Advertisement
Jubir Kepresidenan: Program Cek Kesehatan Gratis Presiden Prabowo Terbesar di Dunia

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Pemerintah mengalokasikan anggaran Rp4,7 triliun atau hampir 300 juta dolar AS untuk mendanai Program Cek Kesehatan Gratis (CKG) yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto.
Juru Bicara Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO), Prita Laura menyebut angka ini sebagai salah satu alokasi dana pemerintah yang terbesar di dunia, demi menghadirkan layanan preventif yang menyentuh seluruh lapisan masyarakat.
Advertisement
"Presiden Prabowo adalah Presiden pertama di Indonesia yang miliki program prioritas dan sangat ambisius dalam mengentaskan penyakit," katanya.
Ia mengatakan Program CKG di Indonesia merupakan salah satu terbesar di dunia, karena menjangkau 280 juta warga Indonesia dalam 5 tahun, dimulai 60 juta orang di tahun pertama.
Besaran anggaran tersebut menunjukkan bahwa program ini bukan sekadar pelayanan dasar, melainkan prioritas kebijakan nasional yang setara dengan program-program besar di sejumlah negara maju. "Program ini memperoleh dukungan alokasi anggaran Rp4,7 triliun atau hampir 300 juta dolar AS," katanya.
Alokasi anggaran tersebut setara dengan anggaran operasional transportasi umum di berbagai negara maju. "Artinya, CKG ini adalah prioritas luar biasa dari pemerintah," ujar Prita.
Ia membandingkan skema CKG Indonesia dengan negara lain. Di Jepang, pemeriksaan kesehatan rutin diwajibkan setiap tahun bagi para pekerja.
Sementara di Inggris, program serupa hanya berlaku bagi warga berusia 40 hingga 74 tahun yang terbatas pada deteksi dini rasio penyakit jantung, stroke, diabetes, dan demensia.
Namun di Indonesia, kata Prita, pemeriksaan kesehatan gratis ini berlaku untuk seluruh warga RI tanpa batasan usia yang mencakup berbagai penyakit seperti mulai dari diabetes, obesitas, hipertensi, hingga masalah gigi dan mulut.
“Kita bahkan lebih progresif. Di Indonesia, CKG terbuka bagi siapa saja, tanpa batas usia atau status pekerjaan. Ini mencerminkan keadilan dan keberpihakan negara terhadap seluruh rakyat,” kata Prita.
Pemerintah juga menekankan bahwa anggaran ini merupakan investasi jangka panjang yang akan mengurangi beban ekonomi negara akibat penyakit tidak menular, seperti gagal ginjal, yang diketahui menyedot lebih Rp2 triliun APBN per tahun dari anggaran Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
“Belum lagi kita menghitung biaya yang timbul dari produktivitas yang hilang akibat kematian dini dan juga kecacatan, dan beban ekonomi keluarga karena beban pengobatan jangka panjang," katanya.
Dengan partisipasi aktif pemerintah daerah dan fasilitas kesehatan tingkat pertama seperti puskesmas, pemerintah optimistis bahwa CKG akan menjadi fondasi penting untuk membangun generasi sehat menuju visi Indonesia Emas 2045.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- KPK Buka Peluang Panggil 4 Mantan Stafsus Nadiem Makarim
- Mantan Wali Kota Semarang, Mbak Ita Dituntut 6 Tahun Penjara
- Polisi Tangkap 11 WNA China yang Gunakan Sebuah Rumah di Cilandak Tempat Penyamaran Polisi Wuhan
- Pemerintah Siapkan Kurikulum Digital untuk Sekolah Rakyat
- JPU KPK Belum Putuskan Soal Banding Hasto Kristiyanto
Advertisement

Mulai Bulan Ini, 2 SD di Gunungkidul Digabung dengan Sekolah Lain Karena Kekurangan Siswa
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Terkait Meninggalnya Arya Daru, Ini Hasil Temuan dari Apsifor
- Begini Sosok Kwik Kian Gie di Mata Anak Bungsunya
- Jumlah Korban Tewas di Jalur Gaza Akibat Serangan Israel Capai 60.000 Orang
- JPU KPK Belum Putuskan Soal Banding Hasto Kristiyanto
- Jangan Salah Pilih, Inilah 5 Aplikasi Kripto yang Terdaftar di OJK
- Lengkap! Ini Penjelasan RSCM Terkait Hasil Autopsi Jenazah Diplomat Muda Asal Jogja
- Polisi Sebut Tidak Ada Sidik Jari dan DNA Orang Lain di Kamar Diplomat Muda Asal Jogja
Advertisement
Advertisement