Advertisement
BEM SI Tolak Bertemu Jokowi, BEM Unair: Kami Menyesalkan Sikap Kawan-kawan SI
Koordinator Pusat Aliansi BEM SI, Muhammad Nurdiansyah (kiri) dan Ketua BEM UGM, Atiatul Muqtadir (kanan), dijumpai di halaman kantor PUKAt UGM, Jumat (27/9/2019). - Harian Jogja/Uli Febriarni
Advertisement
Harianjogja.com, SURABAYA - Aliansi BEM Seluruh Indonesia (SI) menolak undangan dialog dari Presiden RI Joko Widodo. Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Airlangga Surabaya pun mempertanyakan motif penolakan tersebut.
"Kami menyesalkan sikap kawan-kawan BEM SI, sebab semestinya bertemu Presiden bisa membuat kawan-kawan mahasiswa langsung menyampaikan aspirasi secara terperinci, tanpa sekat dan tanpa perantara," ujar Ketua BEM Unair Agung Tri Putra di Surabaya, Jumat (27/9/2019).
Advertisement
Berdasarkan siaran pers yang diterima ANTARA di Surabaya, dengan bertemu Presiden secara langsung maka menjadi kesempatan mahasiswa bisa memaparkan seluruh aspirasi beserta tuntutannya.
Menurut dia, tuntutan mahasiswa se-Indonesia sebenarnya sudah jelas, yakni mulai soal pembatalah RKUHP, pengesahan RUU PKS, tuntutan dikeluarkannya Perppu KPK, penanganan kebakaran hutan, penyelesaian permasalahan di Papua dan beberapa hal lainnya.
BACA JUGA
"Terus kalau tidak mau bertemu Jokowi, bagaimana? Nanti, setelah tidak ada hasil seusai dialog dengan Presiden, maka turun lagi dan rapatkan barisan" ucapya.
BEM Unair, kata dia, siap berdialog dengan siapa pun, termasuk Presiden karena dialog adalah ciri insan kampus untuk instrumen berdialektika dengan segera mengutarakan tuntutan.
"Syarat dialog cuma dua, yaitu BEM Unair minta Presiden terbuka mendengarkan masukan agenda aksi mahasiswa dan bisa segera ditemukan jalan keluar," ucapnya.
Ia juga menilai, alasan menolak dialog dengan Presiden kurang argumentatif dan diharapkan gerakan mahasiswa tetap fokus pada tuntutan serta tidak sampai demonstrasi malah berujung manuver yang tak perlu seperti menolak ajakan dialog oleh Jokowi.
"Kasihan kami di daerah, kawan-kawan yang sudah berjuang. Kawan-kawan saya harap tetap fokus dengan tuntutan," katanya.
Sementara itu, ia juga berharap aksi mahasiswa dalam "Surabaya Menggugat" pada Kamis (26/9) bisa menjadi contoh atau model demonstrasi untuk daerah lain yang tetap mengedepankan nilai-nilai publik.
“Di Surabaya ada lebih dari 20.000 massa, tapi tak satu pun taman yang rusak dan kebersihan terjaga. Maka kawan-kawan mahasiswa harus merapatkan barisan. Jangan sampai ada kekerasan dan penyusup, karena itu justru akan melemahkan fokus memperjuangkan tuntutan," tutur Agung.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
BPBD Bantul Susun Rencana Kontingensi Tsunami 2026 sampai 2028
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Pendiri PSS Sleman Sudarsono KH Wafat di Usia 80 Tahun
- Psikolog UGM Sebut Kematangan Emosi Cegah Kekerasan Anak
- PT KAI Serahkan 50 Becak Listrik untuk Kurangi Emisi Malioboro
- Dirjen Bea Cukai Rencanakan Kantor Wilayah Baru di DIY
- Operasional Lima SPPG di Kulonprogo Dihentikan Sementara
- Gagal di SEA Games, Timnas Putri Indonesia Bidik Piala Dunia
- Polda Metro Jaya Sebut Tunjukkan Ijazah Asli Jokowi ke Roy Suryo
Advertisement
Advertisement




