Advertisement
Pemilihan Menteri Jangan Pertimbangkan Politik Identitas
Ilustrasu Joko Widodo dan KH Ma'ruf Amin didampingi sejumlah pimpinan Parpol pendukung melambaikan tangan usai memberikan keterangan terkait Pilpres 2019 di Jakarta, Rabu (17/4/2019). - ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA--Pengamat komunikasi dan politik Emrus Sihombing mengatakan jangan sampai pemilihan menteri pada Kabinet Kerja jilid II berdasarkan politik identitas.
"Kita harus berhenti melakukan politik identitas, hentikan pemilihan menteri atas dasar etnis, agama, gender," kata Emrus yang juga Direktur Eksekutif Lembaga EmrusCorner Sabtu (28/7/2019).
Advertisement
Emrus berpendapat bahwa gender juga salah satu hal yang sering dipermasalahkan publik. Padahal, laki-laki dan perempuan memiliki kemampuan yang sama sebagai menteri, apapun kementerian yang didudukinya.
"Saya tidak setuju dengan yang orang bilang harus ada laki-laki dan perempuan, kalau memang yang mumpuni kebetulan seluruhnya perempuan ya kenapa tidak semuanya perempuan? Atau kebetulan semuanya laki-laki kenapa tidak semuanya laki-laki? Atau sebagian laki-laki dan sebagian perempuan juga boleh, ya artinya jangan sampai dipilih karena gendernya," ujar Emrus.
BACA JUGA
Emrus mengatakan para calon menteri Indonesia harus memiliki kapabilitas dan integritas yang tinggi, dan yang paling penting mencintai Pancasila di dasar hatinya.
Ke depan, Emrus berharap jangan sampai ada perselisihan antarkementerian, walaupun ada perbedaan pendapat, para menteri harus membahasnya pada rapat-rapat kabinet dan tidak semestinya dibuka kepada publik.
"Jangan ada juga yang merasa kementeriannya lebih hebat dari kementerian yang lain, istilahnya egosektoral yaitu merasa kementeriannya lebih diutamakan dari kementerian yang lain, jangan gunakan kementerian ini sebagai tumbuhnya suatu kelompok-kelompok tertentu yang eksklusif," kata Emrus.
Emrus juga berharap para menteri terpilih untuk Kabinet Kerja jilid II nantinya dapat harmonis menjadi satu kesatuan.
"Mereka harus menjadi orkestra yang baik, ibaratnya mereka sebagai pemain musik dengan alat musiknya masing-masing sehingga menghasilkan musik yang enak didengar. Jadi ada suatu kesatuan yang utuh di antara mereka," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Badan Geologi Pantau Ketat 127 Gunung Api Aktif di Indonesia
- Libur Nataru, KLH Prediksi Sampah Nasional Naik 59 Ribu Ton
- Lebih dari 4 Juta Senjata Beredar, Australia Luncurkan Buyback Nasion
- KPK Tangkap Enam Orang dalam OTT di Kalimantan Selatan
- Kakak Sulung Berpulang, Unggahan Atalia Praratya Mengharukan
Advertisement
Advertisement
Sate Klathak Mbah Sukarjo Hadirkan Kuliner Khas di Pusat Kota
Advertisement
Berita Populer
- Bus KSPN dari Malioboro ke Parangtritis Beroperasi, Tarif Rp12.000
- Libur Nataru, Polda DIY Tutup Puluhan U-Turn Jalan Solo
- YIA Xpress Beroperasi Penuh, Ini Jadwal dari Tugu ke Bandara
- Ombudsman Kalsel Tangani 298 Laporan Infrastruktur Sepanjang 2025
- 3 Jenis Software HR yang Perlu Anda Ketahui
- Bus KSPN Malioboro ke Pantai Baron Kembali Beroperasi
- Libur Sekolah, Siswa Bantul Tetap Terapkan 7 Kebiasaan Baik
Advertisement
Advertisement




