Advertisement
KEK Batang Harus Jadi Jantung Ekonomi Nasional

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kabupaten Batang, Jawa Tengah, tidak sekedar menjadi proyek infrastruktur, tetapi dapat menjadi jantung pertumbuhan ekonomi nasional ke depannya.
“Kita sudah melihat infrastruktur yang sangat besar dibangun di KEK Batang, tapi persoalannya bagaimana memastikan kawasan ini benar-benar jadi jantung pertumbuhan ekonomi nasional dalam 10 sampai 20 tahun ke depan,” kata Anggota Komisi VII DPR RI Novita Hardini dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Jumat.
Advertisement
Hal itu disampaikan saat melakukan kunjungan kerja spesifik bersama anggota Komisi VII DPR RI ke KEK Batang, Jawa Tengah.
Legislator perempuan itu mendorong pula kawasan industri seperti KEK Batang harus menjadi contoh keberhasilan pembangunan berbasis kolaborasi antara pusat, daerah, swasta, dan masyarakat.
“Presiden, Menteri Keuangan, semua sudah bicara pembangunan harus profesional. Business is business, tapi yang kita butuhkan sekarang adalah pemimpin kawasan yang visioner dan bisa memastikan investasi masuk dengan cepat, aman, dan berdampak langsung pada masyarakat sekitar," ucapnya.
Dia menilai pemerintah pusat telah menggelontorkan anggaran sangat besar untuk infrastruktur kawasan industri.
Namun, dia mengingatkan tantangan ke depan bukan lagi pembangunan fisik, melainkan kepastian investasi dan iklim usaha yang berkelanjutan.
BACA JUGA: Prabowo Resmikan KEK Industropolis Batang
“KEK Batang sudah memiliki modal infrastruktur yang setara dengan kawasan industri di Vietnam atau China, tapi masih ada catatan serius soal birokrasi, kepastian hukum, dan insentif fiskal yang sering berubah-ubah. Ini yang membuat investor ragu,” ujarnya.
Dia juga menekankan perlunya pengelola KEK menjelaskan secara transparan berapa banyak perusahaan yang telah atau akan beroperasi, target hunian lahan industri yang akan dicapai dalam dua tahun ke depan, hingga strategi untuk mempercepat realisasi investasi.
“Kita bicara tentang 4.300 hektare lahan, ini angka yang besar. Tapi mari fokus dulu ke yang 1.000 hektare. Kalau dua tahun ke depan belum penuh, artinya kita masih punya PR besar. Bukan hanya promosi, tapi juga pembenahan sistem,” tuturnya.
Selain itu, dia menyoroti soal kesiapan tenaga kerja industri yang siap pakai dan membandingkan kesiapan sumber daya manusia (SDM) Vietnam yang dinilai lebih stabil karena ekosistem.
“Kita masih dalam tahap mengasah, tapi jangan sampai ini jadi alasan untuk tidak maju. Pemerintah, termasuk kementerian terkait harus hadir memberi insentif, pelatihan, dan jaminan kenyamanan berusaha,” ucapnya.
Lebih lanjut, dia menekankan pentingnya pemberdayaan masyarakat lokal sehingga program corporate social responsibility (CSR) di KEK Batang diharapkan bersifat jangka panjang dan memberdayakan, dan tidak hanya bantuan yang sifatnya konsumtif.
“Industri jangan hanya berdiri tanpa melihat sekitar. Kita punya potensi besar dari hasil pertanian dan perkebunan. Mengapa tidak diproses menjadi produk manufaktur di sini juga? Ini yang saya maksud dengan ekonomi yang memberdayakan," katanya.
Terakhir, dia pun menegaskan Komisi VII DPR RI akan terus melakukan pengawasan terhadap kawasan-kawasan strategis seperti KEK Batang agar menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi yang merata dan tidak hanya sekedar simbol pembangunan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Penerima Bansos Terlibat Judol, Wakil Ketua MPR: Layak Diganti
- Top Ten News Harianjogja.com, Sabtu 12 Juli 2025: Dari Tom Lembong Sampai Harganas
- Pangkas Birokrasi Federal, Donald Trump Pecat 1.300 Pegawai Departemen Luar Negeri
- Jumlah Penduduk Indonesia Capai 286,69 Juta Jiwa per Juni 2025, Terbanyak Laki-Laki
- Kasus Chromebook, Kejaksaan Agung Menggeledah Kantor GoTo dan Menyita Ratusan Dokumen
Advertisement

Jalan Trisik Penghubung Jembatan Pandansimo di Kulonprogo Rusak Berat Akibat Truk Tambang
Advertisement
Tren Baru Libur Sekolah ke Jogja Mengarah ke Quality Tourism
Advertisement
Berita Populer
- BGN Minta Anggaran Makan Bergizi Gratis Ditambah Jadi Rp335 Triliun
- Polda Metro Jaya Targetkan Penyelidikan Kasus Kematian Diplomat Staf Kemenlu Rampung dalam Sepekan
- Hasil Penulisan Ulang Sejarah Bakal Diuji Publik 20 Juli 2025
- Tersangka Korupsi Minyak Mentah Riza Chalid Diduga Sudah Berada di Singapura, Kejagung Masukkan ke Daftar Cekal
- Kasus Chromebook, Kejaksaan Agung Menggeledah Kantor GoTo dan Menyita Ratusan Dokumen
- Jumlah Penduduk Indonesia Capai 286,69 Juta Jiwa per Juni 2025, Terbanyak Laki-Laki
- Jaksa Sebut Tom Lembong Tak Terima Uang, Tapi Kebijakannya Untungkan 10 Pihak
Advertisement
Advertisement