Advertisement

Pengamat : Pertemuan Jokowi dan Prabowo Jangan Hanya Simbolik

Newswire
Minggu, 14 Juli 2019 - 06:37 WIB
Bhekti Suryani
Pengamat : Pertemuan Jokowi dan Prabowo Jangan Hanya Simbolik Presiden RI terpilih Joko Widodo (Jokowi) bersama Prabowo Subianto berpelukan usai memberikan pernyataan pers saat menggelar pertemuan di Stasiun MRT Senayan, Jakarta, Sabtu (13/7/2019). - Suara.com/Arief Hermawan P

Advertisement

Harianjogja.com, MALANG- Pengamat Politik dari Universitas Brawijaya Malang Wawan Sobari mengatakan bahwa pertemuan antara Joko Widodo dengan Prabowo Subianto sebagai bentuk rekonsiliasi yang diharapkan bukan simbolik semata.

Menurut Wawan, pertemuan tersebut memang perlu dilakukan oleh keduanya, mengingat, di mata masyarakat, kedua tokoh tersebut mewakili dua kelompok politik yang berbeda pandangan akibat kontestasi pemilihan presiden (Pilpres) beberapa waktu lalu.

Advertisement

"Secara simbolik, itu menunjukkan apa yang banyak kalangan sebut sebagai rekonsiliasi, meskipun baru pada permukaan saja," ujar Wawan, kepada ANTARA, di Kota Malang, Jawa Timur, Sabtu (13/7/21019) petang.

Dari pertemuan kedua tokoh itu, lanjut Wawan, yang sangat diharapkan adalah makna di balik pertemuan tersebut, apakah bisa mengurangi keterbelahan politik antara dua kubu partai pendukung.

Bagi koalisi pendukung Jokowi-Ma'ruf Amin serta Prabowo-Sandiaga Uno, diharapkan pertemuan tersebut bisa mencairkan tensi politik di antara elite partai yang selama ini belum terlihat mencair pasca-Pemilu 2019.

"Agar tidak menjadi rekonsiliasi simbolik, dan menjadi subtantif, maka apa yang sudah dilakukan Jokowi dan Prabowo, harus diiukuti oleh elite lainnya," tutur Wawan.

Selama ini, menurut Wawan, masyarakat banyak dibuat bingung oleh para elite partai yang kerap kali berseberangan, tanpa adanya kritik konstruktif. Jika nantinya elite partai benar-benar bisa berangkulan, diharapkan juga mampu mencairkan suasana antarpendukung dari kalangan masyarakat.

Namun, lanjut Wawan, peranan pihak oposisi pada sistem demokrasi di Indonesia tetap dibutuhkan. Sehingga, partai-partai pendukung Prabowo diharapkan tetap pada posisi oposisi, dengan tetap memberikan kritik yang membangun.

"Menjadi oposisi itu biasa, tapi jangan destruktif. Pascarekonsiliasi harus ada perubahan, untuk 'check and balance'," ujar Wawan.

Joko Widodo akhirnya bertemu dengan Prabowo Subianto di stasiun moda raya terpadu (MRT) Lebak Bulus. Keduanya lalu naik kereta MRT hingga stasiun Senayan kemudian berlanjut santap siang bersama di salah satu restoran di daerah Senayan, Jakarta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Pertobatan Ekologis dan Persoalan Sampah Jadi Topik Peragaan Jalan Salib di Gereja Ini

Jogja
| Jum'at, 29 Maret 2024, 15:27 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII

Wisata
| Senin, 25 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement