Advertisement
Merespons Ancaman Tarif Trump, China: Ini Pemaksaan Ekonomi

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Pemerintah China merespon ancaman Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang mengatakan akan mengenakan tarif sebesar 50-100 persen terhadap Tiongkok karena terus membeli minyak dari Rusia.
"China sepenuhnya sah dan sesuai hukum untuk melakukan kerja sama ekonomi, perdagangan, dan energi dengan semua negara, termasuk Rusia. Apa yang dilakukan AS merupakan langkah unilateralisme, intimidasi, dan pemaksaan ekonomi," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Lin Jian dalam konferensi pers di Beijing pada Senin.
Advertisement
Pada Sabtu (13/9), Presiden AS Donald Trump membuat unggahan di platform Truth Social, Trump menulis: “SURAT YANG DIKIRIM OLEH PRESIDEN DONALD J. TRUMP KEPADA SEMUA NEGARA NATO DAN DUNIA”.
BACA JUGA: Empat Pemotor Terlibat Kecelakaan Beruntun di Ring Road Barat Sleman
“Saya siap untuk menjatuhkan sanksi berat terhadap Rusia ketika semua negara NATO telah setuju, dan mulai untuk melakukan hal yang sama, dan ketika semua negara NATO BERHENTI MEMBELI MINYAK DARI RUSIA,” tulisnya.
Dia juga mengusulkan agar NATO, sebagai sebuah kelompok, mengenakan tarif sebesar 50-100 persen terhadap China, dengan alasan bahwa China "memiliki kendali yang kuat, dan bahkan cengkeraman, atas Rusia, dan tarif yang kuat ini akan mematahkan cengkeraman itu."
"Hal itu secara serius mengganggu aturan perdagangan internasional dan mengancam keamanan serta stabilitas rantai industri dan pasokan global. Fakta telah membuktikan bahwa pemaksaan dan tekanan tidak memenangkan hati dan pikiran, apalagi menyelesaikan apa pun," tegas Lin Jian.
Posisi China terkait krisis Ukraina, ungkap Lin Jian, konsisten dan jelas yaitu dengan mengutamakan dialog dan negosiasi sebagai satu-satunya jalan keluar yang layak dari krisis Ukraina.
"China , sejak awal, telah memegang posisi yang objektif dan adil serta mendorong perundingan perdamaian," tambah Lin Jian.
Lin Jian juga menyebutkan bahwa China dengan tegas menentang pihak terkait yang mengarahkan masalah ini kepada China dan menyalahgunakan sanksi sepihak yang tidak sah serta yurisdiksi jangka panjang terhadap negara tersebut.
"Jika hak dan kepentingan sah China dirugikan, China akan dengan tegas mengambil tindakan balasan untuk melindungi kedaulatan, keamanan, dan kepentingan pembangunan kami," kata Lin Jian.
Dalam unggahannya, Trump mengatakan bahwa komitmen NATO untuk menghadapi Moskow "jauh di bawah 100 persen," dan menggambarkan pembelian minyak Rusia yang terus menerus dilakukan oleh "beberapa pihak" sebagai hal yang "mengejutkan."
"Ini bukan PERANG TRUMP [ini tidak akan pernah dimulai jika saya Presiden!], ini PERANG Biden dan Zelenskyy. Saya di sini hanya untuk membantu menghentikannya, dan menyelamatkan ribuan warga Rusia dan Ukraina," tulis Trump.
Trump sebelumnya mengancam sanksi sekunder terhadap negara-negara yang membeli minyak Rusia jika tidak ada kemajuan untuk mengakhiri perang di Ukraina yang telah berlangsung sejak 2022. Dia telah mengenakan tarif tambahan sebesar 25 persen untuk barang-barang India, dengan alasan impor minyak Rusia yang terus berlanjut.
Negara-negara G7 dan Uni Eropa memutuskan hubungan dagang dan memberlakukan batas harga minyak Rusia, dan sebagai tanggapan, Rusia meningkatkan penjualan minyak ke negara-negara seperti China dan India. Uni Eropa yang beranggotakan 27 negara tersebut telah berjanji untuk menghentikan semua impor bahan bakar fosil Rusia pada 2028.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Puluhan Ribu Warga Turki Turun ke Jalan, Tuntut Erdogan Mundur
- Hidup Jadi Tenang di 9 Negara yang Tak Punya Utang
- Menkeu Purbaya Jamin Bunga Ringan untuk Pinjaman Kopdes ke Himbara
- Ini Duduk Perkara Temuan BPK Soal Proyek Tol CMNP yang Menyeret Anak Jusuf Hamka
- PT PMT Disegel KLH, Diduga Sumber Cemaran Zat Radioaktif
Advertisement
Advertisement

Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Kematian Mahasiswa Unnes saat Demo di Semarang Sedang Diinvestigasi
- 7 Jenazah Korban Kecelakaan Bus RS Bina Sehat Dimakamkan di Jember
- Daftar 10 Negara yang Menolak Palestina Merdeka
- Polisi Selidiki Penyebab Kecelakaan Maut Bus Rombongan Rumah Sakit Bina Sehat
- Polisi Peru Tangkap Komplotan Pembunuh Diplomat Indonesia Zetro Purba
- Wasekjen PDIP Yoseph Aryo Dipanggil KPK Sebagai Saksi Kasus DJKA
- Hubungan Venezuela-AS Memanas, Ini Penyebabnya
Advertisement
Advertisement