Advertisement
Ada 153.074 Kasus PHK di AS, Dipicu Adopsi AI dan Efisiensi
Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) - ilustrasi - Freepik
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) kembali mengguncang Amerika Serikat (AS) pada Oktober 2025. Total PHK pada bulan tersebut mencapai 153.074 kasus, atau hampir tiga kali lipat dibandingkan periode yang sama tahun lalu, menurut laporan firma konsultan ketenagakerjaan Challenger, Gray & Christmas Inc.
Adopsi cepat kecerdasan buatan (AI) yang mengubah pola bisnis dan dorongan efisiensi biaya disebut menjadi faktor utama yang mendorong banyak perusahaan memangkas tenaga kerja dalam jumlah besar. Angka 153.074 kasus ini menjadi rekor tertinggi untuk bulan Oktober sejak 2003.
Advertisement
Sektor teknologi dan pergudangan menjadi penyumbang terbesar dalam lonjakan PHK tersebut.
Andy Challenger, Chief Revenue Officer Challenger, Gray & Christmas Inc., menjelaskan bahwa PHK ini merupakan kombinasi dari penyesuaian pasar kerja dan efisiensi teknologi.
BACA JUGA
"Banyak industri kini melakukan penyesuaian setelah lonjakan perekrutan besar-besaran selama pandemi. Namun, adopsi AI, penurunan belanja konsumen dan korporasi, serta kenaikan biaya operasional turut mempercepat langkah efisiensi," ujar Andy Challenger, dikutip dari Bloomberg, Minggu (9/11/2025).
Ia menambahkan, mereka yang kehilangan pekerjaan kali ini menghadapi tantangan lebih berat untuk segera mendapatkan pekerjaan baru, yang berpotensi memperlonggar pasar tenaga kerja AS lebih jauh.
Kondisi pasar kerja AS menunjukkan tanda-tanda pelemahan di berbagai sektor. Sepanjang tahun berjalan, total PHK telah menembus 1 juta kasus, tertinggi sejak masa pandemi.
Tren pelemahan ini diperkuat oleh data rencana perekrutan yang menurun ke level terendah sejak 2011. Bahkan, perekrutan musiman hingga Oktober tercatat paling sedikit sejak pemantauan dimulai pada 2012.
"Masih ada peluang perbaikan pada akhir tahun jika suku bunga turun dan pasar tenaga kerja membaik pada November," kata Challenger.
Namun, Challenger mengaku tidak bisa memperkirakan lonjakan besar dalam perekrutan musiman 2025.
Dalam beberapa pekan terakhir, sejumlah perusahaan besar mengumumkan restrukturisasi signifikan.
Amazon.com Inc. memangkas 14.000 posisi setelah CEO-nya mengadopsi AI. Target Corp. mengurangi 1.800 posisi atau sekitar 8 persen tenaga kantoran, sedangkan Paramount Skydance Corp. menghapus 1.000 posisi.
Langkah sama diambil Starbucks Corp., Delta Air Lines Inc., CarMax Inc., Rivian Automotive Inc., dan Molson Coors Beverage Co., yang memangkas sekitar 9 persen tenaga kerja tetap. United Parcel Service Inc. (UPS) bahkan mengurangi 34.000 pekerja operasional. Pemangkasan itu mencakup pengemudi dan petugas penanganan paket sekitar 70 persen lebih banyak dari perkiraan sebelumnya.
UPS menyebut peningkatan otomasi dan sistem logistik berbasis AI sebagai faktor utama efisiensi tersebut.
Sementara Data ADP Research menunjukkan peningkatan 42.000 pekerja pada Oktober, menandakan stabilisasi setelah dua bulan penurunan berturut-turut. Sementara Revelio Labs mencatat total lapangan kerja AS berkurang sekitar 9.000 posisi, dengan penurunan terbesar di sektor pemerintahan dan kenaikan di bidang pendidikan serta layanan kesehatan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
5 Air Terjun Terindah dari Jawa hingga Sumatra, Pesonanya Bikin Takjub
Advertisement
Berita Populer
- Kronologi Lengkap Ledakan di Masjid SMAN 72 Jakarta, Lukai 54 Orang
- Pulihkan Hubungan dengan Israel, Kazakhstan Dikecam Hamas
- Resmi Dilantik, FKPTT Perjuangkan Kesejahteraan Warga Eks Timor Timur
- 126 Ribu Buruh Tekstil hingga Sepatu Terkena PHK dalam 3 Tahun
- 635 Ribu Unit Mobil Terjual Periode Januari-Oktober 2025
- Man City vs Liverpool, Pep: Rival Terberat Kami Era Jurgen Klopp
- Persis Solo vs PSIM Yogyakarta, Begini Respons Van Gastel
Advertisement
Advertisement




