Advertisement
PLTN Bisa Jadi Pilihan untuk Kebutuhan Energi di Ibu Kota Baru

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Pembangkit listrik harus dipersiapkan secara matang untuk mendukung beroperasinya ibu kota baru yang ditetapkan di sebagian wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara serta Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur (Kaltim). Keberadaan ibu kota baru tersebut diprediksi bakal membutuhkan energi yang sangat besar. Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) bisa menjadi solusi paling tepat untuk suplai energi.
Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) Anhar Riza Antariksawan menjelaskan salah satu pilihan alternatif pembangkit tersebut adalah Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) yang dinilai bisa tepat untuk memasok kebutuhan listrik.
Advertisement
Energi terbarukan itu terbukti bisa diandalkan dalam memasok kebutuhan listrik yang besar di negara-negara maju. Indonesia saat ini menjadi satu-satunya negara dari negara-negara anggota G20 yang belum memiliki PLTN.
Di duni saat ini telah berdiri 450 PLTN yang yang dibangun di 35 negara. Rata-rata negara tersebut dapat menikmati PLTN karena dalam perjalanannya lebih hemat , karena bisa beroperasi dalam 18 hingga 24 bulan hanya mengisi sepertiga bahan bakar. Hal ini jauh berbeda dengan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang harus menambah bahan bakar setiap harinya. Oleh karena itu, dengan kebutuhan energi yang besar pada ibu kota baru nantinya, maka PLTN bisa menjadi salah satu alternatif pilihan.
"Energi yang besar dan bersih bagi ibukota baru dibutuhkan, PLTN bisa jadi pilihan. bukan berarti harus menunggu sampai minyak, batu bara habis, tetapi itu harus disiapkan, karena memang persiapan agak lama dibandingkan sumber energi lain," ungkapnya disela wisuda Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir-Badan Tenaga Nuklir Nasional di Daerah Istimewa Yogyakarta pada Kamis (29/8/2019).
Selain bersih, angka kecelakaan akibat PLTN juga sangat kecil. Meski pernah terjadi di Fukushima, Jepang, tidak ada korban jiwa akibat kecelakaan tersebut jika dibandingkan dengan energi lain. Dari sisi Sumber Daya Manusia (SDM), lanjut Anhar, Indonesia siap mengoperasikan PLTN. Tinggal kesiapan pemerintah dalam memutuskan pembangunan PLTN.
" Kami akan siapkan SDM tergantung banyak hal, kami berharap itu yang menyuarakan pemda karena mereka yang butuh, tergantung kebutuhan berapa dayanya, unitnya. Pembangunan infrastruktur PLTN kurang lebih membutuhkan tujuh tahun, termasuk evaluasi tapak. Namun SDM kami sudah siap saat ini," ujarnya.
Anhar menambahkan, pembangunan PLTN seharusnya tidak perlu menunggu energi fosil habis. Sebab Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dalam Energi Outlook 2018 memprediksi, Indonesia sudah memerlukan energi terbarukan sekitar 4 Gigawatt dari PLTN pada 2030. Bahkan pada 2025, pemanfaatan energi baru dan terbarukan harus mencapai 25%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Suara.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Ulang Tahun ke-90, Dalai Lama Ingin Hidup hingga 130 Tahun
- Kementerian HAM Menjadi Penjamin Pelaku Persekusi Retret, DPR Bertanya Alasannya
- Kementerian Sosial Pastikan Pembangunan 100 Sekolah Rakyat Dimulai September 2025
- KPK akan Pelajari Dokumen Terkait Kunjungan Istri Menteri UMKM ke Eropa
- Donald Trump Ingin Gelar UFC di Gedung Putih
Advertisement

Gara-gara Sakit Hati, Pria di Bantul Terekam CCTV Nekat Mencuri Pakaian Dalam Milik Mantan Kekasihnya
Advertisement

Jalur Hiking Merapi di Argobelah Klaten Kian Beragam dengan Panorama Menarik
Advertisement
Berita Populer
- Sekolah Rakyat Dibangun Mulai September 2025, Dilengkapi Dapur dan Asrama
- 29 Penumpang Belum Ditemukan, Manajemen KMP Tunu Pratama Jaya Minta Maaf
- DPR RI Bentuk Tim Supervisi Penulisan Ulang Sejarah
- Kemensos: Anak Jalanan Jadi Target Utama Ikuti Sekolah Rakyat
- Banjir di DKI Jakarta Rendam 51 RT
- Kementerian PKP Siapkan Rp43,6 Trilun untuk Merenovasi 2 Juta Rumah Tak Layak Huni
- Presiden Prabowo Suarakan Sikap dan Posisi Indonesia di KTT BRICS
Advertisement
Advertisement