Advertisement

Lewat Aelimpics, AELI DIY Hidupkan Pembelajaran Berbasis Budaya Jogja

Galih Eko Kurniawan
Rabu, 05 November 2025 - 00:27 WIB
Galih Eko Kurniawan
Lewat Aelimpics, AELI DIY Hidupkan Pembelajaran Berbasis Budaya Jogja Ilustrasi gobak sodor. Ist

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Dewan Pengurus Daerah Asosiasi Experiential Learning Indonesia (DPD AELI) DIY kembali menyelenggarakan Aelimpics: Permainan Tempo Doeloe 2025 pada Selasa (4/11/2025) untuk memperingati Sumpah Pemuda di Kebon Ndeso Wonorejo, Sleman.

Aelimpics 2025 dibuka oleh Kepala Sub Bagian Umum Dinas Pariwisata DI, Pujiati. Turut hadir Sekretaris Dinas Kebudayaan Sleman Arif Wibowo dan Kepala Bidang Pemasaran Dinas Pariwisata Sleman Kus Endarto.

Advertisement

Pujiati mengapresiasi inisiatif AELI dalam melestarikan permainan tradisional sebagai bagian dari warisan budaya dan daya tarik wisata edukatif.

“Sinergi antara komunitas pembelajar, pegiat budaya, sekolah dan pemerintah menjadi hal yang sangat penting untuk menguatkan identitas lokal serta memperkaya pengalaman wisata berbasis budaya di Jogja,” tuturnya, Selasa.

Sekretaris Jenderal Dewan Pengurus Pusat AELI Dian Wibowo Utomo menuturkan permainan tempo dulu bukan sekadar nostalgia tetapi merupakan laboratorium nilai, keterampilan hidup, dan karakter yang relevan bagi generasi saat ini.

Melalui permainan tradisional, peserta tidak hanya bergerak tetapi juga mengalami proses pembelajaran holistik yang menyentuh aspek kognitif, afektif, psikomotor, sekaligus pembentukan karakter positif seperti kejujuran, sportivitas, keberanian dan gotong-royong.

Ketua DPD AELI DIY Samuel Gempita Nusa S berharap Aelimpics dapat menjadi gerakan berkelanjutan, bukan sekadar acara seremonial. AELI turut mengundang sekolah, komunitas dan publik untuk terus mendukung pelestarian permainan tempo dulu sebagai salah satu strategi pendidikan karakter dan penguatan jati diri bangsa.

Dalam Aelimpics 2025, rangkaian permainan yang dihadirkan seperti gobak sodor, egrang bathok dan egrang kayu, congklak (dakon), uler-uleran bayam, dan engklek yang disusun berdasarkan prinsip experiential learning agar peserta turut belajar melalui pengalaman langsung.

Permainan tersebut memiliki manfaat signifikan terhadap kapasitas kognitif (strategi, konsentrasi, pemecahan masalah), afektif (kerja sama, empati, pengendalian emosi, toleransi), dan psikomotor (koordinasi gerak, ketangkasan, keseimbangan, refleks).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Andong Malioboro Kini Terima Pembayaran QRIS

Andong Malioboro Kini Terima Pembayaran QRIS

Jogja
| Kamis, 06 November 2025, 12:17 WIB

Advertisement

Wisata DEB Balkondes Karangrejo Borobudur Ditawarkan ke Eropa

Wisata DEB Balkondes Karangrejo Borobudur Ditawarkan ke Eropa

Wisata
| Sabtu, 01 November 2025, 16:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement