Advertisement
BMKG Ungkap Penyebab Gempa Bumi M6,5 di Sumenep
Foto ilustrasi seismograf pencatat getaran gempa. / Foto dibuat oleh AI StockCake
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Gempa bumi magnitudo 6,5 yang melanda wilayah Sumenep dan Pulau Sapudi, Jawa Timur terjadi akibat adanya aktivitas sesar aktif bawah laut.
Direktur Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan berdasarkan hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi di Sumenep ini memiliki parameter update dengan magnitudo M6,0.
Advertisement
Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 7,35° LS ; 114,22° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 58 Km arah Tenggara Sumenep, Jawa Timur pada kedalaman 12 km.
BACA JUGA: Sumenep Diguncang Gempa Magnitudo 6,5, Empat Rumah Rusak
"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi di Sumenep merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas sesar aktif bawah laut. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault)," paparnya, Rabu (1/10/2025).
Dampak gempa bumi ini, kata Daryono, dirasakan di daerah Pulau Sapudi dengan skala intensitas V-VI MMI (Semua orang merasakan getaran dan terjadi kerusakan ringan).
Di daerah Sumenep, gempa dirasakan dengan skala intensitas IV MMI (Dirasakan oleh orang banyak dalam rumah, diluar oleh beberapa orang, gerabah pecah, jendela atau pintu berderik dan dinding berbunyi), Situbondo, Sampang, Pamekasan dan Surabaya dengan skala intensitas III-IV MMI (Getaran dirasakan nyata dalam rumah Terasa getaran seakan akan truk berlalu).
"Hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya 4 aktivitas gempabumi susulan (aftershock) dengan magnitudo terbesar M4.4," katanya.
Dia berharap masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.
"Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Ini Alasan Pasar Modal Tetap Diminati Masyarakat DIY
- Serangan Lalat Buah Tekan Produksi Salak Turi hingga 60 Persen
- Perwira Dorong Perempuan Lebih Berdaya Lewat Rapimnas 2025
- Bapemperda Tetapkan 14 Raperda Masuk Pembahasan 2026
- PB XIV Resmi Bertahta, Kraton Solo Jalankan Prosesi Sakral
- Mobil Tertemper KA Batara Kresna di Sukoharjo, Pasutri Selamat
- Peringatan BMKG: Potensi Hujan Lebat di Banyak Kota Hari Ini
Advertisement
Advertisement





