Advertisement

Menteri Jonan Ungkap Harga Mobil Listrik Rp1,5 Miliar Tidak Terjangkau Masyarakat

Newswire
Minggu, 28 April 2019 - 15:57 WIB
Nina Atmasari
 Menteri Jonan Ungkap Harga Mobil Listrik Rp1,5 Miliar Tidak Terjangkau Masyarakat Mobil balap listrik buatan siswa SMK Muhammadiyah Pakem, Sabtu (14/4/2018). - Harian Jogja/Sunartono

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA - Mobil listrik menjadi solusi alat transportasi ramah lingkungan, namun harganya kurang ramah untuk masyarakat awam.

Hadirnya mobil listrik diyakini akan mendorong diversifikasi bahan bakar kendaraan dari BBM (Bahan Bakar Minyak) ke listrik yang berdampak signifikan bagi kualitas udara. Tak hanya itu, keberadaan mobil listrik juga akan menurunkan volume impor BBM.

Advertisement

“Karena nilai strategis inilah, Pemerintah terus mendorong penggunaan kendaraan listrik yang memiliki emisi rendah hingga dapat bersaing dengan kendaraan konvensional,” ujar Menteri Energi Sumber Daya Manusia (ESDM) Ignasius Jonan seperti dikutip dari keterangan tertulis, Minggu (28/4/2019).

Hal ini diungkapkan Jonan usai memperingati Hari Bumi Ke-49 di Museum Geologi, Bandung Sabtu (27/4/2019). Pada kesempatan tersebut di melakukan uji coba mobil listrik jenis Crossover yang dinamakan EVHERO dan jenis Sportcar V8 VADI, besutan Institut Teknologi Nasional (Itenas) Bandung.

Diakuinya, tantangan terbesar mobil listrik adalah masalah harga. “Kalau harga mobil listriknya Rp1,5 miliar, siapa yang mau beli, atau Rp750 juta, siapa yang bisa beli, itu kan dua kali harga [mobil jenis] kijang,” ujarnya.

Namun demikian, mobil listrik sangat diperlukan karena konsumsi BBM terus meningkat seiring pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor juga penguatan infrastuktur jalan raya. Menurut Jonan, ke depan sulit mengimbangi kenaikan kebutuhan atau konsumsi BBM. Salah satu jalan untuk mengurangi impor BBM atau impor minyak mentah itu adalah dengan mobil listrik.

Mobil listrik diyakini Jonan akan dapat mengurangi polusi dan impor BBM secara signifikan jika pemakaiannya sudah masif karena bahan bakarnya adalah listrik yang seluruh komponen untuk penyediaan listriknya tersedia di dalam negeri.

“Seluruh sumber energi primer untuk pembangkit listrik seluruhnya ada di dalam negeri seperti batubara, matahari, gas bumi, panas bumi, angin dan air. Semuanya ada dan dimiliki Indonesia, sehingga impor BBM-nya semakin hari tidak semakin tinggi. Tugas kita mengendalikan agar impor BBM-nya dalam kapasitas yang terukur, karena kalau tidak, semakin lama semakin tinggi,” jelasnya.

Terkait dengan ketersediaan Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPLU) untuk charging mobil listrik, Jonan memastikan akan tercukupi, sbab menurutnya saat ini cadangan listrik terpasang sudah lebih dari 30% dan menyediakan SPLU bagi PLN sama seperti menjual listrik biasa.

“Cadangan listrik terpasang saat ini sudah mencapai lebih dari 30% karena itu jika ditanyakan apakah listriknya tersedia untuk membangun fasilitasi SPLU, saya jawab cukup karena listriknya sama,” ujarnya.

Dia menyebutkan, membangun fasilitas charging itu gampang, kalau mau PLN itu bisa bangun lebih dari sekarang yang sudah mencapai 1.600 SPLU di Jabodetabek dan kota besar. “Termasuk membangun SPLU di luar Jawa, jika ada demand-nya kendaraan listrik kita siap,” kata Jonan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Okezone.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Jadwal KA Prameks Jogja-Kutoarjo, Jumat 26 April 2024

Jogja
| Jum'at, 26 April 2024, 03:17 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement