Advertisement
Dokter Ingatkan Soal Perubahan Pola Penyakit Perlu Pendekatan Hulu dan Hilir

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Perlu ada pendekatan hulu yang melibatkan lingkungan dan perilaku serta pendekatan hilir terhadap perubahan pola penyakit yang diakibatkan pemanasan global.
Hal ini diungkapkan dokter spesialis penyakit dalam konsultan penyakit tropik infeksi dari Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto Jakarta Soroy Lardo.
Advertisement
"Perubahan pola penyakit diakibatkan global warming memerlukan dua pendekatan yaitu pendekatan hulu yang melibatkan lingkungan dan perilaku dan pendekatan hilir yang melibatkan pelayanan dan penatalaksanaan komprehensif," kata Soroy dalam keterangan tertulis belum lama ini.
Dokter yang menamatkan studi di Universitas Gajah Mada ini mengatakan virus Mpox adalah salah satu contoh perubahan pola penyakit akibat dinamika kehidupan yang bergerak di antara patofisiologi interaksi manusia dan adanya patogenitas penyakit, sehingga diperlukan adaptasi dan upaya mengendalikan perilaku terhadap lingkungan.
BACA JUGA: Jalur Lengkap Trans Jogja, Angkutan Keliling Kota Jogja
Komunikasi Publik Kesehatan untuk menyampaikan perkembangan penyakit infeksi seperti Mpox yang menjadi perhatian beberapa waktu terakhir, menjadi porsi utama di masa depan, mengingat pola pikir masyarakat terhadap Pandemi yang bersifat klinis dan komunitas (transboundary diseases) serta multisektor belum usai.
"Mpox layaknya seperti infeksi virus lainnya merupakan suatu patogen yang sampai saat ini memiliki varian dinamik sangat luas, dari sifat yang sembuh sendiri (self limited) sampai dengan kondisi berat, bahkan dengan kerentanan tertentu dapat menimbulkan kematian," katanya.
Soroy mengatakan dalam menghadapi perubahan penyakit dan infeksi virus seperti Mpox, perlu dilakukan perawatan diri dan pencegahan untuk membantu meredakan gejala dan mencegah penularan.
Selain itu, penentuan faktor risiko dalam memprediksi diagnosis awal menentukan penilaian progresif penyakit dan tindakan terapeutik yang dibutuhkan.
Soroy menjelaskan salah satu pencegahan awal terhadap penyakit infeksi adalah tetap di rumah atau di kamar yang berventilasi baik jika memungkinkan, cuci tangan sesering mungkin dengan sabun dan air atau pembersih tangan, terutama sebelum atau setelah menyentuh luka.
"Kenakan masker dan tutupi luka saat berada di sekitar orang lain hingga ruam Anda sembuh, jaga agar kulit tetap kering dan tidak tertutup (kecuali jika berada di ruangan yang sama dengan orang lain)," jelasnya.
Sementara hal yang tidak boleh dilakukan ketika seseorang sedang menderita luka infeksi di antaranya jangan memecahkan lepuh atau menggaruk luka yang dapat memperlambat penyembuhan, menyebarkan ruam ke bagian tubuh lain, dan menyebabkan luka terinfeksi, atau mencukur area yang terdapat luka.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Ulang Tahun ke-90, Dalai Lama Ingin Hidup hingga 130 Tahun
- Kementerian HAM Menjadi Penjamin Pelaku Persekusi Retret, DPR Bertanya Alasannya
- Kementerian Sosial Pastikan Pembangunan 100 Sekolah Rakyat Dimulai September 2025
- KPK akan Pelajari Dokumen Terkait Kunjungan Istri Menteri UMKM ke Eropa
- Donald Trump Ingin Gelar UFC di Gedung Putih
Advertisement

Catat! Ini Kalender Event di Jogja Selama Juli 2025, Bantul Creative Expo, Jogja VW Festival, Jogja International Kite Festival, Tour de Merapi
Advertisement

Jalur Hiking Merapi di Argobelah Klaten Kian Beragam dengan Panorama Menarik
Advertisement
Berita Populer
- Nurmala Kartini Sjahrir, Adik Luhut yang Diunggulkan jadi Dubes Indonesia di Jepang, Berikut Profilnya
- Sekolah Rakyat Dibangun Mulai September 2025, Dilengkapi Dapur dan Asrama
- 29 Penumpang Belum Ditemukan, Manajemen KMP Tunu Pratama Jaya Minta Maaf
- DPR RI Bentuk Tim Supervisi Penulisan Ulang Sejarah
- Kemensos: Anak Jalanan Jadi Target Utama Ikuti Sekolah Rakyat
- Banjir di DKI Jakarta Rendam 51 RT
- Kementerian PKP Siapkan Rp43,6 Trilun untuk Merenovasi 2 Juta Rumah Tak Layak Huni
Advertisement
Advertisement