Advertisement

Seorang Penyelam Tewas dalam Penyelamatan Tim Sepak Bola Anak Thailand yang Terjebak di Gua

Annisa Margrit
Jum'at, 06 Juli 2018 - 13:37 WIB
Nina Atmasari
Seorang Penyelam Tewas dalam Penyelamatan Tim Sepak Bola Anak Thailand yang Terjebak di Gua Tim penyelamat memompa air di kompleks Gua Tham Luang, Chiang Rai, Thailand dalam upaya menyelamatkan 13 orang anggota tim sepak bola yang terjebak di dalam gua sejak akhir Juni 2018, Kamis (5/7). - Reuters/Athit Perawongmetha

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA -- Penyelamatan 13 orang tim sepakbola anak yang terjebak di kompleks Gua Tham Luang, Chiang Rai, Thailand memakan korban. Seorang anggota tim penyelamat meninggal dalam operasi penyelamatan tersebut.

Samarn Poonan, mantan anggota unit SEAL Thailand, tewas setelah menaruh sejumlah tangki oksigen di rute yang berpotensi menjadi jalur penyelamatan. Sebelum meninggal, dia sempat tak sadarkan diri.

Advertisement

"Kondisi di dalam gua sangat berat," ujar Laksamana Apakorn Yuukongkaew, komandan unit SEAL Thailand, seperti dilansir Reuters, Jumat (6/7/2018).

Meski sempat mendapat pertolongan pertama dari rekan-rekannya, Samarn tidak berhasil ditolong. Apakorn menegaskan kejadian ini tidak akan menyurutkan upaya penyelamatan terhadap 13 orang yang terperangkap sejak Jumat (23/6).

Ke-13 orang tersebut terdiri dari seorang pelatih berusia 25 tahun dan 12 pemain yang berusia antara 11-16 tahun. Lokasi mereka ditemukan berjarak 4 kilometer (km) dari mulut gua.

Adapun tangki-tangki oksigen yang ditempatkan di rute menuju lokasi tim sepak bola tersebut ditujukan bagi para tim penyelamat dan persiapan untuk operasi penyelamatan. Gubernur Chiang Rai Narongsak Osottanakorn menyatakan jumlah orang yang masuk ke gua semakin banyak, sehingga diperlukan oksigen yang mencukupi.

Upaya penyelamatan ini berpacu dengan waktu karena hujan lebat diperkirakan bakal segera mengguyur kawasan itu.

Ketika tim sepak bola lokal itu masuk ke gua usai latihan rutin, cuaca sedang bersahabat. Namun, hujan lebat tiba-tiba turun dan membanjiri gua tersebut, yang terdiri dari banyak ruang.

Beberapa alternatif yang tengah dipertimbangkan adalah membawa mereka yang terjebak dengan cara menyelam, menunggu hingga musim hujan berakhir selama beberapa bulan, atau mengebor bagian atas gua tersebut.

Alternatif yang paling mungkin tapi juga sangat berisiko adalah dengan menyelam. Pasalnya, gua tersebut memiliki banyak ruang yang bisa membingungkan dan jaraknya cukup jauh hingga mulut gua.

Terlebih, beberapa anak yang terperangkap tidak bisa berenang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Reuters, Bisnis Indonesia

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Wacana Pembukaan Kembali Stasiun Kalasan Masih Dikaji

Wacana Pembukaan Kembali Stasiun Kalasan Masih Dikaji

Sleman
| Senin, 06 Oktober 2025, 12:07 WIB

Advertisement

Jembatan Kaca Tinjomoyo Resmi Dibuka, Ini Harga Tiketnya

Jembatan Kaca Tinjomoyo Resmi Dibuka, Ini Harga Tiketnya

Wisata
| Minggu, 05 Oktober 2025, 20:57 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement