Advertisement
Kasus Ratna Sarumpaet Diduga Kuat Bakal Diseret ke Masalah Politik

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Kasus skandal hoaks aktivis Ratna Sarumpaet dinilai akan merembet ke masalah politik hingga mempengaruhi proses pemilihan pada 2019 mendatang.
Ketua Umum Persaudaraan 212, Slamet Ma'arif menjelaskan bahwa ada semacam skenario yang dibuat pemerintah, untuk menyeret nama Prabowo dan tokoh oposisi lainnya ke dalam lingkaran hukum dalam kasus penyebaran berita bohong Ratna Sarumpaet.
Advertisement
"Ada semacam skenario kasus ini akan dibawa ke arah politik, Prabowo, Amien Rais, Hanum Rais, Fadli Zon itu kan satu tim dengan Ratna yang mengaku mendengar ada ibu-ibu yang dianiaya, sebagai seseorang yang punya empati dan simpati, mereka pasti datang ke rumahnya untuk mengetahui dan bersimpati akan kasus tersebut," jelas Slamet dalam pembicaraan di iNews Sore, Selasa (9/10/2018).
Sementara itu, Direktur Riset Setara Institute Ismail Hasani mengungkapkan bahwa kasus Ratna Sarumpaet merupakan kasus hukum biasa. Termasuk pemanggilan Amien Rais Cs yang merupakan proses normatif dalam suatu proses hukum.
"Kalau melihat konstruksi dan peristiwa hukumnya, ini kasus hukum biasa saja, ini suatu proses normatif yang harus dilalui bu Ratna yang sudah jadi tersangka, sehingga polisi butuh keterangan dari beberapa saksi," jelas Ismail.
Namun, Ismail tak menampik bahwa kasus Ratna Sarumpaet sangat erat dengan nuansa politik. Ia membeberkan dua sebab mengapa hal tersebut bisa terjadi. Pertama, jelas Ismail, yang dipanggil sebagai saksi merupakan tokoh politik besar.
"Kedua, tak bisa dipungkiri, situasi politik kita sedang tidak bagus ya, momen adanya kasus Ratna berbarengan dengan adanya proses pemilihan presiden. Mau tak mau, kasus ini akan mempengaruhi sisi elektoral dari calon-calon yang mengikuti pemilu," pungkas Ismail.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Okezone.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Penerima Bansos Terlibat Judol, Wakil Ketua MPR: Layak Diganti
- Top Ten News Harianjogja.com, Sabtu 12 Juli 2025: Dari Tom Lembong Sampai Harganas
- Pangkas Birokrasi Federal, Donald Trump Pecat 1.300 Pegawai Departemen Luar Negeri
- Jumlah Penduduk Indonesia Capai 286,69 Juta Jiwa per Juni 2025, Terbanyak Laki-Laki
- Kasus Chromebook, Kejaksaan Agung Menggeledah Kantor GoTo dan Menyita Ratusan Dokumen
Advertisement

10 SD Tidak Dapat Murid Baru di Gunungkidul Tak Langsung Ditutup
Advertisement
Tren Baru Libur Sekolah ke Jogja Mengarah ke Quality Tourism
Advertisement
Berita Populer
- BGN Minta Anggaran Makan Bergizi Gratis Ditambah Jadi Rp335 Triliun
- Polda Metro Jaya Targetkan Penyelidikan Kasus Kematian Diplomat Staf Kemenlu Rampung dalam Sepekan
- Hasil Penulisan Ulang Sejarah Bakal Diuji Publik 20 Juli 2025
- Tersangka Korupsi Minyak Mentah Riza Chalid Diduga Sudah Berada di Singapura, Kejagung Masukkan ke Daftar Cekal
- Kasus Chromebook, Kejaksaan Agung Menggeledah Kantor GoTo dan Menyita Ratusan Dokumen
- Jumlah Penduduk Indonesia Capai 286,69 Juta Jiwa per Juni 2025, Terbanyak Laki-Laki
- Jaksa Sebut Tom Lembong Tak Terima Uang, Tapi Kebijakannya Untungkan 10 Pihak
Advertisement
Advertisement