Advertisement
Penjelasan Pakar Terkait Penyebab Kerusuhan di Sejumlah Kota

Advertisement
Harianjogja.com, SOLO—Sosiolog Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Drajat Tri Kartono, menyebut kerusuhan yang terjadi beberapa hari terakhir di sejumlah kota di Tanah Air merupakan percampuran dari demonstrasi dengan kemarahan massa.
"Ini dicampur begitu kuat, disebabkan karena perpaduan antara ketidakadilan atau ketimpangan yang sangat tinggi antara perlakuan-perlakuan pemerintah terhadap rakyat yang sudah mengalami tekanan ekonomi yang sulit," katanya dilansir Espos, Rabu (3/9/2025).
Advertisement
Drajat mencontohkan banyaknya pemutusan hubungan kerja (PHK), harga yang tidak stabil, juga kebijakan pajak yang mencekik. Selain itu, gejolak masyarakat ketika Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) di Pati dinaikkan sangat tinggi beberapa pekan yang lalu.
BACA JUGA: Temuan 5 Jenazah Satu Liang di Indramayu Diduga Korban Pembunuhan
"PHK banyak, harga tidak stabil, ditambah dengan pajak dari negara kayak kasus Pati naik tinggi. Juga ancaman-ancaman dari negara yang mengatakan tanah akan dirampas negara dan sebagainya, itu menimbulkan ruang untuk masyarakat mempertanyakan kepada negara apa sebenarnya yang terjadi," katanya.
Situasi itu disulut atau berubah menjadi amarah massa ketika polisi melakukan tindakan melindas driver Ojol hingga meninggal. Sehingga muncul gerakan solidaritas yang berakibat pada amarah massa, karena tidak dengan segera ditanggapi oleh pemerintah, DPR, dan polisi.
"Mestinya ditanggapi segera, tunjangan DPR yang berlebihan, kemudian negara yang menjamin pajak anggota DPR, sementara masyarakat ditekan. Itu seharusnya cepat direspons sebelum jadi pusaran besar. Tapi ini telanjur tersulut, sehingga yang diperlukan tindakan-tindakan untuk mengembalikan ke new normal," ujarnya.
Ihwal pengembalian situasi ke new normal menurut Drajat dengan diawali permintaan maaf dari pemerintah, DPR dan polisi. elain itu para pejabat sebaiknya tidak perlu membela diri dan harus segeramemulai membuat gerakan di masyarakat.
Sehingga, nanti bisa dipisahkan antara siapa kelompok yang mau demo, siapa yang marah, siapa yang preman, dan tokoh-tokoh agama yang memulai massa besar, memulai menyuarakan pentingnya melindungi bangsa ini, dan mereduksi tensi kemarahan yang ada.
"Yang paling penting harus bisa memisahkan massa yang marah karena ketidakadilan, massa yang mencari peluang untuk menjarah dll. Ini memang isunya adalah isu kelas atas, kelas kaya yang berlimpah, dengan masyarakat tidak mampu, di tengah-tengah disisipi kelompok yang melakukan aksi penjarahan dan perusakan yang tidak dikehendaki," urai dia.
Seperti dilansir Antara, Bangsa Indonesia menyaksikan rangkaian aksi demonstrasi yang melibatkan berbagai elemen masyarakat sejak 25 Agustus 2025. Aksi yang awalnya meledak di Jakarta ini kemudian meluas ke sejumlah kota besar seperti Surabaya, Bandung, Makassar, Solo, dan Yogyakarta.
BACA JUGA: ODGJ Ditemukan Meninggal di Pinggir Jalan Utara Stadion Maguwoharjo
Pada Senin (25/8/2025), ribuan orang dari berbagai latar belakang memadati kawasan Gedung DPR/MPR RI di Jakarta. Massa demonstran mengusung beberapa tuntutan, di antaranya transparansi dan pemangkasan tunjangan DPR, reformasi etika dan akuntabilitas lembaga legislatif, serta penolakan terhadap sejumlah RUU kontroversial.
Ketegangan meningkat saat aparat menahan massa tambahan di bawah flyover Jalan Gerbang Pemuda, Jakarta Pusat. Bentrokan pun mulai terjadi antara aparat dan demonstran.
Aksi di Jakarta ini terus berlanjut dan melebar ke berbagai titik hingga mengakibatkan penutupan sejumlah ruas jalan dan penghentian operasional transportasi umum di wilayah terdampak. Ratusan pendemo ditahan polisi, sebagian di antaranya adalah anak-anak di bawah umur.
Pada Kamis (28/8/2025) seorang pengemudi ojek online meninggal dunia terlindas kendaraan taktis (rantis) Brimob saat demonstrasi berlangsung. Peristiwa yang terekam kamera warga ini makin menyulut amarah masyarakat. Tuntutan pun mulai terfokus pada investigasi kematian pengemudi ojek online yang bernama Affan Kurniawan tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Diplomasi Singkat di Beijing, Prabowo Bertemu Xi Jin Ping dan Putin
- Kesaksian Warga hingga Kronologi Penemuan Lima Jenazah di Indramayu
- Prabowo Minta Transparan, Live Streaming Sidang Etik Brimob Di-Mute dan Dihapus
- Kasus Penemuan 5 Jenazah dalam Satu Liang di Indramayu, Ini Kata Polisi
- Penjelasan Polisi Terkait Penangkapan Admin Gejayan Memanggil
Advertisement

Berisi Kritik, Mural Karya Seniman Jogja Dirusak Orang Tak Dikenal
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Kunjungan Luar Negeri Komisi I DPR Dibatalkan Seluruhnya
- Immanuel Ebenezer: Saya Mengakui Kesalahan Saya
- Helikopter Hilang di Kalimantan Selatan, Tim SAR Hentikan Pencarian
- Penanganan Kasus Amikom Jogja Diawasi Kompolnas
- La Nina Berpotensi Terjadi Lagi di Indonesia
- Wapres Gibran Sapa Ojol dan Bagi-bagi Sembako di Gondangdia
- PBB Soroti Demo di Indonesia, Ini kata Anis Matta
Advertisement
Advertisement