Advertisement
Potensi Gempa Besar di Provinsi Sumatera Barat Tinggi, Ini Pesan BMKG

Advertisement
Harianjogja.com, PADANG— Masyarakat harus mengetahui dan mengenali potensi ancaman gempa bumi di Provinsi Sumatera Barat (Sumbar).
Kepala Stasiun Geofisika Padang Panjang Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Suaidi Ahadi mengatakan Provinsi Sumbar dilalui oleh lima segmen yaitu Barumun, Angkola, Sianok, Sumani dan Suliti dengan potensi ancaman gempa magnitudo 6 hingga 7,4.
Advertisement
"Kita juga hidup dalam zona tektonik aktif yakni zona Subduksi, Megathrust dan zona Patahan Sumatera," katanya, Jumat (18/4/2025).
BACA JUGA: BMKG: Gempa Magnitudo 7,7 Myanmar Mirip Gempa Kembar di Sumatra Barat
Berdasarkan kajian BMKG masyarakat yang bermukim di wilayah pesisir pantai barat Sumatera seperti Kota Padang, Kota Pariaman, Kabupaten Padang Pariaman, Kabupaten Pesisir Selatan hingga Kabupaten Kepulauan Mentawai, ancaman terbesar yang mesti dimitigasi ialah patahan Megathrust. Aktivitas tektonik ini diperkirakan bisa menciptakan gempa magnitudo 8,9 yang disertai gelombang tsunami.
Sementara, untuk masyarakat di Kota Padang Panjang, Kabupaten Pasaman, Kota Bukittinggi, Kabupaten Solok, Kota Solok dan Kabupaten Solok Selatan dan sekitarnya potensi yang wajib diwaspadai ialah gempa-gempa kembar seperti yang terjadi pada tahun 1926, 1943 dan 2007 akibat aktivitas Sumatera Fault System atau Patahan Semangko.
"Artinya, masyarakat wajib tahu potensi bencana ini dan pemerintah berkewajiban mendampingi dengan cara menyosialisasikan dan membangun kapasitas kesiapan mitigasi masyarakat," kata Suaidi.
BMKG bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) telah melakukan persiapan mitigasi kepada masyarakat salah satunya membangun desa tangguh bencana atau Destana.
Kemudian, Kementerian Sosial juga membangun desa tangguh bencana atau Tagana yang diharapkan memberikan penyadartahuan kepada masyarakat pentingnya menyiapkan diri terhadap potensi ancaman bencana alam.
BMKG bersama pihak terkait lainnya juga menguatkan kapasitas masyarakat pesisir lewat program masyarakat siaga tsunami. Program ini sendiri mengacu pada agenda besar United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (Unesco) dalam memitigasi dampak bencana alam terutama gelombang tsunami.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Demi Redam Ancaman Tarif Trump, Indonesia Hendak Beli Alutsista dari AS?
- Kebakaran Landa 12 Rumah di Gambir, Satu Orang Luka Bakar
- Guru Ngaji di Pondok Pesantren Tulungagung Ditangkap Polisi, Diduga Cabul kepada Santri
- Januari-Awal April 2025, KSPN Catat Ada 23.000 Pekerja Kena PHK
- LG Batal Investasi di Proyek Baterai Nikel RI
Advertisement

Libur Panjang Paskah, 21.400 Penumpang KA Jarak Jauh Tiba di Stasiun Daop 6 Yogyakarta
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Ratusan Tempat Pembuangan Sampah Terbuka di Indonesia Ditutup Paksa Pemerintah
- Guru Ngaji di Pondok Pesantren Tulungagung Ditangkap Polisi, Diduga Cabul kepada Santri
- Potensi Zakat dan Wakap Tinggi, Menang Ingin Bentuk Lembaga Pengelolaan Dana Umat
- Antrean Peti Kemas di Pelabuhan Tanjung Priok Ditarget Selesai pada Minggu
- Ridwan Kamil Resmi Laporkan Lisa Mariana ke Bareskrim
- Kebakaran Landa 12 Rumah di Gambir, Satu Orang Luka Bakar
- Pemerintah Targetkan Kemiskinan Ekstrem Nol Persen pada 2026, Salah Satunya Lewat Sekolah Rakyat
Advertisement