Advertisement

PBNU Ingin Peran Ulama Masuk dalam Penulisan Sejarah Indonesia

Newswire
Rabu, 11 Juni 2025 - 19:27 WIB
Ujang Hasanudin
PBNU Ingin Peran Ulama Masuk dalam Penulisan Sejarah Indonesia Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ulil Abshar Abdalla (tengah) dalam forum diskusi di Jakarta, Rabu (11/6/2025). ANTARA/Sean Filo Muhamad - am

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA— Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menginginkan agar peran ulama dalam memperjuangkan kemerdekaan masuk ke dalam penulisan ulang sejarah Indonesia.

"Kita kepingin penulisan sejarah ini juga memperhatikan perspektif dan peran ulama di dalam perjuangan kemerdekaan di Indonesia dan juga peran ulama di dalam membangun peradaban Indonesia," kata Ketua PBNU KH Ulil Abshar Abdalla ditemui di Jakarta, Rabu.

Advertisement

Gus Ulil, sapaan akrabnya menilai selama ini peran ulama dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia belum banyak tertulis dalam narasi sejarah atau historiografi nasional Indonesia.

Menurut dia, selama ini masih ada perspektif yang dinilai bersifat kolonial di dalam penulisan sejarah bangsa Indonesia.

Oleh karena itu, Gus Ulil mendorong pemerintah dalam upaya penulisan ulang sejarah bangsa.

BACA JUGA: Profil Ayla Naznin Siswa SDIT Luqman Al Hakim, Peraih Nilai ASPD 2025 Tertinggi di Jogja

"Nah, langkah dari Kementerian Kebudayaan untuk menulis sejarah nasional yang berwawasan Indonesia ini kita dukung," tegasnya.

Gus Ulil menyebut penulisan ulang sejarah bangsa juga menjadi sorotan PBNU.

"Jadi, kita mengapresiasi langkah-langkah untuk membuat sejarah nasional yang lebih Indonesia-centered, lebih memperhatikan perspektif nasional atau perspektif Indonesia," ucap Ulil Abshar Abdalla.

Sebelumnya, Menteri Kebudayaan Fadli Zon menekankan penulisan sejarah bangsa merupakan program prioritasnya sejak awal menjabat, karena sudah terlalu lama tidak ada pembaharuan dalam sejarah Indonesia.

Menurut dia, terdapat banyak temuan-temuan yang seharusnya masuk dalam kompendium sejarah Indonesia, salah satunya temuan Islam masuk Indonesia ternyata dari Abad Ke-7 Masehi, atau Abad Ke-1 Hijriah.

"Ini bisa meng-update sejarah kita yang selama ini mengatakan Islam masuk itu Abad Ke-13. Itu beda 600 tahun sendiri. Belum lagi dari sisi zaman perlawanan kita kalau ada kolonial Belanda, kita ingin perspektifnya itu menekankan kepada sejarah perlawanan para pahlawan kita terhadap penjajah. Jadi, bukan hanya sekadar dikatakan kita dijajah 350 tahun, tetapi kita ingin ada justru ditonjolkan Indonesia-centric, perlawanan kita kepada kolonial, kepada penjajah," ucap Fadli Zon.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Advertisement

alt

Jadwal KRL Jogja Solo Hari Ini, Jumat 13 Juni 2025, Berangkat dari Stasiun Tugu, Lempuyangan dan Maguwo

Jogja
| Jum'at, 13 Juni 2025, 01:37 WIB

Advertisement

alt

Destinasi Wisata Puncak Sosok Bantul Kini Dilengkapi Balkon KAI

Wisata
| Jum'at, 06 Juni 2025, 16:02 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement