Advertisement
Masyarakat Perlu Memahami HAM Secara Bijak
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA--Masyarakat perlu memahami Hak Asasi Manusia (HAM) secara bijak agar tetap sejalan dengan sila dalam Pancasila. Banyak kelompok yang memperjuangkan HAM namun kadang kurang sejalan dengan Pancasila seperti halnya sila kedua.
Hal itu disampaikan oleh Anggota MPR RI Cholid Mahmud dalam diskusi dan sosialisasi MPR bersama ratusan pegiat parenting di Kantor DPD RI DIY, Minggu (24/3/2019). Ia mengajak masyarakat memahami pentingnya memikirkan pendidikan keluarga mulai dari awal membina rumah tangga dengan tidak menunda berkeluarga.
Advertisement
"Kita perlu memaknai HAM secara benar dan bijak. Di sisi lain, menang secara ideologis, politis dan konseptual, tetapi seringkali sila kedua [pancasila] agak dikesampingkan sebagai salah satu sila yang sebenarnya mengatur HAM," terangnya dalam rilis yang dikirim kepada Harian Jogja, Senin (25/3/2019).
Salah satu gerakan yang seringkali menjadikan HAM sebagai pijakan adalah menunda berkeluarga atau menyelewengkan makna keluarga. Gerakan ini cenderung hanya terbatas pada tempat kepuasan seksual yang saat ini sering diangkat ke permukaan isunya karena beragam kelompok kepentingan. Oleh karena, Cholid menegaskan gerakan ini perlu diwaspadai oleh masyarakat karena selain mendistorsi makna keluarga, juga mengancam keberlangsungan manusia dan keluarga. Di sisi lain, ini jelas tidak sejalan dengan sila ke-2 pancasila.
"Karena konsep HAM sering dianggap berasal dari paham individualisme dan liberalisme yang secara ideologis tidak diterima. Saat ini muncul upaya untuk menunda berkeluarga dan gerakan mendistorsi makna keluarga, ini perlu diwaspadai karena akan mengancam keberlangsungan manusia dan keluarga," katanya.
Ia menambahkan dalam bernegara kaitannya dengan HAM secara tegas telah diatur dalam UUD 1945 dalam perubahan yang kedua mencantumkan beberapa pasal yang strategis dan mendasar. Dalam pasal-pasal tersebut telah dinyatakan, berkaitan dengan hak antara lain hak hidup setiap orang serta hak mempertahankan hidup dan kehidupannya.
"Setiap orang berhak membentuk keluarga dan melangsungkan keturunannya. Lalu setiap anak berhak atas kelangsungan hidup tumbuh dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi, Kemudian setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya serta setiap orang berhak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya," katanya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Menjamurnya Kedai Kopi, Berkah bagi Perajin Gula Aren di Banyubiru Semarang
- Sambangi Kandang Madura Malam Ini, PSS Sleman Usung Misi Menjauh dari Degradasi
- Gedung Hubdam Kodam IV Diponegoro Semarang Terbakar, Ini Total Kerugian
- Kisah Sukses Umbul Pelem Klaten, dari Ladang Cenil sampai Jadi Wisata Favorit
Berita Pilihan
- Siap-Siap! Desain Paspor Bakal Berubah Tahun Ini
- Sempat Ditangkap, Jambret di Jaksel Kabur Pakai Mobil Patroli Polisi
- Erupsi Lagi, Gunung Semeru Semburkan Awan Panas Guguran
- Ini Profil Keseharian Harvey Moeis Suami Sandra Dewi yang Terseret Korupsi PT Timah
- Perbaikan Jalur Pantura Demak-Kudus Ditarget Rampung Sebelum April 2024
Advertisement
Kembali Tampil di Pilkada Gunungkidul Tahun Ini, Ini Gagasan yang Diusung Sutrisna Wibawa
Advertisement
Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII
Advertisement
Berita Populer
- Mudik Lebaran, Diskon Tarif Tol Dipatok Maksimal 20 Persen
- Erupsi Lagi, Gunung Semeru Semburkan Awan Panas Guguran
- Kecelakaan Gerbang Tol Halim, Pengemudi Truk Jadi Tersangka
- Puan Maharani Menegaskan Partai Pemenang Pemilu Berhak Dapat Kursi Ketua DPR
- Patahan Pemicu Gempa Membentang dari Jawa Tengah hingga Jawa Timur, BRIN: Di Dekat Kota-Kota Besar
- Syahrul Yasin Limpo Minta Pindah Tahanan, KPK: Rutan Sudah Terstandardisasi
- BMKG: Waspadai Potensi Hujan Badai di Indonesia
Advertisement
Advertisement