Advertisement
Ombudsman Curiga Kematian Demonstran Rusuh Jakarta: Peluru Karet Tidak Mematikan

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Kematian sejumlah demonstran dalam rusuh Jakarta menuai misteri.
Ombudsman RI buka suara terkait adanya massa aksi 22 Mei yang tewas akibat terkena tembakan hingga tertembus peluru pada bagian dada. Hingga kini, belum diketahui jenis peluru yang mematikan pada kerusuhan tersebut.
Advertisement
Anggota Ombudsman RI, Ninik Rahayu masih berpegang bahwa kepolisian tidak membawa dan menggunakan senjata tajam, dalam hal ini peluru tajam saat melakukan pengamanan aksi 22 Mei di Jakarta.
"[Menko Polhukam] Pak Wiranto dalam penjelasannya, saya mengikuti betul mulai dari awal sampai akhir di media dikatakan bahwa hanya menggunakan peluru hampa dan peluru karet," kata Ninik di gedung Ombudsman RI, Jakarta Selatan, Kamis (23/5/2019).
Terkait massa yang tewas tertembus peluru, Ninik juga belum bisa memastikan jenis peluru apa sehingga bisa menembus dada massa aksi 22 Mei. Pasalnya, Polri sendiri sudah mengatakan hanya menggunakan peluru hampa dan peluru karet tanpa peliru tajam.
Ninik menegaskan, jika memang yang melukai massa aksi adalah peluru karet, mustahil bisa sampai menembus tubuh.
"(Peluru) karet ini sesungguhnya tidak mematikan kecuali kena mata, dalam (jarak) dekat pun dia tidak bisa tembus untuk peluru karet," ucap Ninik.
Sebelumnya, Ombudsman RI berencana memanggil Polri terkait tewasnya sejumlah orang dalam kerusuhan 22 Mei. Ninik mengatakan pemanggilan itu akan dilakukan dalam waktu dekat.
"Oleh karena sekarang ini fenomenanya kita mengetahui sudah ada korban yang jatuh, yang meninggal dunia, maka dalam waktu dekat Ombudsman ingin mendengarkan pihak kepolisian di dalam rangka menjaga keamanan pengumuman pasca Pemilu," ujar Ninik.
Sebanyak tiga pendemo Bawaslu atau aksi 22 Mei mengalami luka tembak. Ketiganya sempat dibawa ke RS Budi Kemuliaan, Jakarta Pusat pada dini hari saat terkadi kericuhan di Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Namun seorang pendemo bernama Farhan tewas saat ditolong oleh dokter di RS Budi Kemuliaan. Farhan tewas diduga memgalami luka tembak hingga menembus bagian dada.
Direktur RS Budi Kemuliaan, Fahrul W Arbi mengatakan dua korban lainnya yang mengalami luka tembak sudah dirujuk ke RS Tarakan untuk menjalani pembedahan.
"Ada yang karena luka tembak di betis, tangan, sendi bahu. Ada dua yang dikirim ke (rumah sakit) Tarakan karena perlu ada tindakan bedah," katanya.
Fahrul mengatakan, dua korban harus menjalani pembedahan akibat luka serius yang dialami.
"Iya yang dua di [rumah sakit] Tarakan itu karena ada fraktur retak. Jadi harus ada ahli ortopesi khusus dan kami tidak sedia, hingga diarahkan ke RS Tarakan," kata Fahrul.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Buntut Penggerebekan Pabrik Baterai di AS, Hyundai-LG Tunda Operasional
- BPOM Telusuri Temuan Mi Instan Mengandung Etilen Oksida di Taiwan
- Hore, Bansos Beras 10 Kg Dilanjutkan hingga Desember 2025
- Presiden Prabowo Temui Emir Qatar Setelah Israel Serang Doha
- PBB Ingatkan Tepi Barat Terancam Terbelah akibat Permukiman Israel
Advertisement

Jumlah WNA Naik Kereta Tumbuh 10,69 Persen, Jogja Kunjungan Terbanyak
Advertisement

Wisata Favorit di Asia Tenggara, dari Angkor Wat hingga Tanah Lot
Advertisement
Berita Populer
- Kabar Berkembang, Hari Ini, Presiden Prabowo Umumkan Menteri dan Wamen Baru
- Delapan Rumah Hancur, Tujuh Orang Terluka akibat Ledakan Pamulang Tangsel
- KPK Dalami Modus Calon Haji Khusus Diberi Waktu Pelunasan 5 Hari Kerja
- BPBD Bali Sebut Hingga Pagi Ini Ada 19 Orang Meninggal Dunia
- 7 Korban Ledakan di Pamulang Dirawat di RS Terdekat
- DPR Dukung Pendirian 500 Sekolah Rakyat di Kawasan 3T
- Tragedi Kebakaran Sumur Minyak Ilegal, Anak Balita Meninggal Dunia
Advertisement
Advertisement