Advertisement
Jadi Target Serangan Bom Bunuh Diri, Ini Lokasi di Solo yang Diperketat Pengamanannya
Advertisement
Harianjogja.com, SOLO-- Jogja dan Solo disebut polisi menjadi target serangan bom bunuh diri oleh teroris.
Meski belum diketahui target lokasi terorisme di Kota Solo, Polresta Solo mulai memperketat keamanan di lokasi-lokasi vital Kota Solo.
Advertisement
Hal itu disampaikan Kapolresta Solo, AKBP Andy Rifai, saat ditemui Solopos.com-jaringan Harianjogja.com di ruang kerjanya, Selasa (15/10/2019) siang. Menurutnya, lokasi yang diantisipasi seperti rumah ibadah, perkantoran, tempat keramaian, hingga markas kepolisian. Dia menjelaskan beberapa kali Kota Solo menjadi sasaran teroris sehingga persoalan terorisme sudah diantisipasi sedemikian rupa.
“Anggota kami yang di lapangan sudah saya minta untuk meningkatkan kewaspadaannya. Kota Solo menjadi sasaran teroris tidak ada kaitannya dengan pelantikan Presiden pekan ini,” ujar mantan Kapolres Sukoharjo itu.
Dia menambahkan razia di seluruh akses masuk Kota Solo akan diperketat saat siang atau malam. Selain itu, patroli gabungan ke seluruh wilayah di Kota Solo juga dioptimalkan.
Andy menjelaskan pengamanan rumah Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah dikoordinasikan dengan jajaran TNI. Pengamanan terbagi dalam tiga ring, yakni pengamanan pertama oleh Paspampers, sedangkan ring kedua dan tiga dilakukan oleh jajaran pengamanan satuan wilayah.
Abu Zee sendiri merupakan tersangka kasus tindak pidana terorisme yang diamankan Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror di Bekasi pada 27 September 2019 lalu, bersama delapan tersangka teroris JAD lainnya.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengungkapkan bahwa Tim Densus 88 Antiteror telah mengamankan 22 tersangka tindak pidana terorisme jaringan Abu Zee selama periode 10-14 Oktober 2019 yang sudah memiliki rencana matang untuk melakukan amaliyah bom bunuh diri di Yogyakarta dan Solo.
"Jadi, jika 22 pelaku terorisme ini tidak diamankan, mereka akan melakukan bom bunuh diri di Solo dan Jogja. Maka dari itu, Densus 88 bergerak cepat sesuai dengan fakta hukum itu," tuturnya, Senin (14/10/2019).
Kendati demikian, menurut Dedi, Tim Densus 88 Antiteror belum menemukan fakta hukum bahwa kelompok teroris jaringan Abu Zee tersebut punya rencana meneror pelantikan Presiden dan Wakil Presiden pada 20 Oktober 2019 nanti.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Solopos.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Erupsi Lagi, Gunung Semeru Semburkan Awan Panas Guguran
- Ini Profil Keseharian Harvey Moeis Suami Sandra Dewi yang Terseret Korupsi PT Timah
- Perbaikan Jalur Pantura Demak-Kudus Ditarget Rampung Sebelum April 2024
- Gugatan Sengketa Pilpres, Mahfud MD Serukan Kembalian Maruah MK
- PGI Meminta Agar Kasus Kekerasan di Papua Diusut Tuntas
Advertisement
Advertisement
Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII
Advertisement
Berita Populer
- Hakim Konstitusi Arief Hidayat Tak Terbukti Melanggar Kode Etik
- Masjid Agung Kota Bogor Diresmikan, Begini Kemegahannya
- Daop 2 Siapkan 24 Lokomotif-244 Kereta untuk Angkutan Lebaran 2024
- Viral Polisi Tembak dan Serang DC, APPI Jelaskan Duduk Permasalahannya
- Pemulangan Enam Jenazah ABK WNI dari Jepang Dilakukan Bertahap
- Tiga Hari Hilang, 6 Orang Korban Ambruknya Jembatan Baltimore Belum Ditemukan
- Kejagung Bongkar Kasus Korupsi PT Timah Menyeret Harvey Moeis, Ini Komentar Kementerian BUMN
Advertisement
Advertisement