Advertisement

PM Thailand: Kami Berhak Membalas Serangan Roket Kamboja dengan Aksi Militer Penuh

Newswire
Kamis, 24 Juli 2025 - 22:47 WIB
Abdul Hamied Razak
PM Thailand: Kami Berhak Membalas Serangan Roket Kamboja dengan Aksi Militer Penuh Warga mengungsi di Thailand, menyusul bentrokan di perbatasan dengan Kamboja pada 24 Juli 2025. (Xinhua)

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA—Thailand berhak membalas serangan roket Kamboja dengan aksi militer penuh. Apalagi, serangan Kamboja ke Thailand telah menewaskan 11 warga sipil.

Hal itu dinyatakan oleh Perdana Menteri Thailand yang diberhentikan sementara, Paetongtarn Shinawatra, yang juga Menteri Kebudayaan Thailand, untuk menyikapi ketegangan di perbatasan kedua negara.

Advertisement

BACA JUGA: Thailand Tuding Kamboja Menyerang secara Sporadis, Warga Sipil Jadi Korban

"Kami selalu menghormati protokol internasional, tetapi sekarang Kamboja telah memaksa kami bertindak. Mungkin kami harus mengambil langkah-langkah yang sebelumnya ingin kami hindari," katanya seperti dikutip harian The Nation, Kamis (24/7/2025).

Dia menambahkan, meski pemerintah Thailand masih mengutamakan jalur diplomatik untuk menyelesaikan konflik, negara itu tetap memiliki hak untuk merespons serangan militer secara tegas. "Serangan terhadap warga sipil tak bersalah ini akan dikecam dunia, dan kami akan tetap bersikap tegas dalam meresponsnya," kata dia.

Sebelumnya pada hari yang sama, bentrokan antara pasukan Thailand dan Kamboja kembali pecah di perbatasan, dimulai dengan baku tembak di wilayah sengketa. Kedua pihak sama-sama melaporkan korban jiwa dan luka, termasuk dari warga sipil.

Akibat bentrokan tersebut, otoritas empat provinsi Thailand yang berbatasan langsung dengan Kamboja mengumumkan evakuasi warga dari daerah-daerah rawan, menurut laporan The Nation.

BACA JUGA: Tak Mau Kalah Cepat dari Polri, Kejagung Panggil 6 Produsen di Kasus Beras Oplosan

Ketegangan itu dipicu oleh bentrokan pada 28 Mei lalu antara pasukan Thailand dan Kamboja di zona netral yang masih disengketakan, sesuai Nota Kesepahaman tentang Survei dan Penetapan Batas Darat yang ditandatangani kedua negara.

Zona tersebut merupakan satu dari lima titik perbatasan yang belum terselesaikan. Sejak insiden pada Mei itu, Thailand memperketat pengawasan di titik-titik perlintasan perbatasan, memperpendek jam operasional, dan meningkatkan pengamanan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Advertisement

alt

Kebutuhan Komponen Roda Kereta Api Capai 20 Ribu Unit per Tahun, Pemerintah Upayakan Produksi dalam Negeri

Jogja
| Sabtu, 26 Juli 2025, 05:07 WIB

Advertisement

alt

Dubes RI untuk Kanada Muhsin Syihab Temui Pahlawan Budaya Indonesia

Wisata
| Rabu, 23 Juli 2025, 20:37 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement