Advertisement
9 Desa di Jateng Jadi Proyek Percontohan Penanggulangan Kemiskinan, Ini Daftarnya

Advertisement
Harianjogja.com, MAGELANG - Sembilan desa di Jawa Tengah (Jateng) menjadi proyek percontohan penanggulangan kemiskinan melalui program graduasi. Demikian disampaikan Wakil Menteri Sosial Agus Jabo Priyono.
"Kenapa pilihannya ke sembilan desa tersebut, karena di situ terbanyak penerima bansos, banyak penerima program keluarga harapan," katanya usai Workshop Desa sejahtera mandiri, pilot project pemberdayaan masyarakat melalui graduasi bantuan sosial di Magelang, Rabu.
Advertisement
Wamensos menambahkan sembilan desa tersebut berada di sembilan kabupaten, yakni Brebes, Banyumas, Kebumen, Pemalang, Wonogiri, Magelang, Wonosobo , Grobogan, dan Kendal.
Ia mengatakan sekarang negara sudah punya data tunggal sosial ekonomi nasional, Inpresnya nomor 4 tahun 2025.
"Dari data tunggal sosial ekonomi nasional itu kita bisa tahu alamat saudara-saudara yang miskin itu di mana dan profilnya seperti apa," katanya.
BACA JUGA: Bupati Temanggung Minta Masyarakat Gunakan Wadah Ramah Lingkungan untuk Daging
Ia menyebutkan, dari jumlah penduduk tersebut bahwa Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah adalah provinsi yang jumlah penduduk miskinnya terbanyak, untuk itu kemudian Kemensos membuat program graduasi (berakhirnya kepesertaan penerima manfaat) dengan pemberdayaan masyarakat.
Pemberdayaan masyarakatnya mulai dari membuat kotak sampah dari enceng gondok bekerja sama dengan pihak swasta, ini sudah mulai berjalan di dua desa, termasuk kemudian intervensi yang dilakukan oleh Kemensos dan Dinas Sosial Jateng.
Ia menuturkan di sembilan desa tersebut Dinas Sosial Jateng juga akan memberikan program intervensi untuk kelompok usaha bersama (Kube) setiap desa itu ada 10 Kube, dan setiap Kube mendapat bantuan Rp20 juta.
"Tentunya Kemensos tidak bisa sendirian, Kemensos harus bekerja sama dengan kementerian yang lain, bekerja sama dengan lembaga-lembaga yang lain termasuk dengan kampus swasta. maka saya keliling kampus juga untuk mengajak mereka di dalam membuat program bersama untuk graduasi kemiskinan," katanya.
Ia menyampaikan untuk yang miskin ekstrem harus selesai di tahun 2026, yang miskin di tahun 2029 harus ada di angka 5 persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Marak Keracunan Menu MBG, Istana Bakal Beri Sanksi SPPG
- Perpres 79/2025 Tak Hanya Mengatur Soal Kenaikan Gaji ASN
- Gempa Magnitudo 6,6 Guncang Nabire, Jaringan Internet Alami Gangguan
- Akreditasi SPPG Perlu Dilakukan untuk Cegah Keracunan
- Modus Korupsi di BPR Bank Jepara Artha, Bermula dari Kredit Macet
Advertisement

Pemkab Siapkan Bonus Rp2,2 Miliar untuk Atlet Berprestasi di Gunungkidul
Advertisement

Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Digugat Tutut Soeharto ke PTUN Jakarta, Ini Kata Menkeu Purbaya
- Heboh Food Tray MBG Mengandung Minyak Babi, Begini Penjelasan RMI-NU
- Revisi Devisit APBN 2026 Disepakati Rp689,1 Triliun
- Dewan Pers: Wartawan Aman dari Jeratan UU ITE jika Patuh Kode Etik
- DPR Soroti Asesmen Awal Program Sekolah Rakyat Kemensos
- KPK Tahan 5 Tersangka Kasus Kredit Usaha BPR Bank Jepara Artha
- Korban Hilang Banjir Bali Terus Dipantau Tim SAR
Advertisement
Advertisement