Advertisement
Antisipasi Terkena Proyek Tol Jogja-Solo, Cagar Budaya Klaten Mulai Didata
Advertisement
Harianjogja.com, KLATEN -- Proyek pembangunan jalan tol Solo-Jogja dikhawatirkan akan berdampak menggusur benda cagar budaya (BCB) di wilayah Klaten.
Terkait itu, Klaten Heritage Community (KHC) atau komunitas peduli cagar budaya Klaten mendata BCB yang tersebar di berbagai tempat di Klaten. Komunitas berharap proyek tol tak melewati kawasan situs yang masih terpendam serta tak merusak BCB.
Advertisement
Anggota KHC bidang Litbang, Kristian Apriyanta, mengatakan pendataan berdasarkan informasi yang diterima komunitas soal desa-desa yang bakal terdampak proyek tol Solo-Jogja. Selama ini belum ada informasi resmi soal daerah yang dipastikan bakal dilintasi proyek jalan bebas hambatan tersebut.
“Dari hasil perkiraan sementara, banyak desa yang di dalamnya ada situs terdampak proyek tol. Makanya, kami lakukan pendataan,” kata Apriyanta, Minggu (4/8/2019).
Apriyanta menuturkan pendataan perlu dilakukan. Apalagi, banyak benda cagar budaya di Klaten yang selama ini belum terdata oleh pemerintah. KHC khawatir jika tak didata secara detail, situs serta BCB di Klaten bakal rusak hingga salah urus.
“Kami lakukan antisipasi saja karena saat ini daerah yang terdampak proyek tol belum ada kepastian. Kalau misalkan sudah jelas, kami akan sampaikan rekomendasi ke dinas terkait dan BPBC agar menjadi perhatian dalam proses pembangunan jalan tol nanti agar benda cagar budaya tidak rusak,” ungkap dia.
Apriyanta menjelaskan KHC merupakan komunitas independen di bawah binaan Seksi Sejarah Purbakala Disparbudpora Klaten. Selain pendataan, KHC kerap menggelar aksi bersih-bersih kawasan situs di Klaten.
Anggota KHC bidang Humas dan Publikasi, Hary, menjelaskan pendataan didasarkan data desa terdampak rencana proyek tol yang selama ini sudah beredar. Sejumlah desa yang terdapat situs serta BCB bakal terdampak tol.
Desa-desa itu di antaranya tersebar di wilayah Kecamatan Delanggu, Polanharjo, Karanganom, Ngawen, serta Kebonarum.
“Memang belum diketahui dari mana asal informasi desa-desa yang bakal terdampak proyek tol itu. Namun, kami tetap antisipasi kemungkinan apabila rencana proyek tol sesuai data yang kami terima. Ada nama desa-desa yang masuk dalam data tersebut dan di desa itu terdapat BCB baik berupa situs yang diduga masih terpendam atau situs lepas atau temuan yang tampak di permukaan tanah,” katanya.
Pendataan BCB sudah dilakukan KHC jauh hari sebelum isu proyek tol Solo-Jogja melewati Klaten mencuat. Pendataan kian diintensifkan ketika muncul data nama-nama desa yang berpotensi terdampak proyek tol.
“Pendataan ini menginvetarisasi peninggalan bersejarah di Klaten. Dengan data itu, kami bisa ikut mengawasi keadaan BCB dan apabila keadaan BCB perlu penanganan segera, kami bisa langsung meneruskan ke Disparbudpora Klaten atau BPCB Jateng,” kata Hary.
Hary mengatakan BCB atau situs bersejarah di Klaten beragam dari yang tampak atau berada di permukaan tanah maupun yang masih terpendam. Dia mencontohkan fragmen Makara di Desa Malangjiwan, Kecamatan Kebonarum.
Makara itu diperkirakan bagian dari struktur candi yang masih terpendam. “Sejak awal 2018 kami mendata dan tercatat ada 150-an situs tersebar di Klaten. Sebagian besar situs belum diregister oleh dinas,” katanya.
Disinggung rencana proyek jalan tol Solo-Jogja, Hary mengatakan KHC tetap mendukung program pemerintah tersebut. Hanya, dia memberikan catatan agar pelaksanaan proyek tersebut tak melewati kawasan-kawasan situs di Klaten yang selama ini masih terpendam.
“Apabila proyek tol itu melintasi area situs yang masih terpendam dan belum dikaji, jalur tol harus berubah, tidak melewati situs itu. Apabila jalur tol melewati situs temuan lepas, temuan bisa dipindahkan ke tempat yang lebih aman. Jadi, ada dua opsi dan situs yang masih terpendam itu lebih diutamakan karena bisa saja masih menyimpan banyak bukti sejarah seperti prasasti, artefak, emas, dan lain-lain,” kata dia.
Kepala Desa Ngabeyan, Karanganom, Supriyadi, mengatakan banyak BCB berupa lingga dan yoni di Ngabeyan. Di desa itu juga terdapat struktur batu bata yang dimungkinkan bagian dari bangunan candi.
Disinggung rencana proyek tol, Supriyadi mengatakan belum ada kepastian soal jalur tol Solo-Jogja. Namun, dari rencana awal sebagian wilayah Ngabeyan masuk rencana pembangunan jalan bebas hambatan itu.
“Untuk kawasan yang ditemukan BCB dari gambar rencana proyek tol yang kami peroleh tidak masuk dalam rencana proyek tol atau masih aman,” kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Solopos
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Satuan Pendidikan Diwajibkan Memperhatikan Kebutuhan Siswa dengan Kondisi Khusus
- Meningkatkan Perlindungan dari Penyakit Menular, Jemaah Calon Haji Disarankan Vaksin
- Dugaan Pelanggaran Wewenang, Wakil Ketua KPK Laporkan Anggota Dewas
- 66 Pegawai KPK Pelaku Pungutan Liar di Rumah Tahanan Dipecat
- Wapres Maruf Amin Sebut Tak Perlu Ada Tim Transisi ke Pemerintahan Prabowo-Gibran
Advertisement
Pj Walikota Jogja Singgih Raharjo Maju Pilkada, Begini Respons Pemda DIY
Advertisement
Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali
Advertisement
Berita Populer
- Jusuf Kalla Ingatkan Prabowo Pentingnya Oposisi
- Surya Paloh Temui Prabowo di Kartanegara
- Dipimpin Nana Sudjana, Ini Sederet Penghargaan Yang Diterima Pemprov Jateng
- BKKBN-TNI AD Kolaborasi Membangun Sumber Air Bersih Guna Turunkan Stunting
- Penetapan Caleg Terpilih di DIY Menunggu BRPK Mahkamah Konsitusi
- Surya Paloh Enggan Jadi Oposisi dan Pilih Gabung Prabowo, Ini Alasannya
- Izin Tinggal Peralihan Jembatani Proses Transisi Izin Tinggal WNA di RI
Advertisement
Advertisement