Advertisement
Parah, Pemerintah Harus Segera Tangani Karhutla di Riau
Ilustrasi - ANTARA - Jessica Helena Wuysang
Advertisement
Harianjogja.com, RIAU - Pemerintah Provinsi Riau dinilai harus segera melakukan penanggulangan cepat kebakaran hutan dan lahan di daerah itu karena dampaknya telah mengganggu berbagai kegiatan usaha perdagangan, jasa dan penerbangan.
"Maskapai penerbangan kini sering menunda keberangkatan atau untuk take off dari Pekanbaru karena pagi asap tebal dan sangat membahayakan bagi penerbangan," kata Ketua Asosiasi Perjalanan Wisata (ASITA) Riau, Dede Firmansyah di Pekanbaru, Kamis (12/9/2019).
Advertisement
Menurut dia, beberapa hari terakhir, setiap pagi kabut dan asap cukup tebal, yang tadinya dijadwalkan keberangkatan pukul 06.20 WIB atau pukul 06.25 WIB justru harus ditunda dan menunggu udara agak terang kembali baru lepas landas.
Ia mengatakan, kondisi ini jelas tidak bisa dibiarkan berlarut karena selain merugikan penumpang tentunya juga sangat merugikan maskapai penerbangan yang harus terbang tidak tepat waktu sehingga menimbulkan kerugian.
"Kerugian materil lainnya juga dialami oleh para pemilik usaha yang bergantung pada tingkat kunjungan wisatawan seperti hotel restoran dan rumah makan serta pedagang di pasar-pasar," katanya.
Pedagang di pasar juga mengeluhkan omzet mereka turun karena sepi pembeli. Selain itu bagaimana wisatawan mau menginap di Riau tentunya mereka lebih banyak mencari aman dan melindungi kesehatan mereka dari dampak asap.
Oleh karena itu, kita tetap berharap bencana ini segera usai dan Riau kembali ramai dikunjungi sebab dengan makin banyaknya kunjungan ke Riau sektor ekonomi Riau akan tumbuh dengan baik lagi.
Kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (Karhutla), makin pekat menyelimuti Kota Pekanbaru dan sekitarnya sehingga membuat jarak pandang sempat turun drastis.
Jarak pandang menurun drastis dari pagi pukul tujuh 1.500 meter menjadi 700 meter pada pukul sembilan akibat kabut asap, kata Staf Analisa BMKG Stasiun Pekanbaru, Bibin Sulianto di Pekanbaru, Kamis.
Kondisi asap di Pekanbaru, katanya berasal dari daerah-daerah sekitar Pekanbaru yang banyak terdapat titik api. Angin berhembus dari Tenggara dan Selatan ke Utara dengan kecepatan 10 sampai 20 km/jam. Asap di Pekanbaru banyak berasal dari kebakaran di daerah sekitar di bagian Selatan seperti dari Kabupaten Pelalawan dan Indragiri Hulu.
Bahkan kondisi asap tersebut diperburuk asap kiriman dari provinsi tetangga seperti Jambi dan Sumatera Selatan.
Karena pergerakan angin dari tenggara, kemungkinan asap juga terbawa angin dari provinsi tetangga yang ada titik panas.
Berdasarkan data BMKG Stasiun Pekanbaru, satelit Terra dan Aqua pada 06.00 WIB mendeteksi titik panas paling banyak di Provinsi Sumatera Selatan ada 437 titik dan Jambi 420 titik. Sementara itu, di Provinsi Riau terdapat 279 titik panas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Impor Pakaian Bekas Ilegal Diduga Berasal dari Tiga Negara Ini
- Kereta Khusus Petani Pedagang Rute Merak-Rangkasbitung Siap Beroperasi
- Jaksa Umumkan Tersangka Baru dalam Kasus Perampokan Museum Louvre
- WHO Sebut Cacar Monyet Terdeteksi di 5 Negara di Luar Afrika
- Mulai 3 November, Tiket Pendakian Gunung Rinjani Resmi Naik
Advertisement
Tren Event Sport Tourism Tingkatkan Pergerakan Wisatawan di DIY
Advertisement
Wisata DEB Balkondes Karangrejo Borobudur Ditawarkan ke Eropa
Advertisement
Berita Populer
- Kebakaran Truk Tangki BBM, Jalur ke Bandung Ditutup
- Harga Emas Hari Ini Minggu 2 November 2025
- Kurangi Sampah Plastik, Warga Purwokinanti Diberi Kantong Belanja
- KAI Akan Gunakan Teknologi Drone Frogs untuk Kebersihan Kereta Api
- Top Ten News Harianjogja.com Minggu 2 November 2025
- Sebelum Manggung, Rose BLACPINK Pilih Menu Makan Nasi Goreng
- Harga Emas Hari Ini, Logam Mulia Antam, UBS dan Galeri24, 2 November
Advertisement
Advertisement



