Advertisement
Jepang Kecam Peluncuran Rudal Korea Utara
Advertisement
Harianjogja.com, TOKYO— Korea Utara diduga telah menembakkan rudal balistik dari sebuah kapal selam, hanya beberapa jam setelah Pyongyang mengatakan akan melanjutkan pembicaraan nuklir dengan Amerika Serikat (AS).
Pejabat Korea Selatan mengatakan sebuah rudal yang diluncurkan di dekat pelabuhan Wonsan terbang sekira 450 km dan mencapai ketinggian 910 km, sebelum mendarat di Laut Jepang. Jika dikonfirmasi, insiden itu akan menjadi peningkatan yang signifikan dari uji coba rudal jarak pendek yang telah dilakukan Korea Utara sejak Mei.
Advertisement
Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe mengecam keras peluncuran misil balistik yang dilakukan oleh Korea Utara, Rabu (2/10/2018). Shinzo mengatakan peluncuran itu dinilai melanggar resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
PM Abe mengatakan Pyongyang telah meluncurkan dua peluru kendali balistik. Peluncuran itu terjadi sehari setelah Korea Utara mengumumkan akan mengadakan pembicaraan tingkat kerja dengan Amerika Serikat pada akhir pekan. Tindakan Pyongyang itu adalah pelanggaran resolusi Dewan Keamanan PBB yang melarang Korea Utara dari penggunaan teknologi rudal balistik.
Hanya beberapa jam sebelumnya, Pyongyang mengatakan pembicaraan denuklirisasi dengan Washington akhirnya akan dilanjutkan akhir pekan ini. Negosiasi antara kedua negara terhenti sejak KTT Hanoi antara Presiden AS Donald Trump dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un pada Februari berakhir tanpa kesepakatan.
Dilaporkan BBC, Dewan Keamanan Nasional Korea Selatan menyatakan keprihatinan yang kuat tentang uji coba itu. Kantor berita Yonhap melaporkan bahwa badan itu mengatakan pihaknya "mempertimbangkan kemungkinan" bahwa proyektil tersebut adalah rudal balistik yang diluncurkan dari kapal selam (SLBM).
Laporan pertama datang pada dini hari ketika pihak berwenang melaporkan bahwa dua rudal diluncurkan, dengan setidaknya satu di antaranya mendarat di perairan Jepang. Itu merupakan uji coba rudal ke-11 dari Korea Utara pada tahun ini, tetapi pihak berwenang telah menyatakan keprihatinan khusus pada jangkauan yang jelas dan kemampuan rudal yang satu ini.
Korea Utara telah mengembangkan teknologi rudal balistik yang diluncurkan kapal selam untuk beberapa waktu sebelum menghentikan semua pengujian rudal jarak jauhnya. Uji coba SLBM terakhir Korea Utara diperkirakan terjadi pada Agustus 2016, bahkan sebelum Presiden Trump berkuasa.
Dua tahun kemudian Presiden Trump dan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un membuat sejarah dengan menjadi presiden AS dan pemimpin Korea Utara pertama yang bertemu. Namun terlepas dari dua pertemuan tatap muka lebih lanjut, hanya ada sedikit kemajuan menuju kesepakatan tentang apa yang harus dilakukan tentang kemampuan nuklir Korea Utara
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
- Gedung Hubdam Kodam IV Diponegoro Semarang Terbakar, Ini Total Kerugian
- Kisah Sukses Umbul Pelem Klaten, dari Ladang Cenil sampai Jadi Wisata Favorit
- Kemenhub Tambah Kuota Mudik Gratis dengan Bus untuk 10.000 Orang, Yuk Daftar!
- Sosok Irfan Jauhari, Winger Lincah Persis Solo yang Sumbang Emas SEA Games 2023
Berita Pilihan
- Siap-Siap! Desain Paspor Bakal Berubah Tahun Ini
- Sempat Ditangkap, Jambret di Jaksel Kabur Pakai Mobil Patroli Polisi
- Erupsi Lagi, Gunung Semeru Semburkan Awan Panas Guguran
- Ini Profil Keseharian Harvey Moeis Suami Sandra Dewi yang Terseret Korupsi PT Timah
- Perbaikan Jalur Pantura Demak-Kudus Ditarget Rampung Sebelum April 2024
Advertisement
Kembali Tampil di Pilkada Gunungkidul Tahun Ini, Ini Gagasan yang Diusung Sutrisna Wibawa
Advertisement
Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII
Advertisement
Berita Populer
- Mudik Lebaran, Diskon Tarif Tol Dipatok Maksimal 20 Persen
- Erupsi Lagi, Gunung Semeru Semburkan Awan Panas Guguran
- Kecelakaan Gerbang Tol Halim, Pengemudi Truk Jadi Tersangka
- Puan Maharani Menegaskan Partai Pemenang Pemilu Berhak Dapat Kursi Ketua DPR
- Patahan Pemicu Gempa Membentang dari Jawa Tengah hingga Jawa Timur, BRIN: Di Dekat Kota-Kota Besar
- Syahrul Yasin Limpo Minta Pindah Tahanan, KPK: Rutan Sudah Terstandardisasi
- BMKG: Waspadai Potensi Hujan Badai di Indonesia
Advertisement
Advertisement