Advertisement
Dosen & Peneliti Sesalkan Pembungkaman Kaum Terpelajar
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA -- Sekelompok pengajar perguruan tinggi dan peneliti yang menamakan diri Aliansi Akademisi Indonesia menyerukan kepada kaum intelektual untuk menolak sejumlah RUU kontroversial.
"Mendukung proses demokrasi dan turut melawan berbagai bentuk penindasan adalah tugas utama kaum terpelajar. Karena itu, melihat betapa bermasalahnya negara ini diurus, kami mendukung aksi-aksi demonstrasi yang dilakukan oleh mahasiswa dan kelompok masyarakat lainnya beberapa hari belakangan ini di berbagai kota di Indonesia," kata Dosen Universitas Padjadjaran Justito Adiprasetio, salah satu anggota Aliansi Akademisi Indonesia, dalam siaran pers, Minggu (29/9/2019).
Advertisement
Di kala warga akademisi harus bersuara, Justito menyebutkan watak anti-intelektual dan anti-demokrasi justru ditunjukkan oleh birokrasi kampus. Dia mencontohkan sejumlah perguruan tinggi mengancam mahasiswa yang mengikuti demonstrasi.
"Beberapa kampus lain tertangkap basah main aman, memberi izin tapi meminta mahasiswa tidak mengaitkan kegiatannya dengan nama kampus," ujarnya.
Aliansi Akademisi Indonesia menyayangkan upaya pembungkaman terhadap sikap kritis kaum terpelajar. Justito mengingatkan bahwa demokasi menuntut masyarakat bersikap kritis dan bebas berekspresi, termasuk dengan aksi turun ke jalan.
"Tanpa itu semua, demokrasi akan stagnan dan tereduksi menjadi jargon semata," ucapnya.
Sebagaimana diketahui, dua mahasiswa Universitas Haluoleo, Kendari, tewas dalam aksi unjuk rasa di DPRD Sulawesi Tenggara, beberapa hari lalu. Sejumlah korban cedera juga berjatuhan di daerah lain kala bentrok dengan aparat.
"Kami juga mengecam pendekatan kekerasan yang dilakukan aparat terhadap demonstran. Kami mendorong pihak kampus untuk bersuara tatkala peserta didiknya diberangus oleh alat negara secara sewenang-wenang, termasuk membawa masalah ini ke ranah hukum," kata Justito.
Penembak Mahasiswa
Sementara itu Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir meminta pihak berwajib untuk menemukan pelaku penembakan mahasiswa yang meninggal dalam aksi demo di Kendari, Sulawesi Tenggara saat menolak RUU KUHP dan Undang-undang KPK.
"Saya minta untuk dilacak di mana kesalahannya sampai terjadi korban, siapa yang melakukan penembakan, siapa yang salah. Ini perlu dilacak dan dicek, diperiksa secara detail supaya terbuka semua, jangan sampai ada korban dalam berdemokrasi di Indonesia," kata Nasir dalam kunjungan kerja ke Semarang, Jawa Tengah, Minggu seperti disampikan Antara.
Randi (21) mahasiswa Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Halu Oleo (UHO) dinyatakan meninggal dunia akibat luka tembak di dada sebelah kanan, Kamis (26/9/2019).
Sedangkan korban Muh Yusuf Kardawi (19) dari universitas yang sama meninggal dunia setelah menjalani operasi akibat luka serius di bagian kepala di RSUD Bhateramas pada Jumat dini hari (27/9) sekitar pukul 04.00 WITA.
Nasir menyampaikan belasungkawa atas jatuhnya korban di Kendari.
Nasir juga mengajak mahasiswa untuk menempuh jalan diskusi untuk menyelesaikan masalah yang diungkapkan dalam demonstrasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Siap-Siap! Penerapan SLFF di Tol Sebelum Oktober 2024
- Ditanya soal Kemungkinan Maju di Pilkada, Kaesang Memilih Ini
- Satuan Pendidikan Diwajibkan Memperhatikan Kebutuhan Siswa dengan Kondisi Khusus
- Meningkatkan Perlindungan dari Penyakit Menular, Jemaah Calon Haji Disarankan Vaksin
- Dugaan Pelanggaran Wewenang, Wakil Ketua KPK Laporkan Anggota Dewas
Advertisement
Penyair Joko Pinurbo Wafat, Jenazah Disemayamkan di PUKJ Bantul
Advertisement
Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali
Advertisement
Berita Populer
- KASD Sebut Penggantian Istilah dari KKB ke OPM Ada Dampaknya
- Mobil Mewah Harvey Moeis Disita Kejagung, Kali Ini Ferrari dan Mercy
- Ditanya soal Kemungkinan Maju di Pilkada, Kaesang Memilih Ini
- Siap-Siap! Penerapan SLFF di Tol Sebelum Oktober 2024
- Tak Terima Ditegur, Dua WNA Amerika Ini Diduga Aniaya Pecalang di Bali
- Baru Syuting Reality Show, 31 Artis dan Kru Asal Korsel Ini Justru Diperiksa Imigrasi Bali
- Kuta Selatan Bali Diguncang Gempa Berkekuatan Magnitudo 5,0
Advertisement
Advertisement