Advertisement
Simpan Potensi Rp500 Triliun per Tahun, Laut Indonesia Bisa untuk Bayar Utang Negara
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Laut Indonesia yang luas dinilai menyimpan potensi besar yang mampu menjadi solusi dalam membayar utang negara jika digarap dengan serius.
Ketua Umum Ikatan Sarjana Kelautan Indonesia (Iskindo) Muh Zulficar Mochtar menyebutkan potensi pendapatan dari laut Indonesia saja bisa mencapai Rp500 triliun per tahun.
Advertisement
"Pemerintah sedang mencari potensi dan menggali pendapatan negara, laut menjadi solusi melalui investasi pulau-pulau kecil, bisnis perikanan dan energi laut," katanya seperti dikutip dari keterangan resmi, Kamis (16/5/2019).
Namun, katanya, potensi tersebut perlu diintervensi secara ekonomi dan bisnis dengan hitungan yang cermat. Untuk itu, formula baru pemanfatan laut, baik dari sektor perikanan maupun di luar perikanan, perlu segera dibuat dengan pendekatan bisnis sehingga menjadi pemasukan ril bagi pemerintah melalui pajak dan PNBP
Untuk diketahui, KKP memprediksi bahwa penerimaan negara bukan pajak dari seluruh sektor perikanan saja pada 2018 akan mencapai Rp645 miliar sementara penerimaan pajaknya baik daru perikanan, industri perikanan, dan perdagangan ikan bisa mencapai Rp1,082 triliun.
Adapun, Kementerian Keuangan mencatat jumlah utang pemerintah per Maret 2019 mencapai Rp4.567 triliun.
Zulficar menambahkan, hal yang bisa dilakukan untuk menggali potensi laut Indonesia baik dari segi perikanan maupun di luar perikanan adalah dengan merubah paradigma dan format pembangunan agar berorientasi kelautan dan menjadi mainstream utama.
Selain itu, pemerintah juga perlu segera mengatasi segala bentuk ocean crime atau beragam tindak kriminal yang masih marak terjadi di Indonesia. Adapun wujud ocean crime yang kerap terjadi antara lain tindak ilegal, unrepirted, unregulated fishing, perdagangan ilegal dan penyelundupan.
"Pada sektor perikanan tangkap potensi loss akibat pelaporan yang belum tertib timbulkan kerugian sekitar Rp 30 triliun," tambahnya.
Adapun, salah satu kasus illegal trade yang ditemui, yakni perdagangan ilegal mutiara saja berpotensi menimbulkan kerugian hingga 18 juta ton/tahun.
Adapun, Dewan Pimpinan Wilayah Iskindo Kep Bangka Belitung yang baru saja dilantik Andriyadi mengatakan bahwa Bangka Belitung mesti menyiapkan skenario baru setelah berakhirnya kejayaan timah.
"Produktivitas timah sudah menurun, saatnya laut menjadi tumpuan pembangunan di Bangka Belitung" katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Perbaikan Jalur Pantura Demak-Kudus Ditarget Rampung Sebelum April 2024
- Gugatan Sengketa Pilpres, Mahfud MD Serukan Kembalian Maruah MK
- PGI Meminta Agar Kasus Kekerasan di Papua Diusut Tuntas
- Diduga Menganiaya Anggota KKB, 13 Prajurit Ditahan
- Banjir Demak, Selat Muria Dipastikan Tidak Akan Muncul Lagi
Advertisement
Dukung Kelestarian Lingkungan, Pemda DIY Mulai Terapkan Program PBJ Berkelanjutan
Advertisement
Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII
Advertisement
Berita Populer
- The Alana Hotel Malang Siapkan Paket Khusus Libur Lebaran 2024
- Bidik Perampasan Aset Rafael Alun di Simprug, KPK Ajukan Kasasi
- Bantuan Beras Akan Dilanjutkan hingga Akhir Tahun, Presiden Jokowi: Tapi Saya Enggak Janji
- Mudik Lebaran 2024, Batas Kecepatan Melewati Tol Jogja-Solo 40 Km per Jam
- Gugatan Sengketa Pilpres, Mahfud MD Serukan Kembalian Maruah MK
- Terseret Kasus Pencucian Uang, KPK Cegah Windy Idol ke Luar Negeri
- SBY Mengaku Menitipkan Sesuatu kepada Prabowo Subianto
Advertisement
Advertisement