Advertisement
Keberhasilan Cukai Kantong Plastik dalam Mengatasi Masalah Sampah Diragukan
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA – Pengenaan cukai kantong plastik untuk mengatasi masalah pengelolaan sampah ternyata masih tidak efektif bagi beberapa pihak.
Direktur Sustainable Waste Indonesia (SW) Dini Trisyanti mengatakan pemerintah seharusnya menerbitkan kebijakan yang dapat membantu pembiayaan pengelolaan sampah.
Advertisement
“Ketika membuang sampah seharusnya di-charge sesuai yang dia buang, ketimbang dia di-charge sebelum mengonsumsi sesuatu. Jadi, saya meragukan efisiensi dia [cukai kantong plastik] menyelesaikan permasalahan sampah,” katanya belum lama ini.
Dini menilai pengenaan cukai kantong plastik tidak akan menyelesaikan sampah karena masih dilihat secara parsial.
Sementara itu, Secretary General Indonesian Plastics Recyclers (IPR) Wilson Pandhika mengatakan pengenaan cukai pada kantong plastik tidak memiliki kaitan dengan perbaikan manajemen sampah. Wilson mengatakan perbaikan pengelolaan dan manajemen sampah akan jauh lebih efektif dalam meningkatkan tingkat penumpulan sampah dan daur ulang.
Menurutnya, dampak dari kebijakan yang melarang penggunaan plastik secara tidak langsung membunuh tatanan ekonomi sirkuler yang sudah terbentuk. “Ini akan menimbulkan hambatan di proses-proses sebelumnya, malah sampah kantong keresek tidak akan ada yang kumpulkan," katanya.
Direktur Industri Kimia Hilir Kementerian Perindustrian Taufik Bawazier sebelumnya mengatakan industri daur ulang telah menghasilkan 1 juta ton bijih plastik yang digunakan kembali. Adapun, nilai ekspor industri daur ulang plastik pada tahun ini ditargetkan mencapai US$441 juta atau naik 19,18% dari realisasi tahun lalu senilai US$370 juta.
Taufik menilai salah satu penyelesaian masalah sampah nasional adalah mengubah definisi sampah pada Undang-Undang (UU) No. 18/2018. Menurutnya, harus ada penambahan kalimat “yang tidak memiliki nilai ekonomi lagi” pada definisi sampah. Namun, Taufiek enggan berkomentar mengenai pengenaan cukai pada kantong plastik saat dikonfirmasi.
Adapun produsen plastik, PT Panca Budi Idaman Tbk. (PBID), menyatakan pengenaan cukai pada kantong plastik tidak akan berpengaruh besar pada proses produksi perseroan. Pasalnya, sebagian besar plastik yang dihasilkan PBID merupakan plastik food grade berbahan polypropylene (PP) dan polyethylene (PE), sedangkan kantong plastik high density polyethylene (HDPE) hanya berkontribusi sekitar 10%-20%.
Direktur PBID Lukman Hakim mengatakan orientasi plastik perseroan adalah untuk menampung makanan dengan suhu tinggi. Dengan kata lain, perseroan akan tetap memproduksi plastik berbahan PP maupun PE walaupun cukai yang dikenakan akan lebih tinggi dibandingkan plastik berbahan oxodegradable (oxo) maupun biodegradable (bio).
“[Plastik oxo dan bio] itu tidak tahan panas. Kalau tukang bakso tidak bisa pakai [plastik] biodegradable bagaimana?” ujarnya kepada Bisnis, Minggu (6/10/2019).
Lukman mengatakan penggunaan plastik foodgrade masih tinggi di dalam negeri lantaran jumlah pelaku industri IKM dan pasar tradisional yang besar. Selain itu, penggunaan plastik foodgrade juga didorong oleh pertumbuhan pemesanan makanan dan minuman secara daring.
Namun demikian, Lukman menyatakan implementasi cukai tersebut dapat menggerus kontribusi kantong plastik HDPE perseroan. Menurutnya, perseroan akan menambah kapasitas produksi plastik bio jika cukai plastik diterbitkan.
“Kami belum terlalu pelajari dampaknya ke depan bagaimana, tapi bisa mengurangi [produksi] kantong plastik yang HDPE,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
- Luar Biasa! Sikat Korsel, Indonesia Cetak Sejarah ke Semifinal Piala Asia U-23
- Indonesia Gagal Pertahankan Keunggulan, Pertandingan Lanjut ke Extra Time
- Profil Rafael Struick, Pemborong Dua Gol ke Gawang Korsel di Piala Asia U-23
- Struick Borong Gol, Timnas U-23 Unggul 2-1 Atas Korsel di Babak Pertama
Berita Pilihan
- Meningkatkan Perlindungan dari Penyakit Menular, Jemaah Calon Haji Disarankan Vaksin
- Dugaan Pelanggaran Wewenang, Wakil Ketua KPK Laporkan Anggota Dewas
- 66 Pegawai KPK Pelaku Pungutan Liar di Rumah Tahanan Dipecat
- Wapres Maruf Amin Sebut Tak Perlu Ada Tim Transisi ke Pemerintahan Prabowo-Gibran
- WhatsApp Bocor, Israel Dikabarkan Gunakan Data untuk Serang Rumah Warga Palestina
Advertisement
Advertisement
Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali
Advertisement
Berita Populer
- Menhub Kunker ke Jepang: Indonesia Tingkatkan Kerja Sama Bidang Transportasi
- Pejabat Kementerian ESDM Diperiksa Terkait Korupsi Timah Triliunan Rupiah
- Wakil Presiden Dijadwalkan Membuka Rakernas Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting
- Jamaika Resmi Mengakui Kedaulatan Palestina
- Anies-Muhaimin Hadir di Penetapan KPU, Pakar UGM: Ada Peluang Ikut Koalisi Prabowo
- Meningkatkan Perlindungan dari Penyakit Menular, Jemaah Calon Haji Disarankan Vaksin
- Wanita 60 Tahun Lolos ke Kontes Miss Argentina karena Tampak Awet Muda
Advertisement
Advertisement