Advertisement
Trump Ngotot Tuding Iran Kembangkan Senjata Nuklir Meski Dibantah Komunitas Intelijen

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Presiden AS Donald Trump menyangkal penilaian komunitas intelijennya bahwa Iran tidak mengembangkan senjata nuklir. Dia secara langsung menolak kesaksian yang disumpah oleh direktur intelijen nasionalnya.
"Kalau begitu, komunitas intelijen saya salah. Mengapa komunitas intelijen mengatakan itu?" kata Trump kepada wartawan ketika ditanya tentang posisi resmi AS bahwa Iran saat ini tidak sedang membangun senjata nuklir.
Advertisement
BACA JUGA: Iran Bakal Gugat Direktur IAEA karena Bungkam Soal Serangan Israel ke Fasilitas Nuklir
Ketika wartawan itu menjawab bahwa Tulsi Gabbard, direktur intelijen nasional AS, yang menjelaskan posisi itu, Trump membalas: "Dia salah."
Presiden menanggapi kesaksian terhadap kongres dari Gabbard, yang mengatakan kepada anggota parlemen pada Maret bahwa komunitas intelijen "terus menilai bahwa Iran tidak sedang membangun senjata nuklir, dan Pemimpin Tertinggi (Ayatollah Ali) Khamenei belum mengesahkan program senjata nuklir yang ditangguhkannya pada 2003."
"IC terus memantau dengan saksama jika Teheran memutuskan untuk mengesahkan kembali program senjata nuklirnya," kata Gabbard, menggunakan akronim IC untuk komunitas intelijen AS.
CNN melaporkan secara terpisah pada Selasa (17/6), bahwa intelijen AS tidak yakin Iran saat ini sedang membangun bom nuklir dan memperkirakan akan memakan waktu setidaknya dua hingga tiga tahun untuk memproduksi dan menyebarkannya untuk menargetkan negara pilihannya.
CNN mengutip empat sumber anonim yang mengetahui masalah tersebut. Ketegangan regional telah meningkat sejak 13 Juni, ketika Israel melancarkan serangan udara di beberapa lokasi di Iran, termasuk fasilitas militer dan nuklir, yang mendorong Teheran untuk melancarkan serangan balasan.
Otoritas Israel mengatakan sedikitnya 24 orang telah tewas dan ratusan lainnya terluka sejak saat itu dalam serangan rudal Iran. Iran mengatakan sedikitnya 224 orang telah tewas dan lebih dari seribu orang terluka dalam serangan Israel.
Intelijen AS percaya bahwa serangan Israel mungkin hanya menghambat program nuklir Iran dalam hitungan bulan, kata salah satu pejabat.
CNN mengatakan bahwa meski ada kerusakan signifikan pada lokasi pengayaan di situs Natanz, fasilitas yang dijaga ketat di Fordow pada dasarnya tidak tersentuh oleh serangan Israel.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Mantan CEO GoTo Andre Soelistyo Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Chromebook
- Polisi Kerahkan 1.082 Personel Gabungan Amankan Aksi Unjuk Rasa di Sidang Hasto Kristiyanto
- Mulai 1 Juli 2026, Vietnam Larang Penggunaan Sepeda Motor Berbahan Bakar Fosil di Pusat Kota Hanoi
- Tukin ASN DKI yang Telat di Hari Pertama Sekolah akan Dipotong
- Israel Kembali Bangun Permukiman Ilegal di Tepi Barat, Sebanayk 2.339 Unit
Advertisement

Sekolah Rakyat Belum Akan Dibangun di Gunungkidul, Begini Alasannya
Advertisement
Tren Baru Libur Sekolah ke Jogja Mengarah ke Quality Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Serukan Kampanye Anti-KW Sembari Membina Atlet Muda Bola Voli
- Kasus Brigadir Ade Kurniawan Aniaya Bayi hingga Meninggal Dunia Telah Dilimpahkan ke Pengadilan
- Ketua MPR Muzani Kritik Lembaga Negara Jalankan Program Sendiri-sendiri
- Tim SAR Gabungan Siapkan Pengangkatan KMP Tunu Pratama Jaya dari Dasar Selat Bali
- 80 Ribu Koperasi Merah Putih Bakal Diluncurkan di Klaten pada 21 Juli 2025
- Cek Status BSU Rp600.000, Ini Penyebab Belum Cair ke Rekening
- Pemerintah Klaim Sekolah Rakyat Bebaskan dari Jerat Kemiskinan
Advertisement
Advertisement