Advertisement
Hari Ini 14 April 2025 Google Rayakan Superposisi Kuantum Google Doodle, Simak Sejarahnya

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Pada hari ini Senin 14 April 2025 Google merayakan Superposisi Kuantum Google Doodle. Melalui perayaan ini Google secara khusus menampilkan ilustrasi pada muka halamannya dengan menggambarkan berbagai konsep penting dalam fisika kuantum.
Mulai dari superposisi dan keterikatan partikel (entanglement), yang menjadi dasar bagi perkembangan teknologi kuantum. Diolah dari berbagai sumber, superposisi kuantum dalam konteks Google Doodle hari ini 14 April 2025 merujuk pada konsep dari mekanika kuantum. Merupakan cabang fisika yang mempelajari perilaku partikel sangat kecil seperti elektron dan foton.
Advertisement
BACA JUGA: Gerald Jerry Lawson Jadi Google Doodle Hari Ini, Siapa Dia?
Superposisi kuantum merupakan suatu partikel bisa berada dalam lebih dari satu keadaan secara bersamaan sampai ia diukur. Contoh yang paling terkenal adalah kucing Schrodinger: seekor kucing dalam sebuah kotak bisa dianggap hidup dan mati sekaligus (dalam keadaan superposisi) sampai kita membuka kotaknya dan melihat.
Kalau Google bikin Doodle soal superposisi kuantum, biasanya tujuannya untuk memperingati ilmuwan yang berjasa di bidang ini, atau memperkenalkan konsep tersebut ke masyarakat umum dengan cara visual yang menarik dan mudah dimengerti.
Tanggal 14 April diperingati sebagai Hari Kuantum Sedunia untuk mengenang penemuan penting dari Albert Einstein, yaitu efek fotolistrik.
Konsep superposisi muncul dari perkembangan mekanika kuantum di awal abad ke-20, ketika ilmuwan mulai menyadari bahwa hukum fisika klasik (seperti Newton) tidak bisa menjelaskan perilaku partikel kecil.
Max Planck (1900) mengusulkan bahwa energi tidak kontinu, tapi terkuantisasi (diskret). Hal ini jadi fondasi awal teori kuantum. Kemudian Albert Einstein (1905) menjelaskan efek fotolistrik bahwa cahaya bisa bertindak seperti partikel (foton). Selanjutnya teori ini mendukung gagasan bahwa partikel bisa punya sifat gelombang.
BACA JUGA: Google Doodle Hari Ini (29/1/2024) Tampilkan Pemeran Mak Nyak si Doel, Ini Alasannya
Louis de Broglie (1924) mengusulkan bahwa semua partikel punya sifat gelombang, bukan cuma cahaya. Ini membuka jalan bagi superposisi: gelombang bisa saling tumpang tindih. Erwin Schrödinger (1926) membuat persamaan Schrödinger, dasar mekanika kuantum. Solusinya adalah fungsi gelombang: menunjukkan probabilitas suatu partikel berada di berbagai tempat sekaligus. Fungsi gelombang inilah yang bisa berada dalam superposisi dari berbagai keadaan.
Prinsip Superposisi menyatakan bahwa jika ada dua kemungkinan keadaan (misalnya, posisi A dan posisi B), maka partikel bisa berada di gabungan keduanya (superposisi). Contohnya: elektron bisa berada di dua orbit sekaligus sampai diamati.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Enam Produsen Beras Ini Dipanggil Kejagung Terkait Beras Oplosan
- Polisi Sebut Diplomat asal Jogja Sempat Ada di Lantai 12 Gedung Kemlu
- Jadi Tersangka Korupsi PIP, 3 Pegawai SMAN 7 Kota Cirebon Dinonaktifkan
- Pesawat Penumpang di Rusia Terjatuh dan Terbakar
- 1 Orang Tewas dan 10 Lainnya Terluka Dampak Konflik Bersenjata di Perbatasan Thailand-Kamboja
Advertisement

Peringati Hari Anak Nasional 2025, RSUD Prambanan Resmikan Ruang Tunggu dan Ruang Bermain Anak
Advertisement

Dubes RI untuk Kanada Muhsin Syihab Temui Pahlawan Budaya Indonesia
Advertisement
Berita Populer
- Kejagung Resmi Ajukan Banding atas Vonis Tom Lembong, Ini Alasannya
- Update Kasus Pemerasan Agen TKA, KPK Sita Harley Davidson Eks Stafsus Menaker Ida Fauziyah
- Dukung Digitalisasi Finansial Umat, Danamon Syariah Kolaborasi dengan PP Muhammadiyah
- Singgung Kedekatan dengan Gus Dur, Prabowo Mengaku Nyaman di Tengah-tengah PKB
- Pohuwato Gorontalo Diguncang Gempa Mag 6,3, Ini Penjelasan BMKG
- Diumumkan KPK Harta Presiden Prabowo Rp2 Triliun, Ini Rinciannya
- Pusat Studi ASEAN UGM Ingatkan Pemerintah Berhati-hati pada Permintaan Satria Kumbara
Advertisement
Advertisement