Advertisement
Antisipasi Kekeringan Lahan Pertanian, Pemerintah Galakkan Pompanisasi

Advertisement
Harianjogj.com, JAKARTA—Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menekankan bahwa solusi cepat yang dapat dilakukan oleh kepala daerah di seluruh Indonesia untuk mengatasi pertanian khususnya sawah dari kekeringan adalah dengan optimalisasi pompanisasi.
"Pompanisasi ini ada 50 ribu yang harus kita bagikan ke seluruh Indonesia dan itu ujung tombaknya para kepala daerah di seluruh Indonesia. Kalau 75 ribu terpasang, musim kering berikutnya Insya Allah bisa kita atasi," kata Amran di sela mengikuti rapat pengendalian inflasi daerah bersama Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian dikutip Antara, Senin.
Advertisement
Amran menegaskan bahwa saat ini fokus kerja yang harus dijalankan adalah pompanisasi sebagai solusi cepat mengatasi masalah pangan. Ia menyebutkan bahwa Kementerian Pertanian telah menyiapkan sebanyak 50 ribu unit pompa yang akan dipasang di seluruh sentra produksi pangan.
"Kami memiliki solusi cepat pompanisasi yang jadi nafas kita tiga bulan ke depan," ujar Amran.
Mentan menambahkan saat ini pemerintah telah menargetkan 500 ribu hektare lahan di Pulau Jawa yang akan diairi pompanisasi.
Jika dihitung secara rinci, lanjut Amran, 500 ribu hektare tersebut mampu menghasilkan 2,5 juta ton gabah dengan rata-rata produksi 5 ton perhektare.
"500 ribu ini kalau produksi 5 ton [gabah] artinya kita bisa dapat 2,5 juta ton [setara beras]. Artinya, kita bisa memenuhi produksi ke depan. Karena itu pompanisasi harus kita atasi ke depan," jelasnya.
Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian meminta para kepala daerah di seluruh Indonesia untuk memperkuat program pompanisasi sebagai solusi cepat mengatasi kekeringan panjang yang saat ini dijalankan Kementerian Pertanian.
Menurut Tito, program tersebut merupakan upaya pemerintah dan juga arahan langsung Presiden Jokowi maupun Presiden terpilih Prabowo Subianto dalam meningkatkan produksi dalam negeri di saat dunia dilanda Kekeringan akibat gelombang panas.
Ia menekankan bahwa pompanisasi perlu perhatian dari kepala daerah karena tanpa ada political will atau keinginan kuat bersama, maka kekhawatiran program itu tidak dapat berjalan maksimal.
"Teman-teman kepala dinas nanti didelegasikan lagi agar pompa ini berjalan karena Pak Menteri susah payah dalam mendapatkan anggaran maupun pengadaan pompa-pompa tersebut," ujar Tito.
Tito mengatakan masalah pangan terutama beras adalah masalah yang sangat vital karena berkaitan erat dengan stabilitas politik dan keamanan. Karena itu, mau tidak mau peningkatan produksi harus dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri maupun ekspor.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Jateng Alami Inflasi 2,2 Persen Juni 2025, Tertinggi Sejak LIma Bulan Terakhir
- Harga Tiket Mendaki Gunung Fuji Jepang Kini Naik Dua Kali Lipat
- Pemerintah Sebut Makan Bergizi Gratis Telah Menjangkau 5,58 Juta Orang
- Pemilu dan Pilkada Diputuskan Diadakan Terpisah, DPR Pertanyakan Posisi Mahkamah Konstitusi
- Terungkap, Mantan Wali Kota Semarang Mbak Ita Melarang Pegawai Bapenda Hindari Panggilan KPK
Advertisement

Pelatih PSIM Jogja Van Gastel Soroti Perbedaan Sepak Bola Indonesia dan Belanda, Singgung Pembinaan Usia Dini
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- 3 Pejabat Kementerian PU Dinonaktifkan Seusai OTT KPK Terkait Suap Proyek di Sumut
- Nikita Mirzani Diborgol Saat Hadiri Sidang di PN Jaksel
- Baru Sesaat Bebas dari Lapas, Mantan Sekretaris MA Nurhadi Kembali Ditangkap KPK Terkait Pencucian Uang
- Harga Tiket Mendaki Gunung Fuji Jepang Kini Naik Dua Kali Lipat
- Kapolri Jenderal Sigit Pamer Hasil Panen Raya Jagung 2,5 Juta Ton di HUT Bhayangkara
- Kasasi Harvey Moeis Ditolak Mahkamah Agung, Tetap Dihukum 20 Tahun Penjara
- Jateng Alami Inflasi 2,2 Persen Juni 2025, Tertinggi Sejak LIma Bulan Terakhir
Advertisement
Advertisement