Advertisement
Ini Penyebab Lombok Dihantam Gempa Bertubi-tubi

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Banyaknya lindu besar tahun ini sudah diprediksi pada akhir 2017 lalu. Peningkatan intensitas gempa diduga berkaitan dengan perlambatan rotasi Bumi, dan kemungkinan terjadi di dekat khatulistiwa.
Hubungan perputaran Bumi dengan aktivitas seismik dipublikasikan dalam makalah yang dibuat dua ilmuwan Amerika Serikat, Roger Bilham dari University of Colorado dan Rebecca Bendick dari University of Montana.
Advertisement
Mereka mempresentasikan penelitian itu dalam pertemuan tahunan Geological Society of America pada Oktober 2017.
Sebagaimana dikutip dari The Guardian, Bilham mengatakan rotasi Bumi sangat berkorelasi dengan aktivitas kegempaan. Menurut dia, pada tahun ini, rotasi Bumi melambat dan diikuti peningkatan jumlah lindu yang kuat.
“Rotasi Bumi sedikit berubah, terkadang satu milidetik per hari, dan itu bisa diukur dengan sangat akurat oleh jam atom,” kata Bilham.
Dalam studinya, Bilham dan Bendick mengkaji gempa berkekuatan di atas magnitudo 7,0 sejak 1900 hingga 2017. Menurut mereka, terdapat lima periode ketika lindu besar sangat sering terjadi dalam satu tahun dan itu berhubungan dengan perlambatan rotasi Bumi yang terjadi tiap lima tahun sekali.
Dalam kurun waktu tersebut, lindu di atas magnitudo 7,0 terjadi 25 sampai 30 kali sepanjang tahun. Sementara, ketika rotasi Bumi tidak melambat, gempa besar hanya terjadi 15 kali dalam satu tahun. Keduanya kemudian memprediksi tahun ini bakal banyak terjadi gempa besar berdasarkan studi tersebut.
“Bumi memberi tanda kepada kita tiap lima tahun untuk menghadapi kemungkinan gempa,” ucap Bilham.
Sejauh ini, tak ada teknologi maupun pendekatan ilmiah yang bisa memperkirakan di mana dan kapan gempa akan mengguncang. Namun, berdasarkan telaah Bilham dan Bendick, intensitas gempa yang berkaitan dengan perubahan rotasi Bumi kemungkinan akan terjadi di dekat khatulistiwa. Kawasan ini, termasuk Indonesia, menjadi tempat tinggal satu miliar orang dan mereka semestinya bisa beradaptasi dengan lingkungan yang sangat rawan lindu.
US Geological Survey mencatat 74 gempa dengan magnitudo di atas 3 dari Januari sampai pertengahan Agustus tahun ini. Tujuh lindu ini bermagnitudo 7,0. Lindu besar pertama bermagnitudo 7,5 di Honduras pada 10 Januari. Bulan ini, sudah ada dua lindu bermagnitudo di atas 7,9, yakni pada 5 Agustus di Lombok dengan magnitudo 7,0 dan Minggu (19/8) di Hawaii dengan magnitudo 8,2.
Minggu kemarin, Lombok juga diguncang gempa besar pada malam hari. Awalnya BMKG merilis lindu tersebut berkekuatan magnitudo 7,0, tetapi kemudian merevisinya dan menyatakan gempa tersebut bermagnitudo 6,9. Jumlah lindu besar dalam delapan bulan terakhir sudah menyamai lindu besar yang terjadi sepanjang tahun lalu (lihat grafis).
Gempa Lombok
Menurut BMKG, lindu di Lombok dengan magnitudo 6,9 pada Minggu malam pukul 21:56 WIB dipicu oleh rangkaian gempa-gempa kuat di pulau tersebut sejak akhir Juli yang berkekuatan magnitudo 6,4; magnitudo 7,0; magnitudo 6,3; dan magnitudo 5,9. Gempa tersebut adalah gempa baru dan bukan gempa susulan dari lindu dengan magnitudo 7,0 pada 5 Agustus lalu.
BMKG mencatat sumber gempa baru di ujung timur Pulau Lombok atau berjarak 30 kilometer timur laut Lombok Timur dari kedalaman 10 kilometer. Kepala Bidang Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG Daryono mengatakan, sumber gempa baru ini sejak Minggu malam hingga Senin pagi sudah memicu 88 kali gempa susulan dengan magnitudo lebih rendah. Delapan lindu susulan cukup kuat dan getarannya dirasakan oleh masyarakat. Sebaran episenter gempa yang mengikutinya membentuk kluster episenter ke arah timur di laut hingga di sebelah utara Sumbawa Barat. “Sehingga dapat disimpulkan bahwa gempa yang terjadi tersebut merupakan aktivitas gempa baru yang berbeda dari gempa berkekuatan magnitudo 7,0,” kata Daryono.
Dua gempa besar di Lombok memicu rekahan Bumi di beberapa tempat. Menurut Daryono, rekahan batuan terjadi pada satu sistem sesar yang sama, yakni Sesar Naik Flores.
“Aktivitas kedua gempa kuat semacam ini disebut sebagai gempa kembar, mengingat kekuatannya tidak terpaut besar, lokasi dan kedalamannya yang berdekatan, serta terjadi dalam rentang waktu yang tidak terlalu lama. Tetapi jika melihat banyaknya rangkaian gempa kuat yang terjadi maka boleh saja menyebutnya sebagai aktivitas multi gempa atau multiplet earthquakes.”
Sebelum gempa dengan magnitudo 6,9 pada Minggu malam, Lombok juga diguncang gempa dengan magnitudo 6,5 pada Minggu pukul 11:06 Wita.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan gempa Minggu siang menewaskan dua orang dan merusak 1.700 rumah.
Adapun gempa pada Minggu malam menewaskan 10 orang, melukai 24 orang, dan merusak 151 rumah. Korban meninggal dunia sebagian karena tertimpa bangunan roboh dan sebagian lainnya karena serangan jantung lantaran kaget akibat getaran lindu yang keras. Sebelumnya, dua kali lindu besar pada 29 Juli dan 5 Agustus 2018 mengakibatkan 436 orang meninggal dunia serta merusak ribuan rumah dengan kerugian ekonomi sekitar Rp7,45 triliun. Gempa juga menyebabkan 7.773 orang luka-luka dan memaksa 417.529 mengungsi.
Rumah Rusak
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono memperkirakan 36.000 rumah dan 150 sekolah rusak berat akibat gempa beruntun di Lombok dalam tiga pekan terakhir. Jumlah tersebut hampir sama dengan seluruh bangunan yang ada di Lombok.
Data tersebut dihitung sebelum gempa pada Minggu. Kementerian pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah menurunkan 150 ahli dan ratusan mahasiswa teknik untuk membantu proses rekonstruksi di berbagai wilayah Lombok yang hancur akibat lindu.
Fasilitas umum, seperti pasar, sekolah, masjid dan kantor-kantor pemerintah yang rusak akan dibangun oleh BUMN karya.
PUPR akan membangun bangunan umum yang rusak dengan teknologi Risha, atau teknologi mendirikan bangunan dengan struktur tahan gempa. Direktur Jenderal Cipta Karya Danis Hidayat Sumawilaga menjelaskan bangunan tersebut berbeda dengan bangunan sebelumnya yang ada di Lombok.
Struktur yang digunakan ialah balok, tiang, dan sambungan. Pemerintah sebelumnya telah memberikan dana tunai sebesar Rp50 juta per kepala keluarga untuk membangun rumah-rumah yang rusak. Dana tersebut diberikan guna mempercepat pembangunan sehingga warga tak perlu menunggu cairnya dana pemerintah.
Sejauh ini, pemerintah belum menetapkan gempa Lombok sebagai bencana nasional. Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengatakan pemerintah tak menaikkan status bencana gempa Lombok agar tidak mengganggu sektor pariwisata yang menjadi nadi perekonomian di Lombok.
“Begitu dinyatakan bencana nasional, seluruh Pulau Lombok akan tertutup untuk wisatawan dan kerugiannya akan lebih banyak,” kata Pramono di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin. Status bencana nasional juga bisa berdampak pada sektor pariwisata di seluruh Indonesia, seperti Bali.
Sebagai gantinya, pemerintah bakal mengeluarkan instruksi presiden (Inpres) perihal penanganan gempa Lombok agar penanganannya persis dengan penanganan bencana nasional. Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah memerintahkan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana, dibantu TNI dan Polri untuk menangani kerusakan yang ada seperti membangun rumah, sekolah, dan lainnya.
Pramono mengatakan pemerintah punya pengalaman saat gempa bumi di Pidie, Aceh pada 2016.
Adapun Presiden Jokowi mengatakan terus memantau kondisi dan situasi di Lombok. Menurut Jokowi, yang paling penting bukan soal penetapan status bencana nasional atau tidak. “Tetapi penanganan langsung di lapangan bahwa pemerintah pusat total memberikan dukungan penuh.”
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Seorang lansia di Maluku Utara Hilang Diduga Diterkam Buaya, Tim SAR Lakukan Pencarian
- Demonstran di Eropa: Hentikan Geneosida di Gaza Palestina
- Jerman Hentikan Ekspor Senjata ke Israel karena Netanyahu Berniat Kuasai Gaza
- Viral Telat Kembalikan Buku Mahasiswi Kena Denda Rp5 Juta, Ini Kata UGM
- Aksi Koboi Jaksa Todongkan Senjata Api di Pondok Aren, Begini Kata Kejagung
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Jelang Trump Bertemu Putin, Zelenskyy Tegaskan Ukraina Tak Berkompromi
- Menbud: Keberagaman Budaya Jadi Pemersatu Bangsa
- Badan Geologi: Gunung Lewotobi Erupsi 3 Kali
- Nasdem Targetkan Raih 3 Besar di Pemilu 2029
- Ratusan Guru Sekolah Rakyat Mundur, Begini Respons Mensos
- Presiden Prabowo Lantik Jenderal Tandyo sebagai Wakil Panglima TNI
- Prabowo: Indonesia Tak Memihak tetapi Pertahanan Harus Kuat
Advertisement
Advertisement