Advertisement

Teka-Teki “Jenglot” Asal Chili Terungkap

Kamis, 25 April 2013 - 06:30 WIB
Maya Herawati
Teka-Teki “Jenglot” Asal Chili Terungkap

Advertisement

[caption id="attachment_400128" align="alignleft" width="370"]http://www.harianjogja.com/?attachment_id=400128" rel="attachment wp-att-400128">http://images.harianjogja.com/2013/04/dunia-unik-dailymail-370x209.jpg" alt="" width="370" height="209" /> Foto Dailymail[/caption]

Oscar Munoz pada 19 Oktober 2003 menemukan sebuah fosil humanoid -- menyerupai manusia -- misterius ditemukan di Gurun Atacama Chili. Fosil itu ditemukan saat Oscar Munoz mencari benda-benda bersejarah di Kota La Noria, sebuah kota "hantu" di Gurun Atacama.

Advertisement

Oscar menemukan fosil sepintas di Indonesia lebih dikenal sebagai jenglot itu di dekat reruntuhan gereja tua. Saat itu, Oscar Munoz menemukan kain putih yang membungkus sebuah kerangka aneh.

Temuan itu memicu kehebohan dan spekulasi ada yang menduga, itu adalah janin yang digugurkan, monyet, atau bahkan alien.

Bentuknya mirip kerangka manusia, tapi sangat kecil hanya enam inchi atau sekitar 15 cm. Ada tonjolan aneh di kepalanya yang menggelembung -- tak proporsional dibanding tubuhnya yang kecil, hitam, dan bersisik. Mahluk itu juga punya gigi keras dan tak seperti manusia, ia memiliki 9 tulang rusuk. Diberi nama Atacama Humanoid atau disingkat Ata.

Program dokumenter teranyar, Sirius, berusaha memecahkan misteri soal fosil tersebut. Seperti dimuat Huffington Post yang dilansir Dailymail, Rabu (24/3) tayangan perdana serial tersebut ditunggu-tunggu orang-orang yang antusias dengan UFO.

Seperti ditayangkan dalam film dokumenter, sampel DNA dari sumsum tulang yang diekstrasi di spesimen kerangka, dianalisa oleh para ilmuwan terkemuka dari universitas bergengsi di Amerika Serikat.

Kesimpulannya, benda tersebut adalah "mutasi menarik" dari seorang manusia berjenis kelamin pria, yang yang selamat setelah dilahirkan, berusia antara enam sampai delapan tahun.

“Saya bisa mengatakan, dipastikan ini bukan monyet. Melainkan manusia -- lebih dekat ke manusia daripada simpanse. Ia hidup hingga berusia enam sampai delapan tahun," kata Garry Nolan dari Sekolah Kedokteran Stanford University, California.

"Jelas, mahluk itu pernah bernafas, makan, bermetabolisme. Pertanyaannya, seberapa besar mahluk itu ketika dilahirkan," tambah dia. Dan jangan khawatir, "DNA mengungkapkan banyak hal. Kami juga memiliki teknik komputasi yang memungkinkan kita untuk menentukan, dalam waktu singkat, apakah nyatanya, ini manusia."

Selain mempelajari asal-usul Ata, dokumenter Sirius juga mengeksplorasi dugaan lawatan UFO dan ET, dengan mengungkap dokumen rahasia, dan dugaan teknologi propulsi canggih yang digunakan mahluk ekstraterresterial menuju Bumi.

 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terkait

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Mantan Rektor UNY dan Bupati Gunungkidul Bersaing Dapatkan Dukungan Partai di Pilkada

Gunungkidul
| Jum'at, 19 April 2024, 19:12 WIB

Advertisement

alt

Pengunjung Kopi Klotok Membeludak Saat Libur Lebaran, Antrean Mengular sampai 20 Meter

Wisata
| Minggu, 14 April 2024, 18:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement