Advertisement

Kurma di Indonesia Kian Mahal, Jaringan Impor Sudah Dimonopoli Importir dari China

Salsabila Annisa Azmi
Senin, 07 Mei 2018 - 11:25 WIB
Budi Cahyana
Kurma di Indonesia Kian Mahal, Jaringan Impor Sudah Dimonopoli Importir dari China Kurma dijual di sebuah supermarket. - Harian Jogja/Salsabila Annisa Azmi

Advertisement

Harianjogja.com,JOGJA—Kurma semakin mahal setiap tahun sejak 2015. Kenaikan harga tersebut berbarengan dengan naiknya nilai impor buah manis ini. Pedagang grosiran mensinyalir lonjakan harga karena importir asal Tiongkok menguasai stok kurma di Mesir setiap mendekati Ramadan.

Kios milik Sugeng Widodo di Jalan Wonosari, sore itu lengang. Kotak berisi kurma menggunung di dekat tembok. Sugeng sedang berkemas-kemas untuk pulang setelah seharian sibuk mendistribusikan kurma ke beberapa toko dan perorangan. Sembari duduk di kursi plastik berwarna biru, pria berusia 35 tahun itu menceritakan ramainya pesanan kurma sejak dua bulan menjelang Ramadan.

Advertisement

“Saya mempersiapkan stok sejak Februari, mumpung harganya masih murah. Stok saya sekarang dua ton, sudah keluar satu ton. Besok berarti nambah lagi satu ton. Tiap bulan menjelang Ramadan, sejak Februari, yang didistribusikan rata-rata satu ton kurma,” kata Sugeng.

Sugeng tidak mengambil kurma langsung dari distributor besar di Jakarta atau Semarang, apalagi langsung dari Timur Tengah. Dia menggunakan tangan kedua yang menerima pasokan dari dua distributor besar tersebut. Menurut Sugeng, kulak langsung dari distributor membutuhkan modal besar, setidaknya Rp500 juta setiap pembelian.

“Selain melalui tangan kedua, beberapa pemilik grosiran mengakali dengan sharing harga ke sesama pedagang. Misalnya saya ambil merek tertentu ke teman saya dengan harga Rp80.000, saya jual Rp100.000, sama seperti harga jual dia. Kalau sudah saling kenal kayak gitu malah enggak apa-apa,” terang Sugeng.

Sugeng mulai masuk ke dalam bisnis grosir kurma sejak 2011. Menurut dia, harga kurma pada saat itu masih sangat bersahabat bagi penggrosir. Memasuki 2015 sampai 2016, harga mulai naik, tetapi tak terlalu tinggi. Kemudian, 2017 merupakan puncak kenaikan harga kurma. Sugeng pun mengungkapkan pengalamannya mengimpor kurma dari Mesir.

“Saya kan waktu itu pernah coba ambil dari mahasiswa Al Azhar di Mesir. Teman saya kuliah di sana, suka bawa pulang kurma. Dia bilang sama saya sudah nego harga kurma ke distributor di Alexandria [kota terbesar kedua di Mesir], tetapi tidak boleh. Stoknya sudah dikuasai importir Tiongkok untuk dipasarkan di Indonesia, sekali ambil bisa 500 ton. Jadinya stok kurma di sana juga cepat habisnya,” ujar Sugeng.

Sugeng pun mengonfirmasi penyebab kenaikan harga kepada kawannya di Mesir dan temannya memberikan keterangan demikian.

Saat ini, harga kurma curah dari Mesir mencapai Rp200.000 per 10 kilogram. Tahun lalu, kurma curah dari Mesir hanya Rp185.000 sampai Rp190.000. Menurut Sugeng, sejak tahun-tahun sebelumnya, kenaikan tidak sebesar itu. Sementara kenaikan tahun ini mencapai Rp15.000 sampai Rp20.000.

“Kalau kurma yang premium kenaikan harganya lebih tinggi lagi tahun ini mencapai Rp25.000 sampai Rp50.000. Sekarang harga kurma premium Rp50.000 per boks kecil,” jelas Sugeng.

Kurma yang dikonsumsi orang Indonesia, kebanyakan berasal dari Timur Tengah dan Amerika Serikat.

 

Kenaikan harga semakin memperketat persaingan pedagang grosir kurma. Apabila mereka menjual ke agen, mereka hanya untung rata-rata Rp5.000 per kilogram yang ditentukan agen. Jika harganya dinaikkan sedikit, agen akan beralih ke pedagang grosiran lain. Namun di pengecer, menurut Sugeng, harga masih bisa stabil. Kurma Rp35.000 sampai Rp45.000 per kilogram yang dijual pedagang grosir masih dianggap wajar oleh para pengecer.

Tahun lalu, harga kurma mencapai tingkat tertinggi tujuh hari menjelang Ramadan. Sementara, tahun ini, harga kurma masih landai.

“Saya tidak tahu kapan harga akan sangat mahal. Semua tergantung ketersediaan stok dari distributor di Mesir atau Arab Saudi,” ujar dia.

Kurma dari Mesir, diminati banyak penduduk Indonesia. (Reuters)

Harian Jogja juga mengunjungi kios grosir kurma milik Ananda Surya Putra di Gamping, Sleman. Beberapa orang dengan motor roda tiga datang silih berganti. Ada yang mengangkut berkotak-kotak kurma, ada lagi yang mengantarkan kotak-kotak berisi kurma. Siang itu, Nanda, pemilik kios sedang tidak ada di rumah. Ayah dan ibunya yang kebetulan menjaga kios mengatakan dia sedang sibuk mendistribusikan kurma ke beberapa langganan setianya. Dalam sepekan ke depan, jadwal distribusi kurmanya akan semakin padat. Nanda memasok kurma ke beberapa pedagang eceran, kios dan supermarket.

Melalui sambungan telepon, Nanda mengatakan pada Ramadan tahun ini dia mempersiapkan stok 35 ton kurma dari berbagai merek dan jenis untuk didistribusikan ke DIY, Balikpapan, Jawa Tengah dan Jawa Timur.

“Saya ambil stok langsung dari distributor di Semarang. Kenaikan harga jelas terjadi setiap tahun, tetapi tergantung mereknya, bukan tergantung asal negaranya. Kenaikan harga yang besar ada di kurma paling mahal yaitu kurma asal Tunisia, yang bertangkai. Harganya Rp500.000 per 10 kilogram, biasanya satu bulan jelang Ramadhan bisa naik jadi Rp550.000 per 10 kilogram,” kata dia.

Nanda mulai hafal kenaikan harga kurma curah asal Mesir sejak tiga tahun yang lalu. Pada 2015, harga beli grosir Rp215.000 per 10 kilogram dan naik menjadi Rp230.000 per 10 kilogram pada 2016. Tahun lalu, harga kurma naik lagi menjadi Rp250.000 per 10 kilogram.

“Kenaikan tersebut masih wajar.”

Pasar Utama

Kurma yang dikonsumsi orang Indonesia kebanyakan berasal dari Timur Tengah dan Amerika.

Impor kurma selalu melonjak tiga bulan sebelum Ramadan. Pada April 2017, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat data kenaikan impor kurma sebesar 49,3% menjadi US$17,31 juta (Rp241,3 miliar) dibandingkan dengan tiga bulan pada awal tahun. Pada Maret, nilai impor kurma sebesar US$11,60 (Rp161,7 miliar) juta, Februari US$4,55 juta (Rp62,7 miliar), dan Januari US$1,38 juta (Rp19,2 miliar).

Kenaikan nilai impor kurma tahun lalu sangat besar dibandingkan tahun sebelumnya. Sebagai perbandingan, pada April 2016, nilai impor kurma hanya US3,93 juta (Rp54,7 miliar). Tunisia adalah pemasok kurma terbanyak ke Indonesia pada April 2017, yakni sebesar 2,62 juta ton dengan nilai US$9,47 juta (Rp132 miliar). Negara penyuplai kurma lainnya adalah Mesir (US$3,08 juta atau Rp41,8 miliar), Uni Emirat Arab (US$1,18 juta atau Rp16,4 miliar), Amerika Serikat (US$1,12 juta atau Rp15,6 miliar), dan Iran (US$1,37 juta atau Rp19 miliar).

Dari negara dengan bendera seperti ini, Indonesia juga mengimpor kurma. (Reuters)

Tahun ini, kenaikan impor kurma mulai terasa sejak Maret, yakni US$17,8 juta (Rp248,1 miliar), sedikit lebih banyak ketimbang April 2017. Namun, pada Januari hingga Maret 2018, nilai impor jauh lebih tinggi, bahkan hampir dua kali lipat daripada periode sama tahun lalu.

Menurut BPS, nilai impor kurma pada Januari-Maret 2018 mencapai US$33,3 juta (Rp464,2 miliar), naik 92% daripada periode yang sama di 2017.

Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan (BPPP) Kementerian Perdagangan Kasan Muhri mengatakan impor kurma yang terjadi pada tahun ini merupakan yang tertinggi dalam tiga tahun terakhir. Menurut catatannya, volume impor kurma pada Januari dan Februari 2018 sebesar 10,4 juta ton. Adapun pada Januari-dan Februai tahun lalu, impor kurma hanya sekitar 5,2 juta ton dan 6,1 juta ton pada Januari dan Februari 2016.

Pengimpor Terbesar

Sekarang, penyuplai terbesar adalah Mesir. Indonesia sekaligus menjadi pengimpor kurma Mesir paling banyak. Menurut catatan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Kairo, Indonesia menerima penghargaan sebagai importir utama kurma dari Mesir. Pada 2016, dari total US$40,41 juta (Rp563,3 miliar) ekspor kurma Mesir, sekitar US$10 juta (Rp139,3 miliar) masuk ke Indonesia. Pada semester pertama 2017, total impor kurma dari Mesir ke Indonesia naik 35,64%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Advertisement

alt

Bupati Bantul Abdul Halim Sebut Ketahanan Nasional dan Wawasan Kebangsaan Jadi Materi Retreat Akmil

Bantul
| Sabtu, 22 Februari 2025, 11:47 WIB

Advertisement

alt

Menikmati Gua-Gua yang Tidak Boleh Dilewatkan saat Berwisata ke Turki

Wisata
| Jum'at, 21 Februari 2025, 10:37 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement