Advertisement

Harga Beras Meroket Lagi, Ini Penyebabnya

Dwi Rachmawati
Minggu, 04 Agustus 2024 - 14:57 WIB
Sunartono
Harga Beras Meroket Lagi, Ini Penyebabnya Ilustrasi beras di pasar tradisional. / Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA—Harga beras kembali melambung pada paruh kedua 2024 setelah sebelumnya sempat menurun. Perum Bulog pun menjelaskan penyebab tingginya harga beras.

Direktur Bisnis Perum Bulog, Febby Novita, mengatakan, harga beras yang tinggi saat ini terjadi lantaran harga gabah kering panen (GKP) yang mulai merangkak naik. Menurutnya, tingginya harga GKP terjadi di pabrik beras Bulog di sejumlah daerah.

Advertisement

"Karena sekarang gabah kering panen juga tinggi, walaupun ada panen. Saya tidak mau masuk ke ranah produksi, tapi kami punya pabrik beras yang harganya [GKP] lumayan tinggi," kata Febby, Minggu (4/8/2024). 

BACA JUGA : Bantuan Pangan Tahap 3 Mulai Disalurkan untuk Ribuan KK di DIY

Harga gabah yang tinggi saat ini juga dipicu oleh persaingan para penggilingan padi untuk mendapatkan bahan baku. Penawaran harga gabah petani akan semakin mahal saat permintaan lebih banyak dibandingkan ketersediaan.

"Penggilingan padi banyak di seluruh Indonesia ada 150.000 penggilingan padi, dan tentunya mereka mencari bahan baku buat mereka sustain," katanya.

Meskipun Bulog memiliki skema stabilisasi lewat program beras SPHP, tapi dampaknya belum signifikan. Febby menyebut bahwa market share dari cadangan beras pemerintah (CBP) masih di bawah 10%. Oleh karena itu, selain mengandalkan stabilisasi dengan beras SPHP, Bulog juga mengguyur beras komersial ke pasaran dengan harga eceran tertinggi (HET) Rp14.900 per kilogram.

"Kami jamin beras ini kami jual tidak pernah di atas HET, kadang kami cuma pakpok enggak ada untung, yang penting [beras Bulog] hadir di masyarakat supaya dapat harga beras yang terjangkau," ujarnya.

Menyitir Panel Harga Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas), rata-rata harga gabah kering panen (GKP) di tingkat petani secara nasional berada di level Rp6.340 per kilogram. Rata-rata harga gabah tersebut telah berada di atas Harga Pembelian Pemerintah (HPP) yang ditetapkan sebesar Rp6.000 per kilogram.

Adapun, harga GKP tertinggi ada di Sumatra Barat mencapai Rp7.300 per kilogram dan harga terendah di Kalimantan Tengah Rp5.500 per kilogram. Berdasarkan catatan JIBI/Bisnis, Senin (29/7/2024), Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat harga beras pada pekan keempat Juli 2024 tercatat sebesar Rp15.134 per kilogram atau naik 0,78% dibandingkan harga rata-rata pada Juni 2024.

BACA JUGA : Harga Pangan Hari Ini: Berikut Daftar Kenaikan Harga Komoditas Beras hingga Cabai, Kamis 11 Juli 2024

Terdapat 120 wilayah atau 33,33% wilayah mengalami kenaikan harga beras pada pekan keempat Juli 2024. Jumlah tersebut meningkat dibandingkan jumlah wilayah yang mengalami kenaikan harga beras pekan sebelumnya sebanyak 116 kabupaten/kota.

Adapun, hingga 27 Juli 2024, realisasi penyaluran beras SPHP tercatat mencapai 913.030 ton mengalami peningkatan dari penyaluran beras SPHP pada Juni 2024 sebanyak 73.299 ton. Secara terperinci, proporsi realisasi SPHP paling banyak disalurkan lewat pengecer hingga 60,9%, distributor 33,6%, Satgas Pangan 3,9%, dan pemerintah daerah 1,4%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Tanaman Cabai di Galur Terserang Hama, Dinas Pertanian Kulonprogo Lakukan Ini

Kulonprogo
| Senin, 16 September 2024, 21:27 WIB

Advertisement

alt

Kota Jogja Masih Jadi Magnet Wisatawan

Wisata
| Minggu, 08 September 2024, 11:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement