Advertisement
Antisipasi Karhutla, 1.502 Personel Diterjunkan
Ilustrasi kebakaran lahan. - Ist/Polsek Kokap
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA--Sebanyak 1.502 personel satuan tugas (Satgas) penanggulangan bencana akibat asap kebakaran hutan dan lahan ditrerjunkan untuik mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan.
Hal tersebut disampaikan oleh Deputi bidang Koordinasi Kerawanan Sosial dan Dampak Bencana Kementerian Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Dody Usodo.
Advertisement
“Satgas itu sudah diturunkan di beberapa provinsi diantaranya Riau, Sumatra Selatan, kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah,” kata Dody Usodo di Jakarta, Selasa (30/7/2019).
Dody menjelaskan potensi kebakaran hutan dan lahan penting untuk diwaspadai, di mana BNPB yang telah menurunkan satgas Karhutla dengan tugas mengantisipasi kerusakan kebakaran hutan dan lahan, memberikan pendidikan kepada masyarakat yang kemungkinan besar akan terdampak dari Karhutla tersebut.
BACA JUGA
Dody mengatakan berdasarkan pemantaun Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) potensi wilayah Karhutla mengalami peningkatan titik api sampai bulan Juli 2019, dengan titik panas ditemukan sampai 70 persen lebih dibandingkan tahun 2018.
Terkait upaya yang dilakukan jika nantinya kebakaran hutan tetap terjadi, Dody mengatakan pemerintah akan membagikan masker untuk masyarakat supaya tidak terjangkit penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ISPA).
“Jika terdampak pada lingkungan, maka yang dilakukan pembagian masker dan pendampingan kesehatan bagi masyarakat,” kata Dody.
Dody mengatakan tidak semua pengendalian dilakukan pemerintah pusat, karena masih ada kewenangan dari pemerintah daerah. Tetapi jika pemerintah daerah tidak mampu dan telah mengeluarkan surat keputusan darurat bencana, makan pastinya pemerintah pusat akan memberikan pendampingan.
“Yang jelas jangan sampai ada korban jiwa,” harap Dody.
Kemenko PMK mencatat 28 provinsi di Indonesia terancam kekeringan dengan resiko sedang hingga tinggi di tahun 2019. Luas wilayah terancam 11.774.437 hektar dan diperkirakan jiwa terpapar sebanyak 48.491.666 jiwa.
Berdasarkan pengamatan Badan Meteoroiogi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) musim kemarau di Indonesia diperkirakan mulai Juli hingga Oktober 2019. Musim kemarau itu, akan jauh lebih kering dari tahun-tahun sebelumnya. Diperkirakan puncak kekeringan terjadi di bulan Agustus 2019.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Rumah Tua di Kawasan Pecinan Semarang Kubur 5 Panghuninya, 1 Orang MD
- Wabah Flu Burung Jerman Berpotensi Menyebar ke Negara Tetangga Eropa
- Diguyur Hujan Deras, Semarang Kembali Banjir
- Tokoh hingga Sultan dari Berbagai Daerah Mendeklarasikan FKN
- Ketum Muhammadiyah Berharap Generasi Muda Mewarisi Nilai Sumpah Pemuda
Advertisement
81.100 WNA Masuk ke DIY Sepanjang 2025, Lalu Lintas di YIA Meningkat
Advertisement
Desa Wisata Adat Osing Kemiren Banyuwangi Masuk Jaringan Terbaik Dunia
Advertisement
Berita Populer
- TKD Berkurang, Anggaran Kunker DPRD Gunungkidul Dipangkas Rp14 Miliar
- Mendagri Tito Minta Pemda Dukung Program Strategis Nasional
- Ada Hal Mendesak, Presiden Prabowo Pulang Lebih Awal di KTT ASEAN
- Dampak Banjir Semarang, Refund Tiket Kereta Api 100 Persen
- Sleman Catat 82 Kasus Leptospirosis, 9 Meninggal Dunia
- Venezuela Tuding CIA Terlibat Rusuh di Karibia
- Kejagung Segera Eksekusi Terpidana Harvey Moeis 20 Tahun Penjara
Advertisement
Advertisement



