Advertisement
3 Bulan Kampanye Pilpres, Lingkar Madani : Masyarakat Cuma Dijejali Kampanye Nyinyir

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA- Masyarakat Indonesia dinilai disuguhi dengan konten kampanye tak bermutu selama tiga bulan terakhir.
Dalam kampanye Pemilihan Presiden 2019 3 bulan terakhir masyarakat lebih banyak diberikan makanan emosi dibanding makanan otak. Sementara masyarakat calon pemilih memerlukan penjelasan visi misi kedua calon presiden dan wakil presiden.
Advertisement
Hal ini dikatakan Direktur Lingkar Madani Indonesia (LIMA) Ray Rangkuti dalam diskusi Kampanye Nyinyir dan Gugat-Menggugat di Tahun Politik di D'Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta, Rabu (21/11/2018).
"Masuk bulan ketiga pelaksanaan kampanye belum terdapat makanan otak pemilih kita dari diksusi atau dari kampanye yang terjadi sepanjang tiga bulan terakhir. Makanan emosi sudah banyak, makanan emosi pemilih banyak , makanan otak amat jauh dari harapran," ujar Ray.
Sebab kata Ray, kampanye yang terjadi di bulan ketiga ini diisi dengan kampanye berbalas nyinyir dari dua kubu pasangan calon presiden atau calon wakil presiden yakni pasangan Joko Widodo - Maruf Amin dan Prabowo Subianto - Sandiaga Uno.
Ia pun mencontohkan Jokowi ikut terlibat dalam kampanye nyinyir. Pasalnya, belum lama ini, Jokowi melontarkan pernyataan politik yakni politikus sontoloyo dan politik genderuwo.
"Nah masuk ke bulan kedua makin parah karena ujung-ujungnya orang seperti Jokowi mulai terlibat dalam urusan ledek meledek yang kita sebut nyinyir berbalas nyinyir. Awalnya keliatan Sandiaga yang memancing dengan ungkapan-ungkapan yang berkesan bombastis. Setidak dua minggu terakhir kita lihat pak Jokowi membalas sindiran yang juga menimbulkan kehebohan ditengah masyarakat," kata dia.
Karena itu, ia berharap, ke depan pasangan capres -cawapres kembali berkampanye dengan politik adu gagasan dalam lima tahun kedepan. Adapun isu-isu yang harus didiskusikan yakni isu kemiskinan, kesehatan lapangan kerja dan lainnya.
"Oleh karena itu, ini suatu himbauan agar para stakeholder pelaksana kampanye inilah khususnya pasangan capres mulai kembali ke politik gagasan lima taun kedepan apa yang harus dilakukan, bagaimana harus dilakukan. Sehingga kita mengerti paham ke arah selama lima tahun yang akan datang. Saya pikir bukan nggak ada isu mestinya banyak isu yang bisa didiskusikan oleh kedua belah pihak tapi sayangnya tidak terlalu terelaborasi misalnya isu kemiskianan lapangan kerja kesehatan, pendidikan, pluralisme," tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Suara.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Jelang Libur Waisak, 368.470 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek
- Menteri HAM Natalius Pigai Menilai Bagus Rencana Gubernur Jabar Mengirim Siswa Nakal ke Barak Militer
- Satgas Koperasi Merah Putih Resmi Dibentuk, Zulkifli Hasan Jabat Ketua
- Selain GBK, Hotel Sultan hingga TMII Juga Bakal Dikelola Danantara
- Puluhan Warga Badui Digigit Ular Berbisa, 2 Meninggal Dunia
Advertisement

Tanah Tutupan di Bantul Sudah Bersertifikat, Warga Tuntut Ganti Rugi JJLS
Advertisement

Amerika Serikat Keluarkan Peringatan Perjalanan untuk Warganya ke Indonesia, Hati-Hati Terorisme dan Bencana Alam
Advertisement
Berita Populer
- Paket Makanan untuk Jemaah Haji Indonesia Disajikan dalam Empat Warna Wadah
- Donald Trump Sebut India dan Pakistan Sepakat Gencatan Senjata karena Mediasi Amerika Serikat
- Gencatan Senjata India dan Pakistan Resmi Dimulai
- Polisi Turunkan Paksa Atribut Bendera dan Spanduk Ormas
- Stok Beras Capai 3,6 Juta Ton, Pemerintah Akan Bangun 25 Ribu Gudang Darurat
- Kemenkopolkam: Berantas Premanisme Berkedok Ormas Lewat Penindakan Hukum
- Viral Pengamen Rusak Bus Primajasa, 1 Pelaku Diringkus dan 1 Orang Buron
Advertisement