Advertisement

Era Digital, Luhut: Pembangunan Ekonomi Tak Pakai Cara Konvensional

Newswire
Kamis, 15 Agustus 2019 - 08:37 WIB
Bernadheta Dian Saraswati
Era Digital, Luhut: Pembangunan Ekonomi Tak Pakai Cara Konvensional Luhut Binsar Panjaitan - Antara/M. Agung Rajasa

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA - Pembangunan ekonomi sekarang ini sudah berubah tidak lagi bisa menggunakan cara-cara konvensional untuk mewujudkannya. Hal tersebut disampaikan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Republik Indonesia Luhut Binsar Panjaitan. 

"Perubahan ini hanya dapat dilakukan melalui transformasi pola pikir [mindset]. Serta ini bisa dicapai karena peran anak-anak muda," kata Luhut saat memberikan pembekalan kepada mahasiswa baru Universitas Pelita Harapan (UPH) di Jakarta, Kamis (15/8/2019).

Advertisement

Luhut mengakui anak-anak muda sekarang ini memiliki pola pikir yang berbeda serta mampu mengikuti perubahan zaman di era digital.

Luhut mencontohkan pembangunan LRT yang mampu menghemat biaya hingga Rp13 triliun itu merupakan terobosan pemikiran dari kalangan muda.

"Ini yang terjadi ketika mindset generasi muda ikut berkontribusi pada pemerintahan negara," ujar Luhut.

“15 atau 20 tahun ke depan, kalian akan memainkan peranan yang penting di negara ini. Karena kalian adalah bagian dari pembangunan negara ini,” tegas Luhut lagi.

Luhut pada kesempatan itu juga menekankan pentingnya memanfaatkan sumber daya lokal yang dimiliki, serta tidak bergantung kepada impor dari negara lain.

Hal senada juga disampaikan Ketua Partai Solidaritas Indonesia Grace Natalie di hadapan 2.710 mahasiswa baru universitas tersebut.

Grace mengatakan agar generasi muda peduli dengan perkembangan yang terjadi dan terlibat dalam memajukan negara Indonesia.

Grace menyampaikan sejumlah alasan mengapa anak-anak muda harus berani berkecimpung dalam sektor publik.

“Semua kebijakan yang diambil pemerintah adalah hasil diskusi DPR. Kebijakan-kebijakan yang kalian setujui maupun tidak, semua adalah keputusan DPR. Sekarang, jika kalian generasi muda tidak mau terjun dan melakukan sesuatu di pemerintahan, apa yang akan terjadi dengan negara kita?” katanya memberikan tantangan kepada mahasiswa yang hadir.

“Jangan hanya berpikir, ‘ah itu urusan pemerintah’. Kalian harus juga mengikuti perkembangan isu-isu sosial. Sejahterakanlah Indonesia dan berdoalah untuk Indonesia, karena kesejahteraan Indonesia adalah kesejahteraanmu. Berdampaklah bagi Indonesia, karena yang akan merasakan dampak tersebut adalah kalian juga,” ajak Grace kepada para mahasiswa.

Grace Natalie juga mengapresiasi UPH yang menunjukkan kepedulian terhadap pola pikir nasionalisme mahasiswa.

“Tidak banyak kampus yang saat masa orientasi sudah punya kepedulian untuk memberikan kerangka yang benar, yang mendukung mereka untuk memberikan kembali. Ini fondasi yang bagus sekali dan tidak banyak universitas yang melaksanakan kegiatan seperti ini. Saya salut dengan UPH. Semoga dari sini, akan lahir banyak mahasiswa yang kreatif dan inovatif, dengan kesadaran bahwa semua yang mereka lakukan adalah untuk Indonesia,” ujarnya menutup orasi.

Ceramah ilmiah ini menjadi awal UPH Festival 2019 untuk menyambut 4.145 mahasiswa UPH yang ada di 4 kampus UPH : Lippo Village, Plaza Semanggi-Jakarta, Surabaya, dan Medan.

Mahasiswa-mahasiswa baru ini tersebar dalam 13 fakultas dan 68 program studi. Mereka datang dari 34 provinsi di Indonesia, dan terdapat 195 mahasiswa internasional dari 30 negara, antara lain Australia, Belanda, Italia, Jerman, Cina, Filipina, Thailand dan masih banyak negara lainnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : antara

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Puluhan Kilogram Bahan Baku Petasan Disita Polres Bantul

Bantul
| Kamis, 28 Maret 2024, 21:27 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII

Wisata
| Senin, 25 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement