Advertisement
Israel Pindah Tahanan Palestina Sebelum Dibebaskan

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Otoritas Israel memindahkan tahanan Palestina ke dua lembaga pemasyarakatan menjelang rencana pembebasan mereka. Hal ini menindaklanjuti kesepakatan gencatan senjata Gaza.
Menurut media Israel, KAN, para tahanan yang akan dibebaskan di Gaza atau dideportasi melalui perbatasan Rafah telah dipindahkan ke Penjara Ketziot fi Negev, Israel selatan.
Advertisement
Sementara mereka yang akan dibebaskan di Tepi Barat dibawa ke Penjara Ofer, bagian barat Ramallah, tambah media itu.
Dinas Penjara Israel mengonfirmasi bahwa mereka telah menyelesaikan pemindahan tahanan Palestina ke fasilitas tempat mereka akan dibebaskan.
BACA JUGA
Harian Yedioth Ahronoth yang mengutip sumber dari dinas penjara melaporkan bahwa ribuan polisi penjara ikut serta dalam operasi itu, di mana para tahanan diangkut dalam puluhan konvoi di bawah pengamanan ketat.
Pembebasan diperkirakan akan berlangsung pada Senin setelah Hamas membebaskan para tawanan Israel.
Sesuai kesepakatan, 2.000 tahanan Palestina akan dibebaskan termasuk di antaranya 250 orang sedang menjalani hukuman seumur hidup dan 1.700 ditahan di Gaza sejak perang dimulai pada Oktober 2023, yang akan ditukar dengan 48 sandera Israel.
Sementara itu, Kantor Media Tahanan Palestina, yang berafiliasi dengan Hamas, membantah telah mencapai konsensus mengenai daftar tahanan yang termasuk dalam pertukaran tersebut.
Tel Aviv memperkirakan 48 warga Israel ditahan di Gaza, termasuk 20 orang yang masih hidup, sementara lebih dari 11.100 warga Palestina dipenjara di Israel, banyak di antaranya menderita penyiksaan, kelaparan, dan kelalaian medis – kondisi yang telah menyebabkan kematian, menurut laporan media dan hak asasi manusia Palestina dan Israel.
Fase pertama perjanjian gencatan senjata Gaza mulai berlaku pada Jumat siang dengan pasukan Israel menyelesaikan penarikan bertahap ke garis kuning sore itu, yang membuat proses pertukaran memakan waktu 72 jam.
Tahap kedua dari rencana tersebut dilaporkan mencakup rencana untuk membentuk mekanisme pemerintahan baru di Gaza tanpa Hamas, membentuk pasukan keamanan gabungan yang terdiri atas warga Palestina serta pasukan dari negara-negara Arab dan Islam, serta melucuti senjata Hamas.
Sejak Oktober 2023, serangan Israel telah menewaskan hampir 67.700 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, dan membuat wilayah kantong itu sebagian besar tidak dapat dihuni.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Puluhan Ribu Warga Gaza Kembali ke Utara Pasca Gencatan Senjata
- Prabowo Rapat Bersama Ketua MPR dan Sejumlah Menteri, Ini yang Dibahas
- 60.000 Orang Tewas di Malaysia karena Kecelakaan Lalu Lintas
- Trump Tegaskan Israel Tak Boleh Langgar Gencatan Senjata Gaza
- Roy Suryo Kunjungi Makam Keluarga Jokowi, Begini Respons Gibran
Advertisement

Peringatan Hari Kesehatan Mental Digelar di Kawasan Candi Prambanan
Advertisement

Jembatan Kaca Tinjomoyo Resmi Dibuka, Ini Harga Tiketnya
Advertisement
Berita Populer
- Pemkab Bantul Perkuat Pencegahan Kekerasan di Sekolah
- 27 Persen Perempuan Mengalami Depresi Seusai Melahirkan
- DPR RI Bantah Kenaikan Dana Reses
- Edukasi Keamanan Informasi ke Anak Lewat Codeplay
- Dekatkan Batik dengan Masyarakat Lewat Sport Tourism
- Menaker Sebut Kenaikan UMP 2026 dalam Pembahasan
- KLH Klaim Berhasil Kendalikan Polusi Udara
Advertisement
Advertisement