Advertisement
PBNU Ingin Peran Ulama Masuk dalam Penulisan Sejarah Indonesia

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA— Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menginginkan agar peran ulama dalam memperjuangkan kemerdekaan masuk ke dalam penulisan ulang sejarah Indonesia.
"Kita kepingin penulisan sejarah ini juga memperhatikan perspektif dan peran ulama di dalam perjuangan kemerdekaan di Indonesia dan juga peran ulama di dalam membangun peradaban Indonesia," kata Ketua PBNU KH Ulil Abshar Abdalla ditemui di Jakarta, Rabu.
Advertisement
Gus Ulil, sapaan akrabnya menilai selama ini peran ulama dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia belum banyak tertulis dalam narasi sejarah atau historiografi nasional Indonesia.
Menurut dia, selama ini masih ada perspektif yang dinilai bersifat kolonial di dalam penulisan sejarah bangsa Indonesia.
Oleh karena itu, Gus Ulil mendorong pemerintah dalam upaya penulisan ulang sejarah bangsa.
BACA JUGA: Profil Ayla Naznin Siswa SDIT Luqman Al Hakim, Peraih Nilai ASPD 2025 Tertinggi di Jogja
"Nah, langkah dari Kementerian Kebudayaan untuk menulis sejarah nasional yang berwawasan Indonesia ini kita dukung," tegasnya.
Gus Ulil menyebut penulisan ulang sejarah bangsa juga menjadi sorotan PBNU.
"Jadi, kita mengapresiasi langkah-langkah untuk membuat sejarah nasional yang lebih Indonesia-centered, lebih memperhatikan perspektif nasional atau perspektif Indonesia," ucap Ulil Abshar Abdalla.
Sebelumnya, Menteri Kebudayaan Fadli Zon menekankan penulisan sejarah bangsa merupakan program prioritasnya sejak awal menjabat, karena sudah terlalu lama tidak ada pembaharuan dalam sejarah Indonesia.
Menurut dia, terdapat banyak temuan-temuan yang seharusnya masuk dalam kompendium sejarah Indonesia, salah satunya temuan Islam masuk Indonesia ternyata dari Abad Ke-7 Masehi, atau Abad Ke-1 Hijriah.
"Ini bisa meng-update sejarah kita yang selama ini mengatakan Islam masuk itu Abad Ke-13. Itu beda 600 tahun sendiri. Belum lagi dari sisi zaman perlawanan kita kalau ada kolonial Belanda, kita ingin perspektifnya itu menekankan kepada sejarah perlawanan para pahlawan kita terhadap penjajah. Jadi, bukan hanya sekadar dikatakan kita dijajah 350 tahun, tetapi kita ingin ada justru ditonjolkan Indonesia-centric, perlawanan kita kepada kolonial, kepada penjajah," ucap Fadli Zon.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Menteri Amran: Pemerintah Siapkan Operasi Pasar Besar-Besaran
- KPK Buka Peluang Panggil 4 Mantan Stafsus Nadiem Makarim
- Mantan Wali Kota Semarang, Mbak Ita Dituntut 6 Tahun Penjara
- Polisi Tangkap 11 WNA China yang Gunakan Sebuah Rumah di Cilandak Tempat Penyamaran Polisi Wuhan
- Pemerintah Siapkan Kurikulum Digital untuk Sekolah Rakyat
Advertisement
Jadwal SIM Keliling di Kota Jogja Hari Ini, Kamis 31 Juli 2025
Advertisement

Wujudkan Pariwisata Berbasis Budaya, InJourney dan Kementerian Kebudayaan Sinergi Melakukan Pengelolaan Kompleks Candi Borobudur
Advertisement
Berita Populer
- Jangan Salah Pilih, Inilah 5 Aplikasi Kripto yang Terdaftar di OJK
- Lengkap! Ini Penjelasan RSCM Terkait Hasil Autopsi Jenazah Diplomat Muda Asal Jogja
- Polisi Sebut Tidak Ada Sidik Jari dan DNA Orang Lain di Kamar Diplomat Muda Asal Jogja
- Partai Sayap Kanan Ekstrem Kian Populer di Jepang
- Jadi Korban Penipuan Penyedia MBG, Puluhan Orang Melapor ke Polisi
- Bertemu Ahmad Luthfi, Duta Besar Inggris Jajaki Investasi Pengolahan Sampah hingga Keamanan Siber
- Saksikan Penandatanganan MoU di Lampung, Menteri Nusron Ajak Tokoh Agama Kawal Sertifikasi Tanah Wakaf
Advertisement
Advertisement