Advertisement
Pangkas Harga Beras Bersubsidi, PM Thailand Berisiko Dikecam
Advertisement
[caption id="attachment_419674" align="alignleft" width="370"]http://www.harianjogja.com/?attachment_id=419674" rel="attachment wp-att-419674">http://images.harianjogja.com/2013/06/beras-thailand-ILUSTRASI-REUTERS-370x241.jpg" alt="" width="370" height="241" /> Foto Ilustrasi Beras Thailand
JIBI/Harian Jogja/Reuters[/caption]
BANGKOK—Perdana Menteri Thailand Yingluck Shinawatra berisiko menuai kecaman dari para petani karena memangkas harga beras bersubsidi, setelah program tersebut dikritik mengancam keuangan Negeri Gajah Putih.
Advertisement
Kabinet Thailand pada 19 Juni menyetujui pemangkasan harga jual beras sebesar 20% untuk membendung kerugian dari program yang diperkirakan menghabiskan dana sekitar 137 miliar baht (US$4,4, miliar) pada tahun lalu.
Awal bulan ini, Moody’s Investors Service mengatakan subsidi menghalangi tujuan Thailand untuk mencapai keseimbangan anggaran pada 2017 dan juga tidak baik bagi peringkat kedaulatan negara tersebut.
“Jika pemerintah tidak mendengarkan suara petani, partai Pheu Thai akan kehilangan mereka sebagai perisai pelindung,” ujar Charin Sing-dee, Kepala Dewan Petani dari Provinsi Singburi, Selasa (25/6/2013).
Menurutnya, jika harga diturunkan, sama saja seperti mempermainkan nasib para petani.
Sejak menjabat sebagai pemimpin Thailand 2 tahun lalu, Yingluck menaikkan upah minimum, memberika insentif bagi para pembeli mobil pertama, dan membayar beras petani 50% lebih besar dari harga pasar domestik. Yingluck memperoleh basis suara dari Thailand utara yang didominasi penduduk miskin.
“Beban fiskal akibat program tersebut merupakan salah satu kekhawatiran besar para investor asing,” ujar Santitarn Sathirathai, ekonom Credit Suisse AG yang berbasis di Singapura. Tidak hanya berdampak pada biaya fiskal, program tersebut merusak insentif bagi warga Thailand.
Thailand, lanjut Sathirathai, telah memiliki cadangan tenaga kerja di berbagai sektor produktif dan program ini mengakibatkan lebih banyak penanaman beras oleh orang-orang yang seharusnya tidak melakukan hal itu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Penerbangan Reguler YIA-Jeddah Menguat Seusai Keberangkatan Haji 2026
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Bromo Tutup saat Wulan Kapitu, Ini Jadwal dan Aksesnya
- 18 Mahasiswa Unsil Terluka Akibat Gazebo Kampus Ambruk
- World Air Cruise Pertama Kali Mendarat di Bandara YIA
- Copet Beraksi di Pesta Rakyat, Bupati Tulungagung Evaluasi Keamanan
- Atasi Rendahnya Minat Baca, Pemkot Jogja Kukuhkan Duta Literasi
- Dituduh Curi Rp3 Juta, Buruh Tani di Srandakan Dikeroyok 4 Orang
- RSV Bukan Flu Biasa, Bisa Sebabkan Bronkitis pada Bayi
Advertisement
Advertisement




