Advertisement

Pemerintah Tutup SPPG Sebabkan Keracunan Massal Menu MBG

Newswire
Minggu, 28 September 2025 - 23:27 WIB
Sunartono
Pemerintah Tutup SPPG Sebabkan Keracunan Massal Menu MBG Foto ilustrasi sakit perut - keracunan. / Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA—Pemerintah menutup seluruh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) pengelola dapur program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang menyebabkan kasus keracunan di sejumlah daerah.

“SPPG yang bermasalah ditutup untuk sementara dilakukan evaluasi dan investigasi,” kata Menteri Koordinator bidang Pangan Zulkifli Hasan dalam Konferensi Pers Penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB) pada Program Prioritas Makanan Bergizi Gratis (MBG) di Kantor Kementerian Kesehatan, Jakarta, Minggu (28/9/2025).

Advertisement

Adapun yang dievaluasi terkait SPPG tersebut adalah faktor kedisiplinan, kualitas, dan kemampuan juru masak. Seluruh SPPG juga akan dievaluasi ihwal kedisiplinan, kualitas, dan kemampuan dari juru masak.

BACA JUGA: Apple Rilis MacOS Tahoe 26, Ini Keuntungan dan Cara Downloadnya

“[Evaluasi] tidak hanya di tempat yang terjadi, tetapi di seluruh SPPG,” kata Zulhas.

Seluruh SPPG diwajibkan untuk mensterilisasi seluruh alat makan, termasuk memperbaiki proses sanitasi, khususnya terkait kualitas air dan alur limbah. “Semua dievaluasi dan diinvestigasi,” kata Zulhas.

Badan Gizi Nasional (BGN) pada sesi jumpa pers di Jakarta, Jumat (26/9), mengumumkan sepanjang periode Januari hingga September 2025, tercatat 70 insiden keamanan pangan, termasuk insiden keracunan, dan 5.914 penerima MBG pun terdampak.

Dari 70 kasus itu, sembilan kasus dengan 1.307 korban ditemukan di wilayah I Sumatera, termasuk di Kabupaten Lebong, Bengkulu, dan Kota Bandar Lampung, Lampung. Kemudian, di wilayah II Pulau Jawa, ada 41 kasus dengan 3.610 penerima MBG yang terdampak, dan di wilayah III di Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua, Bali, dan Nusa Tenggara ada 20 kasus dengan 997 penerima MBG yang terdampak.

BACA JUGA: PSMS Medan Bekuk Sumsel United 2-0

Dari 70 kasus keracunan itu, penyebab utamanya ada kandungan beberapa jenis bakteri yang ditemukan, yaitu e-coli pada air, nasi, tahu, dan ayam. Kemudian, staphylococcus aureus pada tempe dan bakso, salmonella pada ayam, telur, dan sayur, bacillus cereus pada menu mie, dan coliform, PB, klebsiella, proteus dari air yang terkontaminasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terkait

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Akan Ada Area Khusus Bagi Pengamen Jalanan di Kota Jogja

Akan Ada Area Khusus Bagi Pengamen Jalanan di Kota Jogja

Jogja
| Minggu, 28 September 2025, 22:37 WIB

Advertisement

Kemenpar Promosikan Wisata Bahari Raja Ampat ke Amerika dan Eropa

Kemenpar Promosikan Wisata Bahari Raja Ampat ke Amerika dan Eropa

Wisata
| Selasa, 23 September 2025, 18:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement