Advertisement
Ancaman Perang Dunia Tiga dari Bom Nuklir

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Tepat 79 tahun lalu, keberhasilan uji coba bom nuklir mengubah lanskap peperangan di dunia. Kini nuklir menjadi kekuatan besar suatu negara.
Uji coba bom nuklir pertama kali berlangsung sekitar Juli 1945. Kala itu, Amerika Serikat sedang dalam masa perang. Salah satu lawannya adalah raksasa Asia, Jepang. Keberhasilan uji coba bom nuklir menjadikan Jepang ‘korban’ pertama ledakan berkekuatan maha besar tersebut.
Advertisement
Tidak lama setelah pengeboman Jepang, tepatnya di Hiroshima pada 6 Agustus 1945, kekuatan militer dunia langsung berubah. Bom kedua yang menimpa Nagasaki semakin membuat Jepang menyerah. Setelahnya, Amerika Serikat menjadi salah satu negara paling berkuasa di dunia.
BACA JUGA : Gempa Magnitudo 7,1 Guncang Jepang, Picu Peringatan Tsunami
Nuklir yang menjadi andalan perang semakin berkembang. Kini setidaknya ada sembilan negara yang memiliki bom nuklir. Saat negara pemilik bom nuklir sedang berkonflik, ancaman Perang Dunia ke-3 seakan semakin dekat. Seperti belum lama ini, Rusia yang berkonflik dengan Ukraina mengancam akan menggunakan bom nuklir apabila negara lain terlibat.
Berbagai negara di Eropa kini mulai mempersiapkan diri lewat militernya masing-masing. Misalnya Jerman, Anggota Parlemen dari Partai Liberal FDP dan Ketua Komite Pertahanan di Bundestag, Marie-Agnes Strack-Zimmermann, mendesak pemerintahnya untuk mengaktifkan 900.000 pasukan cadangan.
Strack-Zimmermann meyakini Rusia sudah mulai mengincar negara Eropa, termasuk Jerman. "Putin sedang mempersiapkan rakyatnya untuk perang dan menempatkan mereka dalam posisi melawan Barat. Oleh karena itu, kita harus mampu mempertahankan diri secepat mungkin," katanya, awal Juni 2024 lalu. "Jika kita dapat merekrut setengah dari mereka dengan keahlian yang sesuai sebagai pasukan cadangan, itu akan menjadi aset yang luar biasa."
Strack-Zimmermann mengatakan negaranya memiliki sekitar 900.000 pasukan cadangan, meskipun Angkatan Bersenjata Jerman, Bundeswehr, belum mendaftarkan tentara yang pensiun dari dinas aktif selama beberapa dekade.
Sementara itu, Rusia disebut telah mengancam akan melenyapkan senjata nuklir Inggris dalam sehari. Klaim ini disampaikan seorang pakar militer dari Moskow, Yuri Baranchik. Dia merinci strategi Rusia dalam dokumen 'Operasi Tak Terpikirkan'. "Dalam satu hari kami melaksanakan Operasi Tak Terpikirkan. Kami melenyapkan potensi nuklir Inggris dan Prancis," katanya.
Strategi ini memiliki dua tujuan. Rusia akan merampas status militer-geopolitik Eropa dan mengurangi jumlah kekuatan nuklir di dunia dari sembilan menjadi tujuh negara. Rezim Putin juga dilaporkan berinvestasi pada tempat perlindungan nuklir bergerak senilai 330.000 pound (Rp6,8 miliar) untuk kota-kota besar, yang dirancang untuk melindungi individu-individu penting jika terjadi perang yang dahsyat.
SDM Nuklir
Sumber daya manusia (SDM) di Indonesia sudah cukup mumpuni untuk mengembangkan nuklir. Pengembangan nuklir tidak hanya merujuk pada pembuatan bom, namun bisa untuk pembangkit listrik.
Hal ini disampaikan oleh Anggota Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Tri Mumpuni. Belum lama ini, BRIN bersama Universitas Diponegoro Semarang menggagas riset tentang potensi pengembangan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) di Indonesia. Dibandingkan tiga dekade lalu, SDM Indonesia sudah semakin mumpuni membangun PLTN.
"Belum ada wacana pembangunan (PLTN), tapi ini sebuah diskursus baru yang selayaknya masyarakat Indonesia mulai aware bahwa kita perlu teknologi untuk bertahan," kata Tri di Semarang, Senin (29/7/2024).
Pada 2060 Indonesia berkomitmen untuk mencapai target net zero emission atau emisi nol bersih. "Itu artinya kita perlu teknologi bersih. Apa yang mau dipakai kalau total semua jumlah energi terbarukan tidak mampu mencukupi kebutuhan kita di 2060?" katanya.
BACA JUGA : Bukan Pembatasan Pertalite, Pemerintah Justru Siapkan BBM Baru pada 17 Agustus
Tri mengatakan permasalahan tersebut perlu disikapi secara realistis. Sudah selayaknya nuklir menjadi sesuatu yang dibicarakan sebagai solusi. Terlebih saat ini teknologi nuklir sudah lebih maju dibandingkan sebelumnya. "Dulu kan [nuklir] dianggap tabu, saya termasuk menentang [rencana pembangunan PLTN Muria] tahun 1991. Karena saya melihat belum ada teknologi yang seaman teknologi sekarang," katanya.
Sekarang sudah banyak SDM Indonesia yang menimba ilmu tentang reaktor nuklir di luar negeri. Menjadi sebuah kerugian apabila ilmunya tidak dimanfaatkan. "Sayang sekali kalau selama ini, kalau ada teknologi hebat kita hanya jadi penonton. Ujung-ujungnya jadi pasar dan kita sendiri tidak punya kapasitas," kata Tri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Jateng Alami Inflasi 2,2 Persen Juni 2025, Tertinggi Sejak LIma Bulan Terakhir
- Harga Tiket Mendaki Gunung Fuji Jepang Kini Naik Dua Kali Lipat
- Pemerintah Sebut Makan Bergizi Gratis Telah Menjangkau 5,58 Juta Orang
- Pemilu dan Pilkada Diputuskan Diadakan Terpisah, DPR Pertanyakan Posisi Mahkamah Konstitusi
- Terungkap, Mantan Wali Kota Semarang Mbak Ita Melarang Pegawai Bapenda Hindari Panggilan KPK
Advertisement

Pendaftaran Jalur Domisili Wilayah untuk SPMB SMP di Bantul Diklaim Berjalan Lancar
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- Presiden Prabowo Jadi Inspektur Upacara HUT Ke-79 Bhayangkara
- Otoritas Iran Menyebut Korban Meninggal Akibat Serangan Israel Capai 935 Orang
- Hasil Seleksi PPPK Kemenag: 17.154 Dinyatakan Lolos, Ini Link Pemberkasan
- Presiden Prabowo Akan Bertemu Pemerintah Arab Saudi untuk Bahas Pembangunan Kampung Haji di Makkah
- 3 Pejabat Kementerian PU Dinonaktifkan Seusai OTT KPK Terkait Suap Proyek di Sumut
- Nikita Mirzani Diborgol Saat Hadiri Sidang di PN Jaksel
- Baru Sesaat Bebas dari Lapas, Mantan Sekretaris MA Nurhadi Kembali Ditangkap KPK Terkait Pencucian Uang
Advertisement
Advertisement