Advertisement
IPW Ungkap Faktor Polisi Tembak Polisi, dari Gaji Minim sampai Gaya Hidup Hedonis
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA--Adanya kasus penembakan sesama polisi di Depok, Jawa Barat, cukup menggemparkan kalangan kepolisian dan juga masyarakat.
Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane menyebut cukup banyak faktor yang melatarbelakangi terjadinya kasus polisi menembak polisi.
Advertisement
"Kami menilai cukup banyak hal yang melatarbelakangi hingga puncaknya polisi tersebut tega menghabisi nyawa temannya dengan senjata api," katanya, saat dihubungi Antara, di Jakarta, Jumat (26/7/2019).
Neta mengakui masih adanya sikap arogansi yang masih kental dalam budaya kepolisian Indonesia yang menjadi salah satu faktor yang melatarbelakangi.
Lalu, kata dia, beban kerja yang cukup berat, terutama dalam menjaga keamanan sepanjang Pemilu dan Pilpres di berbagai daerah yang kerap menjadi tekanan psikis.
Di sisi lain, Neta mengingatkan, ada persoalan akut yang melilit anggota Polri, terutama di jajaran bawah, yaitu persoalan rumah tangga akibat terbatasnya penghasilan sebagai polisi yang hidup di kota besar.
"Ini kerap menjadi tekanan tersendiri bagi anggota Polri dalam menjalankan tugas profesionalnya, dan ini pula yang kerap menjadi penyebab utama mudahnya emosi polisi jajaran bawah gampang meledak menjadi beringas dan sadis," ungkapnya.
Tak heran, ia mengatakan jika dari tahun ke tahun terus terjadi kasus polisi tembak polisi, polisi yang berulah menjadi koboi kepada masyarakat, atau polisi bunuh diri dengan pistolnya sendiri.
Persoalan lain, kata dia, adalah gaya hidup hedonis yang kerap menimbulkan konflik antar teman, selain adanya tekanan atasan yang kerap memberikan target untuk pencapaian prestasi atasan itu sendiri.
Untuk kasus terbaru yang terjadi di Depok, Neta menilai pemicunya adalah persoalan sangat sepele yang menunjukkan arogansi dan tidak terkontrolnya emosi.
Senada, Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Strategis Kepolisian Indonesia (Lemkapi) Edi Saputra sangat prihatin terjadinya insiden yang sebenarnya dipicu persoalan yang sangat sepele.
"[Pemicunya] sangat sepele. Saya berpikir kejiwaan oknum itu tidak normal, sangat emosional," katanya.
Sebagaimana diwartakan, terjadi penembakan terhadap Bripka RE oleh Brigadir RT di Polsek Cimanggis, Depok, Kamis (25/7) malam, karena RT merasa kesal permintaannya tak dituruti korban RE.
Perselisihan bermula dari RE yang juga anggota Samsat Polda Metro Jaya mengamankan seorang pelaku tawuran berinisial FZ, pada Kamis malam.
Kemudian datang orangtua pelaku berinisial Z bersama dengan Brigadir RT ke Polsek Cimanggis, yang meminta dengan nada keras agar FZ dibina oleh orang tuanya.
Bripka RE menolak dengan nada keras sembari menjelaskan bahwa proses sedang berjalan. Brigadir RT yang naik pitam kemudian menembak Bripka RE hingga meninggal di lokasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Meningkatkan Perlindungan dari Penyakit Menular, Jemaah Calon Haji Disarankan Vaksin
- Dugaan Pelanggaran Wewenang, Wakil Ketua KPK Laporkan Anggota Dewas
- 66 Pegawai KPK Pelaku Pungutan Liar di Rumah Tahanan Dipecat
- Wapres Maruf Amin Sebut Tak Perlu Ada Tim Transisi ke Pemerintahan Prabowo-Gibran
- WhatsApp Bocor, Israel Dikabarkan Gunakan Data untuk Serang Rumah Warga Palestina
Advertisement
Lulusan Pertanahan Disebut AHY Harus Tahu Perkembangan Teknologi
Advertisement
Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali
Advertisement
Berita Populer
- Mendes Nilai Perubahan Iklim Dapat Diatasi Melalui Kemitraan dengan Desa
- 4 Pelaku Penganiayaan Siswa SMPN 55 Barombong Masih di Bawah Umur
- DKPP Gelar Sidang Pemeriksaan Dugaan Pelanggaran Etik Ketua dan Anggota KPU RI
- Kemenkes Buka Pendaftaran Lowongan Nakes untuk 4 Rumah Sakit
- Gempa Magnitudo 5,3 Guncang Gorontalo
- Menhub Kunker ke Jepang: Indonesia Tingkatkan Kerja Sama Bidang Transportasi
- Pejabat Kementerian ESDM Diperiksa Terkait Korupsi Timah Triliunan Rupiah
Advertisement
Advertisement