Advertisement

Dompet Dirampas, Mahasiswi 18 Tahun di Sleman Kejar & Jungkalkan Penjambret

Irwan A Syambudi
Selasa, 05 Juni 2018 - 15:40 WIB
Budi Cahyana
Dompet Dirampas, Mahasiswi 18 Tahun di Sleman Kejar & Jungkalkan Penjambret Cut Awlyina (kiri) menerima piagam penghargaan dari Polsek Malti atas keberanian melawan penjambret, Senin (4/6). - Harian Jogja/Irwan A. Syambudi

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN—Seorang mahasiswi memburu dua pemuda yang berusaha menjambretnya. Berbekal keberanian, ia menggagalkan perampasan.

Jumat (1/6) pagi selepas sahur, Cut Awlyina, 18, bergegas menghidupkan motor bebek milik temannya. Mahasiswi asal Bangka Belitung yang indekos di Sinduadi, Mlati, Sleman, ini hendak mengantarkan seorang teman ke Stasiun Lempuyangan. Perjalanan menuju stasiun kurang dari 20 menit.

Advertisement

Setelah mengantarkan temannya, ia lantas kembali memacu motornya untuk kembali ke tempat tinggalnya. Hari masih remang-remang, sekitar pukul 05.00 WIB. Di Jalan Mesan Baru, dua orang yang berboncengan sepeda motor matik datang dari belakang dan memepet motor Awlyina. Salah satu dari mereka tiba-tiba menyahut dompet di dalam saku kiri berhijab ini.

Dompet yang baru saja dicolong itu berisi uang tunai Rp370.000 dan tiket mudik ke Bangka Belitung. “Ada tiket pesawat. Kalau enggak saya ambil nanti pulangnya bagaimana? Saya ingin ketemu keluarga saya,” ujar dia kepada wartawan, Senin (4/6).

Tanpa pikir panjang, Awlyina langsung mengejar dua pelaku. Dia menarik gas dan motor melesat kencang “Helm saya sampai mau lepas.”

Perampas dompet pun tak mau kalah memacu motornya dengan kecepatan tinggi melalui gang-gang sempit. Setelah berkejaran sekitar 20 menit, dua motor yang berkejaran itu sampai di Jalan Ringroad di sekitar Kampus Universitas Teknologi Yogjakarta (UTY). Awlyina berhasil mendekati pencuri.

Tak ingin melewatkan kesempatan, dia menabrakkan ban depan motornya ke roda belakang motor penjambret. Dua maling terjungkal, Awlyina tak jatuh. Dia berhenti dan berdiri meminta pertolongan.

“Saya teriak, ‘maling-maling!’ Lalu ada bapak-bapak yang sedang mengelap motor datang menolong dan menendang maling. Lalu dompetnya dilempar.”

Awlyina adalah pemegang sabuk cokelat karate. Dia pernah menjadi juara tingkat provinsi di tanah kelahirannya pada 2014. Teknik-teknik beladiri sudah dia kuasai dan bisa saja dipakai untuk menggebuk dua pencoleng itu. Namun ketika orang-orang berdatangan dan menendang dua pencuri dompetnya, ia malah menjadi kasihan.

Beberapa menit kemudian petugas Polsek Gamping datang. Kedua pemuda itu diringkus dan diserahkan ke Polsek Mlati karena lokasi penjambretan mereka di wilayah hukum Polsek Mlati.

Keberanian Awlyina mengejar penjambret mendapatkan apresiasi dari polisi. Kapolsek Mlati Kompol Yugi Bayu bahkan memberikan sertifikat piagam penghargaan kepada gadis kecil yang tinggi badannya hanya 155 sentimeter itu.

Perlawanan korban terhadap pelaku kejahatan patut dicontoh karena, menurut Yugi, kebanyakan orang cenderung takut dan hanya menangis ketika menjadi korban kejahatan. Sementara, kriminalitas mengintai setiap hari. Menurut Statistik Kriminal 2017 yang disusun BPS, kejahatan di Indonesia selama periode 2014 sampai 2016 cenderung meningkat. Pada 2014, ada 325.317 kasus kriminal. Setahun kemudian bertambah menjadi 352.936 kasus dan naik lagi menjadi 357.197 kasus pada tahun lalu. Jumlah korban kejahatan juga meningkat. Pada 2014, 231 dari 100.000 orang menjadi korban kejahatan. Adapun pada 2015 dan 2016, rasio itu meningkat menjadi 140 orang.

“Kami memberikan rasa hormat kepada keberanian korban untuk menggagalkan percobaan pencurian tersebut,” kata Kompol Yugi.

Dua bandit yang dilumpuhkan itu diketahui bernama Eko Widiyanto, 25 warga Wonosobo, Jawa Tengah, dan JJ, anak berusia 17 tahun yang tinggal di Gamping, Sleman.

“JJ tidak kami tahan karena masih di bawah umur. Namun proses hukum akan tetap berjalan sesuai dengan undang-undang. Mereka terancam Pasal 365 [tentang pencurian dengan kekerasan] atau Pasal 363 [tentang pencurian dengan pemberatan]. Ancaman hukumannya sembilan sampai 12 tahun,” kata dia.

Polisi menyita dompet korban, motor tanpa pelat nomor yang digunakan untuk merampas, serta sebuah korek api berbentuk pistol yang dibawa pelaku saat menjalankan aksinya. Korek itu diduga dipakai untuk menakut-nakuti korban.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

BPBD Gunungkidul Imbau Waspada Bencana di Awal Musim Hujan

BPBD Gunungkidul Imbau Waspada Bencana di Awal Musim Hujan

Gunungkidul
| Rabu, 22 Oktober 2025, 20:17 WIB

Advertisement

Desa Wisata Adat Osing Kemiren Banyuwangi Masuk Jaringan Terbaik Dunia

Desa Wisata Adat Osing Kemiren Banyuwangi Masuk Jaringan Terbaik Dunia

Wisata
| Minggu, 19 Oktober 2025, 23:37 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement