Advertisement

HASIL SURVEI: Elektabilitas PSI Meningkat karena Menolak Praktik Poligami

Newswire
Selasa, 15 Januari 2019 - 05:50 WIB
Bhekti Suryani
HASIL SURVEI: Elektabilitas PSI Meningkat karena Menolak Praktik Poligami Ketua Umum PSI Grace Natalie. - Suara.com

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA – Penolakan terhadap isu poligami diklaim mendongkrak elektabilitas Partai Solidaritas Indonesia (PSI).

Lembaga survei Y Publica merilis hasil survei tentang suara pemilih perempuan di Pemilu 2019. Hasilnya, elektabilitas Partai Solidaritas Indonesia (PSI) terdongkrak karena sikap politiknya yang menolak praktik poligami.

Advertisement

Direktur Y Publica, Rudi Hartono, mengatakan sejak bicara tolak poligami di pertengahan Desember 2018, elektabilitas PSI justru naik 0,3 persen.

Berdasarkan hasil survei Y Publica, elektabilitas PSI bertengger di angka 2,9%. Sebelumnya pada survei November-Desember 2018, PSI mendapat 2,6%.

“Elektabilitas PSI naik karena sukses memainkan strategi diferensiasi yang ideologis,” ujar Rudi saat jumpa pers di Menteng, Jakarta Pusat, Senin (14/1/2019).

Rudi menjelaskan, dengan mengusung isu politik yang ideologis, seperti penolakan Perda berbasis agama dan poligami, PSI sedang memainkan strategi diferensiasi atau pembeda yang ideologis.

Menurutnya, strategi itu membawa keuntungan ganda bagi PSI. Pertama, karena isu yang dilontarkan itu kontroversial, PSI mendapat perhatian dan sorotan publik.

"Yang kedua, segmen tertentu dari pemilih, terutama yang rasional dan ideologis, akan terseret oleh kampanye PSI,” jelasnya.

Rudi mencontohkan, dalam isu penolakan terhadap poligami, PSI mendapat simpati dari banyak perempuan, kelompok liberal, kelas menengah terdidik, sebagian kaum moderat, dan anak-anak muda berpikiran progresif.

"Dalam survei kita ditemukan, mayoritas perempuan menentang poligami. Ini basis potensial untuk dukungan elektoral bagi PSI," paparnya.

Strategi agak mirip juga dipraktikkan oleh Partai Berkarya. Partai besutan Tommy Soeharto itu gencar dan terang-terangan mendefinisikan diri sebagai pewaris Orde Baru.

“Dengan jualan Orde Baru, Partai Berkarya berharap bisa menyeret orang-orang yang masih menyimpan rindu akan Orde Baru. Apalagi Golkar dan partai sempalannya meninggalkan narasi ini,” ujar Rudi.

Dalam survei Y-Publica, elektabilitas Partai Berkarya naik tipis dari 0,8 persen di survei November-Desember 2018 menjadi 0,9 persen di survei terbaru.

Y-Publica mengadakan survei pada 26 Desember 2018 hingga 8 Januari 2019 dengan melibatkan 1.200 responden. Survei dilakukan melalui pemilihan responden secara acak atau multistage random sampling. Tingkat kesalahan alias margin of error dalam survei ini sebesar +/- 2,98 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Okezone.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Alasan Gerindra Bantul Belum Buka Pendaftaran Penjaringan Pilkada

Bantul
| Jum'at, 26 April 2024, 14:47 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement