah Mendeklarasikan FKN
Advertisement
PDIP Gelar Merah-Muda Fest 2025 di Jogja, Catat Tanggalnya
Advertisement
Desa Wisata Adat Osing Kemiren Banyuwangi Masuk Jaringan Terbaik Dunia
Advertisement
Berita Populer
- Korut Uji Coba Rudal Baru Jelang Kunjungan Presiden AS Donald Trump
- Tebing Gunung Madu Longsor Mengancam Akses Vital di Boyolali
- 566 Lulusan STTKD Siap Mengudara, Banyak Sudah Direkrut Sebelum Wisuda
- Terlibat Kecelakaan, Pelajar di Wonogiri Meninggal Dunia
- Sampah Pakaian Berisiko Memunculkan Mikroplastik, Ini Alasannya
- Cek Harga Sembako Hari Ini, Cabai Rp39 Ribu, Telur Rp31 Ribu
- Hamas Bantah Tudingan Israel Soal Serangan di Gaza
Advertisement
Advertisement



