Advertisement

Dahnil: Prabowo Tidak Gunakan Konsultan Rusia, tetapi Bojong Koneng

Jaffry Prabu Prakoso
Senin, 04 Februari 2019 - 21:40 WIB
Budi Cahyana
Dahnil: Prabowo Tidak Gunakan Konsultan Rusia, tetapi Bojong Koneng Koordinator Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandi, Dahnil Anzar Simanjuntak. - Bisnis.com/Yusran Yunus

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA – Koordinator Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Dahnil Anzar Simanjuntak, mengatakan penggunaan istilah propaganda ala Rusia oleh Joko Widodo untuk menunjukkan taktik pemenangan Pilpres sangat berbahaya. Dia menegaskan Prabowo tak memakai konsultan dari Rusia.

“Itu berbahaya loh. Seorang presiden dengan bahasa eksplisit menyebut satu negara terlibat dalam pemenangan salah satu pasangan presiden, apalagi menyeret negara lain dalam peta perpolitikan Indonesia,” katanya saat dihubungi, Senin (4/2/2019).

Advertisement

Dahnil menjelaskan bahwa ini bisa merusak hubungan diplomatik antarnegara. Dia mempertanyakan apakah Jokowi sadar akan risiko tersebut.

Dia memastikan Prabowo tidak memakai konsultan dari luar negeri, termasuk Rusia. Menurut Dahnil, Prabowo menggunakan saran dari Bojong Koneng, Jawa Barat tempat dia tinggal.

“Kalau berdasarkan saran dari Bojong Koneng, ya khasnya harus joget-joget dikit, joget Gatotkaca. Itu konsultan Bojong Koneng,” jelasnya.

Sebelumnya, Presiden Jokowi  saat menghadiri deklarasi Forum Alumni Jawa Timur mengungkapkan adanya cara-cara propaganda ala Rusia karena menyebarkan berita bohong. Ini dilakukan oleh salah satu tim sukses tanpa menyebut yang bersangkutan. 

Komentar tersebut dijawab Kedutaan Besar Rusia untuk Indonesia melalui akun Twitter resmi Kedubes Rusia Russian Embassy, IDN (@RusEmbJakarta).

“Sebagaimana diketahui istilah ‘propaganda Rusia’ direkayasa pada tahun 2016 di Amerika Serikat dalam rangka kampanye pemilu presiden. Istilah ini sama sekali tidak berdasarkan pada realitas,” tulisnya.

Propaganda Rusia merupakan ungkapan dari media AS terkait dugaan kolusi antara agen intelijen Rusia dengan tim kampanye Capres dari Partai Republik Donald Trump, untuk memengaruhi hasil Pilpres 2016 demi mengalahkan calon dari Partai Demokrat Hillary Clinton.

“Kami menggarisbawahi bahwa posisi prinsipil Rusia adalah tidak campur tangan pada urusan dalam negeri dan proses-proses elektoral di negara-negara asing, termasuk Indonesia yang merupakan sahabat dekat dan mitra penting kami."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Daftar Kereta Api Wilayah Daop 6 Yogyakarta yang Dapat Tarif Promo Nataru

Jogja
| Senin, 11 Desember 2023, 10:17 WIB

Advertisement

alt

Cari Tempat Seru untuk Berkemah? Ini Rekomendasi Spot Camping di Gunungkidul

Wisata
| Rabu, 06 Desember 2023, 20:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement