Advertisement
Educational Visit 2025 Jadi Sarana Mahasiswa Tambah Wawasan dan Perluas Jaringan Internasional

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Prodi internasional punya kewajiban untuk membekali mahasiswanya agar memiliki wawasan global dan jaringan internasional yang luas. Tuntutan ini harus dipenuhi kampus, agar mahasiswa benar-benar memiliki kompetensi dan mampu berrsaing di ranah global.
Program Studi Internasional, Teknik Industri, FTI UII memiliki program Educational Visit 2025 yang mengajak mahasiswanya berselancar ke luar negeri tidak hanya mempelajari keilmuan semata namun hingga budaya negara tujuan. Terbaru prodi ini mengajak mahasiswanya ke Australia pada 10-15 Juli 2025.
Advertisement
BACA JUGA: Sampah di Gunungkidul Diusulkan Diolah Jadi Keripik Bahan Bakar Pabrik Semen
Dosen Jurusan Teknik Industri Didin Dwi Novianto menjelaskan sejumlah destinasi yang dituju antara lain kunjungan Budaya di Melbourne, Swinburne University of Technology, kemudian di University of Wollongong dan Industri Modern di BlueScope. Salah satu yang menarik bagi mahasiswa yaitu saat di BlueScope sebuah perusahaan industri baja di Australia yang bersedia membocorkan rahasia proses produksi dari awal hingga akhir.
"Setahu saya di Indonesia belum ada perusahaan baja yang bisa diakses dari awal sampai akhir produksi. Tetapi di BlueScope semua bisa diakses sehingga sangat memberikan pencerahan bagi mahasiswa," katanya Jumat (4/7/2025).
Mahasiswa belajar bagaimana industri modern beroperasi dengan memperhatikan keberlanjutan dan tanggung jawab terhadap lingkungan. BlueScope menunjukkan bahwa kemajuan industri dapat berjalan seiring dengan pelestarian planet kita, memberikan contoh nyata bagaimana tanggung jawab korporat diterapkan.
Adapun di University of Wollongong, mahasiswa memperluas wawasan dalam bidang engineering asset management, systems, dan materials engineering. Mereka diberi kesempatan untuk eksplorasi berbagai laboratorium, termasuk laboratorium material, mesin, dan mekatronik. "Ini menambah pengetahuan teknis serta membuka pikiran mereka terhadap kemungkinan pengembangan teknologi di masa depan termasuk melanjutkan striset di kampus ini," kata Winda Nur Cahyo Kaprodi Magister Teknik Industri.
Sekretaris Program Studi Internasional Danang Setiawan menambahkan para mahasiswa juga belajar mengenal sejarah dan warisan budaya Melbourne. Landmark seperti Royal Exhibition Building, Art Museum, Parliament House, dan Fitzroy Gardens menjadi saksi bisu dari kekayaan sejarah yang membentuk identitas Melbourne. "Peserta tidak hanya belajar dari yang terlihat, tetapi juga mendalami cerita dan makna dari setiap tempat yang dikunjungi," ujarnya.
Ia menegaskan Educational Visit ini tidak hanya memperkaya pengalaman akademik tetapi juga membuka peluang karir dan pengembangan diri yang lebih luas. "Ini adalah langkah nyata dalam membentuk mahasiswa menjadi individu berwawasan global yang siap menghadapi tantangan masa depan," ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Ulang Tahun ke-90, Dalai Lama Ingin Hidup hingga 130 Tahun
- Kementerian HAM Menjadi Penjamin Pelaku Persekusi Retret, DPR Bertanya Alasannya
- Kementerian Sosial Pastikan Pembangunan 100 Sekolah Rakyat Dimulai September 2025
- KPK akan Pelajari Dokumen Terkait Kunjungan Istri Menteri UMKM ke Eropa
- Donald Trump Ingin Gelar UFC di Gedung Putih
Advertisement

Jadwal KRL Solo Jogja Hari Ini, Senin (7/7/2025), Naik dari Stasiun Palur, Jebres, Purwosari dan Solo Balapan
Advertisement

Jalur Hiking Merapi di Argobelah Klaten Kian Beragam dengan Panorama Menarik
Advertisement
Berita Populer
- Nurmala Kartini Sjahrir, Adik Luhut yang Diunggulkan jadi Dubes Indonesia di Jepang, Berikut Profilnya
- Sekolah Rakyat Dibangun Mulai September 2025, Dilengkapi Dapur dan Asrama
- 29 Penumpang Belum Ditemukan, Manajemen KMP Tunu Pratama Jaya Minta Maaf
- DPR RI Bentuk Tim Supervisi Penulisan Ulang Sejarah
- Kemensos: Anak Jalanan Jadi Target Utama Ikuti Sekolah Rakyat
- Banjir di DKI Jakarta Rendam 51 RT
- Kementerian PKP Siapkan Rp43,6 Trilun untuk Merenovasi 2 Juta Rumah Tak Layak Huni
Advertisement
Advertisement