Advertisement
Demo Sejuta Orang di Hong Kong Ricuh
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA - Polisi antihuru-hara mengepung gedung parlemen Hong Kong setelah aksi damai sejuta orang terhadap RUU Ekstradisi berubah menjadi bentrokan, Senin (10/6/2019).
Ratuan polisi antihuru-hara bersenjatakan pentungan, perisai, senjata gas air mata dan semprotan serbuk lada menyegel gedung parlemen atau dikenal dengan Dewan Legislatif setelah para pengunjuk rasa menyerang mereka menjelang dini hari, menurut saksi mata.
Advertisement
Polisi terpaksa menggunakan pentungan dan menembakkan semprotan serbuk lada ke pengunjuk rasa dan berhasil menutup sebagian jalan. Beberapa orang di kedua pihak tampak terluka sehingga harus dibawa menggunakan mobil ambulan. Sebagian blokade logam terlihat dibiarkan berantakan saat bentrokan terjadi.
Gedung Dewan Legislatif merupkan tempat debat untuk mengesahkan Rancangan Undang-undang (RUU). RUU itu akan memungkinkan tersangka yang dicari di daratan China dikirim melintasi perbatasan negara untuk diadili.
Aksi itu dimulai kemarin setelah ratusan ribu orang turun ke jalan-jalan di Hong Kong untuk memprotes RUU dalam demonstrasi terbesar dalam beberapa tahun terakhir.
Banyak yang mengatakan bahwa mereka khawatir RUU itu membahayakan kebebasan hukum kota yang selama ini dibanggakan.
Jumlah para pengunjuk rasa diperkirakan mencapai 1.030.000 orang atau jauh melampaui pelaku demonstrasi pada tahun 2003 ketika setengah dari jumlah itu turun ke jalan dan berhasil menantang rencana pemerintah untuk memberlakukan hukum keamanan nasional yang lebih ketat.
"Kepala Ekekutif Hong Kong, Carrie Lam harus menarik RUU itu dan mengundurkan diri," kata anggota parlemen veteran Partai Demokrat James To kepada massa pendukung aksi seperti dikutip Reuters, Senin (10/6/2019).
Mereka berkumpul di luar gedung parlemen dan markas pemerintah di distrik bisnis Admiralty pada Minggu malam.
"Seluruh Hong Kong menentangnya."
Demonstrasi itu mengakhiri berminggu-minggu kemarahan yang meningkat di kalangan pengusaha, diplomat dan kelompok-kelompok hak asasi manusia yang mengkhawatirkan kurangnya sistem hukum yang adil dan terbuka di wilayah daratan China.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Gelombang I Pemberangkatan Jemaah Calon Haji ke Tanah Suci Dijadwalkan 12 Mei 2024
- Diserang Israel, Iran Sebut Fasilitas Nuklir Aman dan Siap Membalas dengan Rudal
- Respons Serangan Israel, Iran Aktifkan Pertahanan Udara dan Tangguhkan Penerbangan Sipil
- Google Kembali Pecat Karyawan yang Protes Proyek Kerja Sama dengan Israel
- 2 Oknum Pegawai Lion Air Jadi Sindikat Narkoba, Begini Modus Operasinya
Advertisement
Wanita Berkebaya Gelar Aksi dengan Mata Tertutup di Tugu Jogja, Merespons Jelang Pembacaan Putusan MK
Advertisement
Pengunjung Kopi Klotok Membeludak Saat Libur Lebaran, Antrean Mengular sampai 20 Meter
Advertisement
Berita Populer
- Prabowo Minta Pendukungnya Tidak Melakukan Aksi di Gedung MK
- Google Kembali Pecat Karyawan yang Protes Proyek Kerja Sama dengan Israel
- Kejagung Telusuri Asal Usul Jet Pribadi Suami Sandra Dewi, Harvey Moeis
- Pembangunan Tol Palembang Betung Ditarget Selesai pada 2024
- Pendukung Prabowo-Gibran Bakal Gelar Aksi ke MK, Ini Imbauan Prabowo
- Palestina Kecam Veto AS Soal Keanggotaan Penuh di PBB
- Rudal Israel Dilaporkan Hantam Iran, Irak dan Suriah
Advertisement
Advertisement